My Weakness

667 83 7
                                    

゜・🍁゜・ 。 🍂 ゜ ゜・


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Kita berpisah hampir satu bulan yang lalu, dan aku tau itu semua karena keegoisan diriku sendiri."


Jisoo mengambil napas nya yang terasa sedikit tercekat, seolah tak mampu untuk membacakan kata demi kata dari surat elektronik yang ia terima malam ini.


Ya, Jisoo bekerja juga sebagai seorang penyiar radio di sebuah radio kecil di kota Seoul. Tiap Sabtu malam jika ia memiliki waktu ia akan membawakan acara yang berisi kisah-kisah beberapa pendengar setianya untuk berbagi pengalaman. Entah itu cerita tentang cinta, keluarga, teman, pekerjaan. Ia akan memilihnya secara random untuk dibacakan dalam acara radionya di segmen "My Story".


kisah ini. Apa dia sedang menyindirku?


"Hmm... Okay, Mr.Song-sshi.." Jisoo mulai memikirkan dan mencoba untuk menyelami isi cerita yang ia bacakan dari sang pengirim surat. Sebenarnya Jisoo juga bukan seseorang yang berhasil dalam hal bernama percintaan. Tapi ia menyukainya.

"Satu pertanyaanku. Apa kau masih mencintainya?." Seolah pendengar itu sedang mendengarkannya.

"Ku rasa. Iya. Kau jelas-jelas menyesali ketika harus berpisah dengan nya." Terdengar suara tawa renyah diakhir kalimatnya. Seperti biasa Jisoo selalu membawakan acara radio nya dengan sangat lembut tak heran jika banyak pendengar yang selalu menunggu acara ini di Sabtu malam.

"Jika memang iya, maka temuilah ia dan katakan maaf, —aku yakin dia juga sedang menunggumu." Kali ini bibirnya tersenyum simpul.

"Dan jika anda, sudah tidak mencintainya lagi... apa salahnya untuk menemuinya dan meminta maaf padanya. Bukankah suatu hubungan percintaan tidak khusus hanya untuk dua orang dengan perasaan yang sama? Tapi cinta untuk teman, sahabat bisa kau beri juga untuknya yang pernah mengisi separuh rongga hatimu?. Akan sangat menyenangkan jika kalian berpisah dengan satu ketulusan hati melepas perasaan yang membekukan hati kalian."

So do I?

Jisoo menghela napasnya. Oh ayolah dia juga harus melakukannya—seharusnya.

"Baiklah Mr. Song, selamat mencoba..." lagi, senyum simpul menghiasai wajah letihnya.

"Selanjutnya, mari kita dengarkan. Suara musim semi dari hutan bambu Damyang."

Perlahan Jisoo mengeraskan suara rekaman gesekan ranting dan daun-daun bambu yang tertiup oleh angin musim semi di daerah Juknokwon – Damyang Provinsi Jeollanam yang begitu menenangkan.

MJ's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang