My Fear

599 67 28
                                    

"Bhahaha—." Jisoo menutup mulutnya merasa padangan jahat menuju padanya. Wanita itu menahan tawanya agar tidak pecah kembali.


"Kau tertawa?." Mino tak habis pikir.

Jisoo mengedipkan matanya beberapa kali kemudian menggeleng.


"Hentikan, aku tak bisa kau rayu sekarang." Mino membalik tubuhnya menjaga jarak dengan wanitanya.


Jisoo menggeser tubuhnya agar mendekat pada Mino, meraih lengan kekarnya yang kini terasa lebih lemah.

"Hey..." sadar tak ada respons dari Mino, tangan satunya yang bebas kini meraih dagu tegas milik sang kekasih


Tak ada pilihan lain bagi lelaki yang kini sedang dirundung masalah akibat rumor murahan yang beredar di media besar Korea mengenai dirinya yang diberitakan seorang 'Pedofil' hanya karena ia mengikuti akun seorang fotografer yang diduga berkonten pornografi. Perlahan matanya menatap langsung manik indah sang wanita nya yang dia yakini selalu melemahkannya.


Jemari lentik Jisoo kini menangkup wajah Mino dengan lembut, "Kini kau boleh merasa tidak adil, mereka hanya kehabisan berita yang bermutu sehingga menyeretmu untuk menjadi sasarannya. Bukankah kau yang mengajariku bahwa memasuki dunia hiburan akan sangat keras dan kau juga berjanji akan selalu melewatinya, dan juga—kau bukan orang yang mudah jatuh ketika rumor murahan seperti ini menerpamu, kan?."


Wanita itu menatap mata Mino, mencari sedikit ketegaran pada pria itu. Jisoo tersenyum simpul dan mengusap lembut wajah Mino sampai ke tengkuk kala bibir nya menampakkan seulas senyuman. Ia membawa Mino bersandar didadanya mengusap rambut Mino yang terasa kering akibat sering menggunakan bleaching.


Mino dapat mendengar degub jantung Jisoo yang teratur, ia lebih memilih untuk bersandar lebih dalam seperti anak kucing yang mencari kehangatan pada induknya. Lengannya kini beralih pada pinggang kecil Jisoo.


Sedangkan Jisoo masih dengan mengusap tangannya pada kepala Mino, "Jangan berhenti, kau masih memiliki banyak pekerjaan untuk dilakukan." Jisoo menaruh dagunya pada kepala Mino, ia merendahkan sedikit suaranya. "Kau harus ingat kedua orang tua mu, kau adalah cermin untuk adikmu serta bintang untuk keluargamu, kau harus tidur lebih sedikit agar mereka tidur dengan nyenyak. Jangan jadi bodoh, berdirilah dengan kuat, bahkan ketika kau merasa kesepian."


Mino menyernyit dibalik pelukan Jisoo, "Aku seperti pernah mendengarnya."

Jisoo terkekeh kecil namun tak bersuara, "Itu kan, lirik lagumu. Bodoh!."

"Yak, Kim Jisoo..." ucap Mino lemah

Wanita itu kini benar-benar terkekeh, lalu menghujani pria itu dengan kecupan. "Berhentilah menangis diam-diam, kau punya aku. Naikkan lagi tanggung jawabmu."


Mino kini tak kuasa, setegar-tegarnya dia, dia tidak akan pernah merasa kuat jika harus menghadapinya sendiri. Dan kini ia amat bersyukur karena orang-orang disekelilingnya yang selalu mendukungnya.


"Kadang aku berpikir jika aku selalu merasa takut—, takut ketika aku membuka mata aku sudah kehilangan semuanya. Tapi sepertinya aku salah." Mino menghembuskan napasnya, "Aku salah, karena ketakutan terbesarku ialah kehilangan, Kau—." Mino menegakkan kepalanya dan menatap Jisoo. "—Keluargaku, dan orang-orang yang selalu ada untukku." lanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MJ's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang