05

487 43 0
                                    

Naruto terduduk sambil menjepit pangkal hidungnya sendiri. Pusing. Itu lah yang dirasakannya.

"Ini tidak masuk akal" gumamnya.

Sedangkan Hinata masih fokus pada film Anime MENMA yang menampilkan wajah seorang pemuda berambut gelap yang sangat dirindukannya. Wajah pemuda itu tidak berubah dari terakhir kali dia melihatnya.

'Deg'

'Perasaan apa ini?' batin Hinata. 'Kenapa bisa berubah?' lagi dia membatin.

Berubah. Ya, wajah Menma yang menjadi fokus utamanya. Rambut hitam itu berubah menjadi kuning. Setiap melihat Menma, malah Naruto yang muncul.

Tanpa sadar kedua tangan kecilnya meremas kuat surai indigonya.

"Kau kenapa Hinata-san?" Tanya Naruto.

Hinata menoleh kearah Naruto yang masih terduduk dengan pandangan kosong. Kelereng Sapphire yang biasanya memberikan kehangatan berubah dingin.

'Hinata-san?' batin Hinata.

"Kenapa bisa seperti ini? Bagaimana caranya aku kembali ke duniaku?"

"Aku akan membantumu bertemu kembali dengan Menma-san" kata Naruto.

Hinata hanya mampu meremas ujung bajunya. Entah mengapa mendengar ucapan Naruto membawa kesedihan tersendiri untuknya.

Hari demi hari pun berlalu, suasana yang tadinya ramah, kini berubah menjadi dingin. Kebiasaan mereka bercanda di rumah semakin lama semakin hilang ditelan bumi.

Seperti saat ini, Naruto berada di taman, duduk sendirian. Pandangannya kosong, entah apa yang ada dalam pikiran si pirang padahal hari sebentar lagi berganti.

Biasanya setelah pulang bekerja Naruto segera berlari agar segera tiba di rumahnya. Namun semenjak kejadian itu, sikapnya berubah pada Hinata.

Senyum yang biasanya mengambang diwajahnya setiap bersama Hinata, kini luntur dan tergantikan oleh sikap dingin dan cuek.

Naruto menatap langit yang tak berbintang. Direbahkannya badan lelahnya di kursi yang tersedia di taman itu. Sesekali dipejamkan mata birunya untuk sekedar menghilangkan beban di hatinya.

"Ada apa denganku" gumamnya.

Sementara itu, Hinata mondar mandir di depan pintu rumah menunggu pemuda jabrik itu pulang.

"Kemana Naruto-kun ya? Kenapa belum pulang juga? Apa terjadi sesuatu di jalan?" Kata Hinata entah pada siapa. Terdapat nada kekhawatiran dari setiap kalimat yang keluar dari mulutnya.

Dia tetap setia menunggu si blonde pulang. Dia duduk di meja makan yang tersedia beberapa jenis makanan di atasnya.

1 jam

2 jam

3 jam

CKLEK

"Tadaima" gumam Natuto sambil membuka alas kaki yang dikenakannya.

Ruangan yang gelap menjadi hal pertama yang di lihatnya. Dia berjalan mencari saklar lampu sambil meraba-raba dinding di dekat pintu masuk.

Cetek

Lampu apato kecil itu segera menyala memperlihatkan isi ruangan itu. Mata Naruto terbelalak saat melihat keadaan Hinata yang tertidur di atas meja kecil yang terdapat makanan yang telah mendingin, bahkan ada beberapa jenis makanan yang telah dihinggapi semut.

Naruto mendekat ke arah Hinata. Mengusap lembut surai indigo favoritnya itu. "Aku mencintaimu. Tapi aku tau bukan aku pemilik hatimu. Hati mu telah lama menjadi miliknya dan demi kebahagiaanmu, aku akan berusaha membawamu kembali padanya" lalu Naruto mengecup lembut kepala Hinata.

Dengan lembut diangkatnya tubuh mungil Hinata dan membaringkannya di futon yang terlebih dahulu digelarnya.

"Oyasumi Hime"

Naruto pun tertidur pulas. Lelah hati yang dirasakannya membawanya ke alam mimpi.

'hiks' isakan halus itu keluar dari bibir ranum Hinata.

Dia mendengarkan segala ucapan Naruto. 'gomen Naruto-kun' batinnya.

Keesokan harinya Naruto bangun seperti biasa. Setelah berolahraga dia segera membersihkan diri kemudian bersiap berangkat kerja.

"Pagi paman Teuchi" sapa Naruto saat memasuki tempat kerjanya.

"Selamat pagi Naruto-chan"

Naruto pun bekerja dengan telaten, banyak pelanggan yang puas dengan pelayanannya.

"Naruto-chan, istirahat makan siang dulu" kata Teuchi saat melihat Naruto masih merapikan meja-meja yang berantakan.

"Ah iya paman, sebentar lagi"

"Udah nanti lanjutkan membersihkannya. Ayo mari makan sama-sama. Paman ingin mencicipi bekalmu yang enak itu"

"Bekal? Kapan aku membawa bekal?"

"Beberapa bulan ini kau selalu membawa bekal ke sini, katamu ada yang memasakkan bekal untukmu setiap pagi"

"Ah paman ini mimpi disiang bolong. Mana pernah aku membawa bekal apa lagi dimasakkan oleh orang lain. Cuma paman dan seluruh pekerja di sini yang aku kenal"

"Jangan-jangan kau kena gegar otak ya. Emangnya perempuan yang berambut indigo itu bukan kenalanmu?"

"Siapa?"

"Sebaiknya kau istirahat Naruto-chan, sepertinya kau sedang sakit"

"Aku baik-baik saja paman"

Kemudian Naruto melanjutkan pekerjaannya.

Flash Back On

Hinata bangun dari tidur palsunya setelah memastikan Naruto telah tertidur.

"Terima kasih Naruto-kun, kau pemuda yang sangat baik. Gomen telah menyusahkanmu selama ini. Terima kasih pula untuk cintamu, namun aku harus kembali ke duniaku. Sebagai balasan dari kebaikanmu, aku akan menghilangkan ingatanmu tentangku dan kau pun akan melupakan cintamu padaku" kata Hinata sambil membelai wajah tertidur Naruto. Setetes air mata lolos dari kelopak matanya. Perasaan sesak di dadanya semakin menjadi saat dia membuat segel tangan. Sekelebat cahaya mencul memenuhi apato kecil itu dan setelah cahaya itu menghilang sosok Hinata pun menghilang dari tempat itu.

Flash Back Off

TBC

IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang