"Baekhyun-ssi?! Kau sudah koma selama tiga tahun, dan hari ini adalah sebuah keajaiban untukkmu. kau akhirnya sadar setelah sekian lama. Kau benar aku adalah Nam Yeri sahabat Seolhyunie dulu. Aku dokter magang disini."
Ucapan dokter itu sama sekali tidak masuk akal bagi Baekhyun. Koma selama tiga tahun? itu benar-benar konyol sekali.
"Koma tiga tahun? Kau pikir aku akan percaya begitu saja. Aku tadi bersama Seolhyun, dan kau bilang ini sudah tiga tahun. Maldo andwe."
"Aku berusaha memberi tahumu sebenarnya, Baekhyun-ssi.Ini semua karena aku seoarang dokter disini. Dan juga soal Seolhyunie, dia- dia sudah meninggal tiga tahun yang lalu akibat kecelakaan itu. Maaf mengatakan hal ini. Tapi, sebaiknya kau terima dengan lapang."
Dada Baekhyun terasa begitu sesak. Jantungnya seperi di renggut paksa dari tempatnya. Kenyataan yang ia dengar dari Yeri seperti tamparan keras. Ini begitu sakit yang ia rasakan. Baru saja ia mendengar Seolhyun mengatakan cinta padanya, dan sekarang Seolhyun telah meninggal.
"Ani! Ini semua bohong. Aku tahu Seolhyun pasti ada di rumah sakit ini. Aku akan mencarinya sendiri!"
Baekhyun melepaskan jepitan alat di jarinya serta jarum infus di tangannya. Semua orang di situ mencegah Baekhyun untuk turun dari ranjangnya, kakinya seakan tak bergerak sedikitpun. Ralat. Hampir tidak bisa.
"Sadarlah, Baekhyun-ah! Tenangkan dirimu, jaebal!" Pinta ayahnya.
"Appa, Ini bohong, kan? Seolhyunie tidak mungkin meninggal, kan? Marrae,eoh? Katakan ini tidak nyata, jaebalyeo Appa. Seolhyunie tidak akan mungkin meninggalkanku. Jaebalyeo Appa. Ini tidak nyata, kan?"
"Maafkan Ayah soal itu, nak. Mianhe."
Ayahnya sangat prihatin dengan kondisi anaknya sekarang. Setelah sekian lama, hari itu juga datang. Hari dimana Baekhyun pasti menanyakan ini ketika sadar.
"Lepaskan aku! Lepaskan! Aku sendiri yang akan mencarinya. Lepaskan aku, Appa, eoh?"
Lagi. Semua orang di situ merasa dada mereka terasa begitu sesak sekali. Ibunya bahkan tidak bisa menahan air mata melihat anaknya seperti kehilangan akalnya.
Terdengar suara langkah berlari menuju ruangan itu. Semuanya menoleh ke arah pintu ketika terbuka, memperlihatkan dua orang pria yang berdiri dengan keringat serta nafasnya yang kelelahan saat berlari ke situ.
"Jongin-ah! Chan-ah! Kalian akhirnya datang juga. Tolong bantu aku keluar dari sini. Aku harus mencari Seolhyunie, eoh? Kemarilah, bantu aku!"
Baik Chanyeol maupun Jongin sama-sama terdiam di tempat mereka berdiri. Perasaan sakit mulai menyerang mereka berdua.
"Hyung....", ucap Jongin dengan lirih.
"Jongin-ah? Kau tahu dimana Seolhyunie, kan? Bisakah kau mengantarku sekarang? Aku ingin tahu keadaannya."
"Aku yang akan mengantarmu, Hyung." Ucap Chanyeol, menahan sesak di dadanya.
"Jinja? Ayo, sekarang antarkan aku pada Seolhyunie! Aku sudah tahu kalian pasti membohongiku tadi. Entah kenapa aku sangat merindukannya sekarang."
"Umh, aku janji. Tapi, tidak sekarang, Hyung."
"Wae?"
"Apa kau bisa berjalan sendiri?"
"Tentu saja. Kau lihat? Tak ada satu pun luka di tubuhku. Gajja, Chan-ah! Aku benar-benar merindukannya."
Isak tangis dalam ruangan sedikit membuat Baekhyun bingung, terutama melihat ibunya.
"Omma? Noe gwincahana? Kenapa menangis?"
"Gwaenchana. Ibu sangat senang melihatmu pulih kembali, nak."
KAMU SEDANG MEMBACA
CAUSE LOVE | COMPLETE | 👏
Fanfiction"Ada hal yang tidak bisa ku bohongi... Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau aku sudah terjatuh dalam pesonamu." _Byun Baekhyun_ "Jika Tuhan memberiku sebuah permintaan... Aku akan meminta kepada Tuhan untuk mengembalikan aku ke waktu diman...