My Gravity

715 86 10
                                    



kau pikir kita bisa selalu bersama dalam setiap kondisi dan situasi?

itu adalah kata-kata Mino yang ia ucapkan beberapa jam lalu dan tebak apa yang sedang wanita itu pikirkan sekarang?


"Baiklah aku ingin kita akhiri saja hubungan ini."

itu adalah rentetan kalimat yang ia sampaikan sebagai jawabannya.


Seolah melawan gravitasi,

.

.

.

Jisoo menggulung surai hitam dan panjangnya. Menatap kosong ke arah cermin di washtafel kamar mandinya.

Ia kemudian menggeleng. Menepuk-nepuk wajahnya. Kembali ia sadar akan dirinya yang mulai sedikit terhuyung tak memiliki keseimbangan tubuh.

'Oh ayolah, bahkan dia bukan vitamin lagi baginya.'

Setelah selesai membersihkan tubuh, Jisoo menuju dapur untuk membuat sesuatu guna menenangkan sedikit pikirannya. Dapur kecil dengan ukuran satu kali dua meter itu terlihat sedikit berantakan, ada bekas cangkang telur dan tumpahan gula disana. Jisoo lupa kapan terakhir ia membersihkan dapurnya.

Dengan membuang segala ke-enggan-an nya—Ia mulai membersihkan sisa-sisa itu semua.


....

"Sayang, kau tidak membeli telur? Aku tidak melihatnya di lemari es."

Pria berbadan tegap itu membuka lemari es di sudut dapur, dengan membungkukkan tubuhnya karena lemari es itu terlalu pendek baginya.

"Apa kau hanya akan memakan telur?."

"Aku akan memakan apapun yang kau masak untukku." Ucapnya dengan langkah semakin mendekat, lalu bersender dimeja pastry.

Tanpa terasa pipinya mulai bersemu merah.

"Baiklah, ada sosis, beberapa sayuran dan kimchi. Tapi aku tidak tahu akan aku apakan nantinya."

Pria itu hanya asyik memandangi kegiatan wanitanya yang sedang bergelut dengan piring-piring kotor.

tanpa tahu wanita itu menyeringai lalu mencubit hidung mancung pria itu yang berada tepat disampingya. Dengan cekatan ia pun berlari menuju ruang tv yang berhadapan langsung dengan dapur tadi.

"Yak, Kim Jisoo!"

Kemudian terjadilah aksi kejar-kejaran diantara keduanya.


...


"Kau ingin ku buatkan kopi atau susu?."

Pria itu berteriak dari dapur.

"Kau tidak usah berteriak, jarak kita hanya beberapa meter." Ucap sang wanita yang masih fokus dengan laptop nya didepan ruang tv. "...I wanna something soft and sweet." Lanjutnya lagi.

"Ok!."

Beberapa detik kemudian pria itu menghampirinya. Berangsur menaiki sofa dan merebahkannya disana. Ia meletakkan kepalanya dilengan sofa berwarna beige itu.

Wanitanya masih fokus mengetikkan rentetan kalimat di hadapan laptop nya.

merasa belum disadari keberadaannya, ia mengetukkan jarinya dibahu wanitanya. Refleks wanitanya memutar kepala tepat dihadapan wajah nya.

MJ's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang