Chapter 20 - The Lord

458 51 26
                                    

Myungsoo memasuki ruangannya. Ia tampak terkejut ketika mendapati seseorang yang lain tengah menduduki kursinya, tapi setelah itu ia hanya mendengus pasrah.

"Apa yang kau lakukan di ruanganku?" tanya Myungsoo sambil berjalan memasuki ruagannya setelah ia menutup pintunya

"Aku rindu padamu, adik manis." Orang itu adalah Sunggyu, kakak kandung Myungsoo

Myungsoo memutar bola matanya malas. Padahal baru beberapa minggu saja tidak bertemu dan kakaknya itu sudah mengatakan rindu. Aish! Klasik sekali. Myungsoo geli mendengarnya.

"Bagaimana? Sudah mengatakan padanya?" tanya Sunggyu mengingatkan

"Apa?"

"Akui saja kalau kau memang menyukainya sejak awal, aku sudah cukup mengenalmu. Kau tahu uang 500 juta won itu tidak sedikit, meskipun kau salah satu penerus Kims Group." Beber Sunggyu dan Myungsoo hanya diam duduk di sofa, sebagian dirinya membenarkan sebagian dirinya lagi... ah entahlah

"Aku..."

"Lalu mau kau apakan dia, heum? Kau sudah menidurinya, setidaknya bertanggung jawablah sebagai laki-laki. Adikku bukan laki-laki brengsek." Tambah Sunggyu lagi

"Hyung..."

"Soo, aku tahu ini bukan pertama kalinya kau menyatakan cinta. Ini tidak sulit, kau sudah kubocorkan kalau anak itu juga menyukaimu bukan hanya sekedar budakmu." Beber Sunggyu lagi mengingatkan Myungsoo akan percakapannya beberapa minggu lalu, "Percayalah, dia tidak akan pernah meninggalkanmu. Kau tidak bisa selamanya mengurungnya seperti itu. Anak itu polos dan hanya ternodai olehmu. Cepatlah bereskan urusanmu jika kau bukan bocah nakal. Kau sudah terlalu tua untuk kupanggil bocah." Ujar Sunggyu lagi sebelum akhirnya bangkit dari duduknya sementara Myungsoo hanya diam meskipun begitu, Sunggyu tahu benar kalau adiknya itu mendengarkan setiap katanya dengan baik

"Baiklah, aku harus kembali kekantor. Sampai jumpa, berikan salamku pada Sungyeol. Jika urusanmu sudah beres, kenalkan pada appa dan eomma." Ujar Sunggyu sebelum keluar dari ruangan Myungsoo dan meninggalkan Myungsoo sendiri didalamnya

Myungsoo memasuki apartmentnya. Jarum jam menujukkan pukul 11.30 malam. Ia pikir Sungyeol juga sudah tidur. Benar saja, anak laki-laki itu sudah berbaring tertidur disofa seperti biasa. Myungsoo kemudian mendekati Sungyeol. Myungsoo berjongkok didekat kepala Sungyeol yang tertidur, ia mengarahkan tangannya untuk mengusap kepala anak itu. Sampai akhirnya anak itu terbangun karenanya.

"Tuan Kim? Anda sudah pulang?" tanya Sungyeol, suaranya serak khas seseorang yang mengantuk

Satu kecupan ringan mendarat dibibir plum Sungyeol membuat Sungyeol membelalakkan kedua matanya.

"Apa kau mencintaiku?" pertanyaan itu meluncur dari mulut Myungsoo

.

.

Myungsoo bangkit dari duduknya. Ia kemudian berjalan keluar dari restoran itu. Ia kemudian melajukan mobilnya, entah kemana. Ia akan mengikuti jalanan didepannya saja.

Myungsoo turun dari mobilnya. Ia tidak tahu mengapa ia kesini, tapi ia tetap memasuki gedung itu. Suara dentuman musik yang keras langsung memenuhi telinga Myungsoo. Meskipun begitu, ia tetap berjalan masuk lebih dalam. Myungsoo kemudian duduk disalah satu kursi didepan meja bartender yang cukup ramai. Dari sini ia dapat melihat orang yang berlalu lalang keluar masuk dan juga dapat melihat keramaian yang tengah mengerubungi panggung diujung ruangan ini.

Myungsoo bisa menebak bahwa dipanggung sana tengah berlangsung penjualan. Yah, penjualan manusia yang akan dijadikan budak. Tentu saja ilegal. Pandangan Myungsoo teralih pada segerombolan orang yang baru saja memasuki club malam. Ah, hanya bertiga saja. Dua orang laki-laki bertubuh besar dan satu bocah dengan seragam lengkap. Myungsoo mengenal seragam itu. 2 tahun lalu ia mendapat kabar bahwa sekolah itu mengganti seragamnya. Seragam itu pernah ia pakai selama 3 tahun beberapa tahun yang lalu. Yah, Myungsoo pernah bersekolah juga di sekolah itu, namun mengenakan seragam yang berbeda.

Fokus Myungsoo kembali teralih pada bocah malang itu. Bocah itu dipapah dan diseret oleh kedua pria bertubuh besar itu. Pakaiannya sudah tampak lusuh. Myungsoo yakin bocah itu pasti diculik, disekap dan disiksa. Astaga, malang sekali. Tapi Myungsoo tidak ingin ikut campur, masalahnya dengan Sungjong saja sudah membuatnya gila dan harus kabur ke tempat ini.

Myungsoo membalikkan tubuhnya ketika seseorang menyapanya. "Hai tampan."

Dilihatnya seorang wanita cantik dan seksi berdiri disampingnya dengan segelas wine. Gelas itu masih penuh dengan wine, tampaknya wanita itu akan memberikan wine itu padanya, yah trik kotor menggoda.

Myungsoo tersenyum, "Hai cantik, bisakah kau menyingkir? Aku sedang tidak bernafsu meladenimu." Ujar Myungsoo datar

Wanita seksi tadi jengkel, sombong sekali laki-laki ini. Hingga ia dengan pura-pura tidak sengaja membuat wine digelasnya tumpah dan mengotori kemeja Myungsoo. Myungsoo refleks bangkit dari duduknya.

"Ah! Maaf, aku tidak sengaja, tuan." Sesalnya sambil berpura-pura membersihkan kemeja Myungsoo

Myungsoo menyingkir, menjauhkan sedikit tubuhnya agar tangan kotor itu tidak menyentuhnya.

"Tidak apa, aku bisa membersihkannya sendiri." Ujar Myungsoo lalu berjalan pergi meninggalkan wanita itu

Myungsoo memasuki kamar mandi sambil mengumpat. Apa-apaan sih dengan harinya. Ia benar-benar jengkel sekarang. Myungsoo kemudian masuk kedalam salah satu bilik kamar mandi untuk membersihkan kemejanya.


Holla~~ oh! it has been a long day~ I just finished my competency exam yesterday. it started at morning and ended. it took 3 hours to did it. now, I just can pray to god hope I'll get the best result and get competen. *prayerforme* XD


okayy... kini aku dan ffku sudah kembali...  apa kalian masih ingat ini? terima kasih kepada kalian yang sudah bersedia menunggu dan membaca ffku. wanjeon gamsahabnida~~


baiklah, tak ingin berpanjang lebar, mohon untuk di vote dan komen..

*spread MY*

The Slave and The Lord (END)Where stories live. Discover now