Chapter 3 - The Slave

586 54 1
                                    

Sungyeol menegakkan kembali tubuhnya setelah terdengar bunyi pintu yang tertutup dan setelah itu ia mendengar suara 'bip' sebagai tanda pintu yang telah terkunci. Tuannya itu mengunci pintunya dari luar seperti biasanya. Ia tidak diperbolehkan keluar dari apartment. Ia hanya menatap nanar pintu didepannya. Setelah itu ia berbalik menuju meja makan kembali untuk merapikan bekas makan mereka.

Sungyeol kemudian membaringkan tubuhnya disofa setelah mengusaikan pekerjaannya. Tak ada yang bisa ia lakukan disini. Selama 3 tahun yang ia lakukan setelah keberangkatan Myungsoo hanyalah merapikan piring bekas makan selebihnya ia hanya tidur-tiduran sampai tertidur atau sesekali ia akan membersihkan ruangan. Ia tidak diizinkan untuk memasuki kamar Myungsoo jadi ia hanya akan membersihkan seluruh ruangan diapartment kecuali kamar Myungsoo.

Sungyeol membuka ponselnya, melihat-lihat ponselnya. Ya ampun, berapa kalipun dirinya membuka ponsel itu tetap saja tidak ada yang berubah. Tetap tak ada aplikasi apapun selain kontak, pesan, kamera, galeri, dan musik. Apalagi? Tidak ada! Karena ponsel itu ada hanya untuk komunikasi antara dirinya dengan Myungsoo. Sungyeol lagi-lagi mendesah pasrah. Sebal sebenarnya. Oh ya ampun, tidak ada yang menarik. Hidupnya membosankan sekali! Sungyeol ingin sekali pergi keluar apartment. Tapi... ya tuhan Sungyeol tidak berani membantah Myungsoo.

Sungyeol mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan apartment Myungsoo. Membosankan. Ratusan kali ia melakukan ini pun tak ada yang berubah. Hanya ada dinding bersih tanpa ada pajangan foto satupun kecuali sebuah jam dinding. Tak ada satupun foto diatas meja. Hanya ada 1 meja disana disudut ruangan, diatasnya ada televisi berukuran besar dan ramping. Ia tak pernah mendapatkan jawaban siapa sebenarnya Myungsoo dan orang yang seperti apa Myungsoo itu. Bahkan Sungyeol tidak tahu berapa usia Myungsoo sekarang. Itu lucu bukan? Sungyeol terlalu takut untuk menanyakan hal itu pada Myungsoo.

Sungyeol sempat merasa penasaran pada Myungsoo, lelaki setampan Myungsoo apakah mempunyai seorang pacar? Selama 3 tahun ia tinggal bersama tak pernah sekalipun Myungsoo membawa pulang seorang wanita atau mungkin laki-laki. Sungyeol juga tidak pernah mendengar atau melihat Myungsoo melakukan percakapan via telepon dengan orang lain selama ini. Atau mungkin Myungsoo melakukannya dikamarnya? Karena Sungyeol tak pernah berkunjung ke lantai 2 kecuali Myungsoo membawanya itupun dengan cara dibopong Myungsoo atau Myungsoo yang menyuruhnya. Sungyeol memijat pangkal hidungnya. Memejamkan kedua matanya. Yah, kalau tak ada yang bisa dilakukannya maka lebih baik ia tidur 'kan?

.

.

Sungyeol membaca setiap poin yang ada dikertas itu. Ada beberapa peraturan serta surat perjanjian yang diberikan tuan Kim padanya. Kim Myungsoo. Laki-laki yang tak dikenalnya yang kini adalah tuannya. Karena laki-laki itu telah membeli Sungyeol dipenjualan budak ilegal kemarin malam.

Sungyeol segera menandatangani surat perjanjian itu dilembar berikutnya. Ia sudah memasrahkan dirinya dibawah perintah tuan Kim sejak malam itu.

Ia segera bangkit untuk mencuci piring bekas sarapannya dan tuan Kim lalu setelah itu ia merapikan meja makan dan segera menemui tuan Kim dikamar besar milik tuan Kim dilantai 2.

Jarum jam menunjukkan pukul 8 malam ketika mereka telah usai makan malam. Sungyeol saat ini tengah mencuci piring bekas makan mereka diwastafel. Sudah 3 malam ini Myungsoo yang selalu memasak makanan.

Sungyeol terlonjak kaget ketika sesosok tubuh besar merengkuhnya dan memeluknya dari belakang. Ia bahkan hampir menjatuhkan piring yang tengah ia sabuni.

"T-tuan..." panggil Sungyeol dengan takut, ia merinding ketika sapuan hangat oleh napas Myungsoo diperpotongan lehernya

"Kau wangi sekali," suara berat itu membuat Sungyeol lemas, kakinya bergetar merasakan sensasi aneh itu

"A-aku se-sedang men-cuci pir-ing, t-tuanh..." beritahu Sungyeol pada tuannya itu

"Myungsoo, panggil aku Myungsoo." ralat Myungsoo berbisik ditelinga Sungyeol nakal

"Nn... A-aku sedang mencu-ci pi-ring, M-Myung-ssoo..." ulang Sungyeol tak kalah gugup

Jika Sungyeol sibuk menguatkan tangannya agar tak menjatuhkan piring dikedua tangannya yang dipenuhi sabun, maka Myungsoo sibuk menyesap dan mengingat lekat-lekat aroma tubuh Sungyeol diotaknya. Padahal nyatanya, aroma yang ada pada tubuh Sungyeol sama dengan aroma tubuhnya karena mereka memakai peralatan mandi yang sama tapi entah kenapa aromanya jadi berbeda ketika ditubuh Sungyeol dan Myungsoo entah sejak kapan menyukainya.

"Aku tahu. Silakan mencuci piring. Aku tak akan mengganggumu." ujar Myungsoo sambil mengecup ringan leher Sungyeol

Apa? Apa yang dikatakan tidak mengganggu? Astaga! Sungyeol mati-matian menyelesaikan tugasnya tanpa melakukan kesalahan ditengah-tengah dirinya yang bergetar. Sungguh, perlakuan Myungsoo benar-benar membuatnya gila.

Hampir setengah jam lebih waktu yang dibutuhkan Sungyeol untuk menyelesaikan pekerjaannya. Mencuci 2 buah mangkuk, 2 buah piring, 2 pasang sumpit, 2 buah sendok, dan sepasang gelas. Sungyeol hampir ingin menyerah, namun ia tak bisa melakukannya atau ia akan mendapat tamparan dari Myungsoo seperti tadi siang akibat memecahkan piring saat sedang mencuci piring.

"Anak pintar." bisik Myungsoo tak kalah menggoda ketika Sungyeol baru saja menyelesaikan pekerjaannya

Tanpa ba bi bu lagi, Myungsoo segera mengangkat tubuh Sungyeol dan membopongnya ala bridal menuju kamar Myungsoo dilantai 2.

Myungsoo membaringkan tubuh Sungyeol diatas ranjang besar miliknya. Ia segera menaiki tubuh Sungyeol dan menindih tubuh Sungyeol. Ia meneliti wajah Sungyeol yang sedang ketakutan dibawahnya tanpa melakukan apapun.

"A-apa ya-yang kau i-inginkan, t-tuan?" tanya Sungyeol takut, nadanya bergetar, wajahnya kaku melihat wajah Myungsoo diatasnya yang tak bisa ia artikan namun membuatnya takut

Tidak. Tidak ada raut marah, kaku apalagi dingin disana, kali ini lebih manusiawi, lembut dan terkesan—nakal. Sungyeol ngeri.

"Melakukan perjanjian. Kau harus membantuku. Ini salah satunya. Layani aku, atau aku akan mengembalikanmu ke penjualan itu." ujar Myungsoo dengan suara beratnya yang hanya baru pertama kali Sungyeol dengar, suara Myungsoo tidak biasanya dan itu membuat Sungyeol semakin was was

"Tapi--Aaakkhh..." ucapan Sungyeol terputus ketika Myungsoo menyerang lehernya, menghisap lehernya bak vampir

Sungyeol menutup kedua matanya, ia terkejut dan hanya bisa menggenggam tangannya erat-erat menahan sensasi aneh itu.

"T-tuan--aakkhh!" Sungyeol terkejut ketika gigi-gigi Myungsoo menancap dikulit lehernya dan menggigitnya kecil dan lembut

"Myungsoo, panggil aku Myungsoo malam ini." titah Myungsoo berbisik ditelinga Sungyeol dengan suara seraknya, "Lakukan dengan baik, atau aku akan mengembalikanmu ke penjualan itu. Arasseo?" bisik Myungsoo lagi

Tanpa harus berpikir 2 kali, Sungyeol langsung mengangguk, "Y-ya." ia sudah tahu apa yang akan terjadi padanya dan apa yang akan dilakukan Myungsoo terhadapnya, malam ini dan diranjang ini. Sungyeol hanya bisa pasrah tanpa bisa menolak.

.

.


pendek? sengaja! soalnya part-part awal cuma berisi monolog aja. karena kan ceritanya mereka bisu #plakk lagiaaan myung gamau ngajak yeol ngobrol, kan authornya jadi sedih dan sersal TT.TT plis jangan bakar author...


vomment vomment...

The Slave and The Lord (END)Where stories live. Discover now