Ketika Masa Lalu Membayangi.

818 70 60
                                    

Haiii... EunNa muncul lagi.
Adakah yang rindu manusia cantik ini? #PDtingkatdewa.
Hahahaaa....
Entah kenapa disini kesledengan EunNa seperti tersalurkan. Bukannya sembuh....ehhh tambah parah iya!

Sedikit curhat boleh?
Gini. Ada seseorang yang menggunakan nama sama dengan akun mensos.q FB. Yaitu "Yoon Eunna". Udah suruh ganti. Tapi dia malah bilang nama itu pemberian sesorang yang tak mungkin dapat ia ganti. Yang aku pikir tu gini. Kenapa ia juga harus pakai marganya YOON. Dibelakangnya kenapa harus EUN. Dan kenapa harus menggunakan tambahan Na!!! Ommo apa nama gua setenar itu...

Inget! Komentar dan Voting kalian menjadi semangatku menulis low...

::: P L A Y :::

.

.

.

"kau baru pulang Bummie..." sebuah suara bas mengintrupsi sosok Kibum yang terlihat baru saja melangkah memasuki ruang keluarga di kediam Kim.

Kibum menoleh cepat ke sumber suara. Disamping kanannya dua sosok berbeda gender terlihat duduk berdampingan di atas sofa panjang. "nde. Tak biasanya appa ada dirumah dijam segini" sahut Kibum pada salah satu sosok bergender namja yang tadi memanggilnya.

"badai salju malam ini diperkirakan sangat lebat. Jadi appa putuskan pulang lebih cepat" ucap sosok namja yang mulai terdapat keriput diwajahnya tapi masih terlihat tampan dan berwibawa diusianya yang sudah menginjak kepala lima.

Kibum tersenyum. Ia melangkah menghampiri dua sosok yang ternyata adalah orang tuanya. "bukankah seharusnya kau sudah pulang tiga jam yang lalu?" tanya sang eomma ketika Kibum sudah duduk si sofa single yang tak jauh darinya.

Untuk sesaat Kibum bingung mencari jawaban yang tepat. Ia mengalihkan pandangan kearah lain, berusaha merangkai kata perkata agar menjadi kalimat meyakinkan. "em- tadi ada uru-san di OSIS yang tak bisa ku tinggalkan eomma..." ucapnya tergagap sambil melepaskan dasi yang sejak pagi bergantung dilehernya.

"oh...," kata nyonya Kim yang sepertinya percaya begitu saja jawaban yang Kibum berikan. "kemarilah eomma ingin memperlihatkan sesuatu padamu" nyonya Kim menyuruh Kibum untuk mendekat kearahnya.

Kibum tak begitu saja menghampiri sang eomma. Ia masih bimbang, akankah kebohongan yang diucapkannya tadi diterima orang duanya atau tidak. "apa itu eomma?" tanya Kibum ketika tanpa sengaja melihat sesuatu seperti buku dipangkuan eommanya.

"kemarilah, kau akan tahu nanti"

Dengan berat hati Kibum menghampiri orang tuanya. Dan begitu dia didekat kedua orang tuanya, sang eomma menggeser sedikit tubuhnya hingga Kibum dapat duduk ditengah-tengah. "apa ini eomma?" tanya Kibum ketika sudah duduk dan melihat jelas sesuatu yang ternyata sebuah album foto.

"album fotomu waktu kecil. Apa kau tak ingin melihat wajahmu saat kau balita?" kata nyonya Kim dengan antusias. Ia dengan semangat menggeser tubuhnya, menghapus jarak dari putra tunggalnya.

"...."

Nyonya Kim membuka lembar perlembar halaman album foto dengan semangat menhgebu. Disertai beberapa celotehan akan kejadian yang membuat kenangan itu mereka abadikan kedalam sebuah foto. "ini saat kau ulang tahun keduamu...kau terlihat begitu menggemaskan changi..." celoteh nyonya Kim pada sebuah foto anak kecil berbaju merah dengan topi berbentuk kerucut dikepala tengah menggosok-gosok pipik gembulnya. Disekeliling anak kecil tersebut terdapat anak lain yang menggunakan baju biru, tanpa ada topi dikepalanya dan tengah tersenyum lebar kearah kamera.

Kau Tak Perduli PadakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang