02

679 49 2
                                    

ANIME MENMA

Perang dunia Shinobi sedang berlangsung, aliansi melawan Uchiha Madara dan Uchiha Obito. Banyak teman-teman Menma yang gugur di medan perang, salah satunya kakak sepupu Hinata yaitu Hyuga Neji yang membuat Menma kehilangan semangatnya. Dia tenggelam dalam kesedihan dan kehilangan semangatnya namun gadis indigo itu a.k.a Hyuga Hinata menampar pipi tan Menma untuk menyadarkannya dari keterpurukannya. Semangatnya pun kembali, namun Uchiha Obito yang mengetahui titik lemah Menma, segera memasang jebakan untuk menangkap Hyuga Hinata.

Setelah mendapat waktu yang tepat, disaat Menma berada jauh dari Hinata, Kabuto salah satu kaki tangan Uchiha Madara menangkap dan mengurung Hinata di tempat terpencil jauh dari jangkauan Menma.

Hilangnya Hinata menjadi episode akhir anime 'MENMA SHIPUDEN' dan penulis ceritanya belum mempublish lanjutan anime tersebut.

* * *

Paginya Naruto bangun pukul 5.00, kebiasaan bangun pagi yang diajarkan kedua orang tuanya membuat Naruto menjadi anak yang disiplin.

Kegiatan setiap pagi seperti berolahraga, mencuci dan membersihkan rumah selalu menjadi awal baru dalam menjalani hari-harinya.

Badan yang tadinya penuh keringat dan bau apek segera terasa segar setelah Naruto melakukan ritual mandinya. Setelahnya, dia pun memasak kemudian sarapan sebelum berangkat ke Ichiraku Restaurant.

* * *

"Yooo Ji-chan" sapa Naruto saat melihat Teuchi si pemilik Restaurant yang sedang membalik tanda 'Open' di pintu masuk.

"Yo Naru-chan, sudah siap bekerja?"

"So pasti Ji-chan, Naru kan pegawai teladan" balasnya sambil memamerkan deretan gigi putihnya.

Teuchi pun menepuk bahu pemuda pirang itu "Bagus, itu baru namanya semangat muda" balas Teuchi juga ikut-ikutan nyengir.

Miku Shion gadis berambut pirang dan bermata lavender, salah satu pelanggan tetap di Restaurant ini setiap hari selalu datang dan duduk di tempat yang sama serta memesan makanan yang sama juga.

"Pagi Naruto-kun" sapa Shion

"Ahh, Shion-san. Selamat pagi. Pesan yang seperti biasa?"

Shion pun mengangguk menjawab pertanyaan Naruto dengan rona merah di kedua pipinya.

Shion merupakan anak dari kepala Polisi Tokyo, dia seumuran dengan Naruto, saat ini dia kuliah di Universitas Tokyo mengambil jurusan Akutansi.

"Ano Naruto-kun, apa hari ini pulang malam?"

"Shift ku berakhir jam 3 sore ini. Ada apa Shion-san?"

"Ano... Bisa gak Naruto-kun menemaniku berbelanja di Tokyo mall? Supir yang biasa menemaniku sedang cuti sakit, aku takut kesepian bila sendiri"

"Ehm.. baiklah, kebetulan aku lagi kosong"

"Terima kasih ya Naruto-kun"

"Ah iya sama-sama. Aku kembali bekerja dulu, banyak pelanggan yang mau dilayani"

"Aahhh iya. Semangat ya"

"Terima kasih Shion-san"

Naruto pun kembali melanjutkan pekerjaannya untuk melayani pengunjung restaurant.

* * *

Waktu yang dinantipun tiba, tepat pukul 3 sore Naruto telah berganti baju dan bersiap menemui Shion yang berjanji bertemu di taman dekat halte bis.

Bangku panjang menjadi salah satu pilihannya untuk menunggu kedatangan Shion. Satu jam pun berlalu namun Shion tak kunjung menampakkan batang hidungnya, akhirnya Naruto memutuskan pulang ke rumah namun sebelum itu dia singgah ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa bahan untuk keperluan dapur.

Tanpa terasa, langit senja mulai digantikan dengan malam. Bulan dan bintang mulai bermunculan di langit, menambah keindahan malam ini.

Naruto berjalan pulang dengan menenteng satu kantong plastik besar bahan-bahan dapur dan tentu saja tak lupa beberapa cup ramen instan.

Jalan hutan yang biasa dilaluinya untuk mencapai rumhnya terlihat terang malam ini, dengan sedikit bersiul-siul dia mulai menapaki jalanan beraspal itu.

Kreeettaaakk

"Ittttaaaiiii"

Terdengar suara seorang gadis, Naruto yang mendengar mulai melihat ke arah sumber suara. Naruto pun mendekat dan mendapati sosok seorang gadis berambut Indigo dan bermata Amethyst terduduk di tanah dengan pakaian aneh.

Dengan perlahan Naruto mendekati gadis itu dan membantunya berdiri.

"Kamu tak apa nona?"

"Arigato telah membantuku"

Tangan mereka masih bertaut, tiba-tiba si gadis mengangkat kepalanya Sapphire dan Amethyst bertemu, tenggelam dalam pandangan yang memabukkan bagi keduanya.

"Aaahhh gomen" Naruto yang tersadar terlebih dahulu memutuskan kontak mata tersebut.

"Hyuga Hinata" uluran tangan si gadis sebagai tanda perkenalan.

"Namikaze Naruto" balasnya dan menjabat uluran tangan gadis itu 'lembut banget' batinnya.

'Menma-kun?' batin Hinata. 'Aahh bukan-bukan, hanya terlihat mirip aja' sambungnya.

"Ano, ini dimana?" Tanya Hinata

"Ini Tokyo"

"Tokyo?" Dengan kepala yang sedikit dimiringkan tanda kebingungan.

'Kawaiii' batin Naruto 'tapi, wajahnya gak asing. Pernah lihat dimana ya? Ah cuma perasaanku aja' sambungnya.

"Naruto-san, apa aliansi memenangkan perang?" Tanya Hinata sambil clingak clinguk ke kanan dan ke kiri.

"Maksudnya apa Hinata-chan?" Bukannya membalas pertanyaan, Naruto malah bertanya balik.

"Perang dunia Shinobi loh"

Dengan mode idiot Naruto menjawab "PD udah lama selesai" dia berfikir Hinata cuma bertanya karena ingin tau.

'Aku harus mencari Tou-chan' batin Hinata.

"Permisi Naruto-san, bagaimana cara aku kembali ke Konoha?"

"Konoha? Ya ini Konoha dulu sekali, sekarang namanya Jepang"

Mungkin efek dari perjalanan waktu yang dilalui Hinata menyebabkan otaknya sesikit terganggu dan menghasikan keidiotan seperti Naruto.

TBC

Author's NB

1. Dalam cerita ini film Anime 'Menma' diambil dari sejarah terbentuknya 5 benua terbesar di dunia.

2. Konoha merupakan Jepang pada jaman dulunya.

3. Dalam chapter ini Naruto dan Hinata kurang fokus karena belum minum aqua.

Hahahaha....

IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang