Semenjak Hinata tinggal di kontrakan Naruto, hidupnya jadi lebih teratur. Segala sesuatu nya Hinata yang mengatur, mulai dari penataan ruang hingga makanan yang dikonsumsi Naruto.
Seperti kata kebanyakan orang, karena biasa bersama akhirnya tumbuhlah benih-benih cinta di hati keduanya. Namun, Naruto yang tak pernah merasakan jatuh cinta tak mengerti dengan apa yang sedang dirasakannya. Bersama dengan Hinata setiap hari membuatnya lupa menonton anime kesukaannya.
Kebersamaannya dengan Naruto membuatnya lupa dengan dunianya sendiri. Padahal pertama-tama tinggal bersama Naruto, dia bersikeras harus segera menemukan jalan pulang. Tapi semua itu bukan menjadi perioritas lagi. Perasaan nyaman yang dirasakannya membuatnya betah berada di samping Naruto.
Pagi yang cerah, seperti biasa Hinata selalu bangun pagi-pagi sekali sebelum Naruto terbangun. Dia menyiapkan sarapan dan merapikan rumah. Jika dilihat-lihat, mereka seperti sepasang suami-istri
"Akhirnya selesai juga, tinggal membangunkan Naruto-kun" gumam Hinata.
"Naruto-kun, ayo bangun" kata Hinata sambil mengguncang badan Naruto.
"Nghh" kelopak mata tan itu terbuka dan memperlihatkan kelereng Sapphire yang begitu indah.
"Ohayo Naruto-kun"
"Ohayo Hinata-chan" kata Naruto sambil mengucek matanya.
Naruto pun beranjak pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
Setelah selesai, dia segera duduk di hadapan meja kecil yang di atasnya telah tersusun rapi hidangan yang menggugah selera.
"Wah Hinata-chan, ini sangat lezat" kata Naruto sambil melahap makanannya. "Kau istri idaman" sambungnya.
Wajah Hinata memerah, perkataan Naruto membuat jantungnya serasa ikut lari maraton.
Mereka pun menghabiskan acara sarapannya dengan tenang. Setelah Naruto selesai, dia segera beranjak untuk mandi dan berberes diri lalu berangkat ke tempatnya bekerja.
Sementara di rumah, Hinata membereskan pekerjaan rumah dan menunggu kepulangan Naruto.
Ichiraku Restauran
"Yo Naruto" sapa Teuchi pemilik restaurant.
"Yo paman" balas Naruto.
"Wah wah semangat banget ya. Bagus" kata Teuchi sambil menunjukkan jempolnya.
"Iya dong paman, kerja itu harus semangat, biar pelanggan juga semangat"
Seperti biasa sepulang bekerja Naruto membawa sisa-sisa makanan ke rumah. Dia berjalan cepat agar segera sampai di rumah.
"Tadaima"
"Okaeri Naruto-kun" sapa Hinata sambil tersenyum.
'Manis' batin Naruto.
Mendapatkan Naruto yang hanya berdiam di depan pintu membuat Hinata terheran. Dia pun melambaikan tangannya di depan wajah Naruto berharap pemuda itu meresponnya.
"....kun! Naruto-kun" panggil Hinata.
"Ah gomen Hinata-chan, aku melamun"
"Hayo pasri lagi melamun yang enggak-enggak"
"Hahahaha mana mungkin seperti itu"
"Jadi kenapa pipimu memerah?"
"Ha!? Tidak kok. Ini karena aku kepanasan" sanggah Naruto sambil memalingkan pandangannya agar Hinata berhenti menggodanya.
"Hahahaha Naruto-kun lucu"
"Berhenti menggodaku Hinata-chan" jawab Naruto sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ah! Naruto-kun membawa apa?" Tanya Hinata saat melihat bungkusan besar di tangan Naruto.
"Oh ini, tadi banyak sisa di tenpat kerja, aku bawa aja ke rumah lumayan untuk sarapan besok"
"Ehm.. Naruto-kun udah makan?"
"Udah kok, tapi aku sedikit lapar"
"Bagaimana kalau aku panaskan yang Naruto-kun bawa? Gak mungkin kan tidur dengan keadaan perut kosong"
"Ah baiklah, tapi temani aku makan ya"
"Haik. Lebih baik Naruto-kun membersihkan diri dulu, Bauk apek" hidung mungil Hinata dijepit gemas oleh Naruto.
"Dasar pesek" kata Naruto kemudian berlalu ke kamar mandi.
Hinata terdiam. Selang beberapa menit dia pun tersadar.
"Aku mancung!" Teriaknya
"Hahahaahahahaha" Naruto tertawa keras dari dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi, Naruto pun akhirnya duduk di depan meja kecil yang telah tersedia makanan di atasnya.
"Woaahhh pasti lezat"
"Ah Naruto-kun terlalu memuji, ini cuma ala kadarnya"
"Tapi kenapa cuma satu?"
"Ah itu. Aku sudah makan tadi. Naruto-kun aja yang makan"
"Mana boleh gitu, sini aku suapin. Buka mulutmu. Aaaaaa" sendok yang telah berisi makanan di sodorkan di depan Hinata.
Hinata pun membuka mulutnya dan menerima suapan Naruto dengan pipi yang memerah.
Kegiatan itu pun terus berlanjut sampi makanan di piring Naruto tandas.
Selesai makan, Hinata pun membereskan alat makan. Sedangkan Naruto dia duduk di depan DVD nya. Menonton film Anime MENMA favoritnya.
Hinata datang membawa nampan berisi keripik kentang yang tadi di gorengnya serta membawa 2 softdrink yang diambilnya dari dalam lemari pendingin.
"Nonton apa?" Tanya Hinata dan mendudukkan dirinya di samping Naruto.
"Oh ini film Anime favoritku. Ini bercerita tentang sejarah terbentuknya 5 benua di dunia. Ini film Anime terlaris, aku sangat suka sama tokoh utamanya, dia seorang Ninja yang pantang menyerah"
"I...ini kan" Hinata menutup mulutnya, dia menangis dalam diam.
"Hinata-chan ada apa?"
"Menma-kun" gumamnya yang masih di dengar Naruto.
Tiba-tiba segala ingatan tentang pertemuannya dengan Hinata berputar di kepala Naruto seperti sedang menonton DVD.
"Neji-nisan, Tou-san. Hiks..."
Isakan halus dari mulut mungilnya terdengar di telinga Naruto.
"Hyuga Hinata" gumam Naruto.
Hinata yang merasa namanya dipanggil menoleh ke arah samping dan mendapati Naruto yang sedang menatapnya intens.
"Perang Shinobi. Menma. Konoha" satu persatu kata-kata kunci tersebut keluar dari bibir Naruto. "Kau Hyuga Hinata karakter didalam Anime MENMA" sambung Naruto. "Bagaimana bisa?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL
FanfictionNamikaze Naruto, si maniak anime yang jatuh cinta pada salah seorang tokoh wanita di salah satu anime favoritnya. Walaupun banyak gadis-gadis di sekolah yang menyatakan cinta, namun semua di tolak karena hatinya telah terpaut dengan seorang tokoh an...