[8] AD?

545 29 10
                                    

Enjoy gais!






“Hhh,”

“Kak?”

“Hmm?”

“Kak, bisa gak lo berhenti untuk menghela napas?”

“Hmm,”

“Kak, lo kenapa sih? Galau tingkat kakap?” tanya Zafa yang sudah mulai tidak sabar dengan sikap kakaknya tersebut.

“Engga,” elak Andre dengan santainya. “Elak aja terus, Kak,” balas Zafa dengan ketusnya.

“Nih, gue mau nanya deh. Lo emang bener suka sama kak Ravel gak sih?” tanya Zafa lalu merubah sikap duduknya dan menjadi serius. Andre yang tadinya bersikap santai, setelah melihat perubahan sikap adiknya ia langsung ikut serius juga. “Menurut lo gimana?” Andre bertanya balik.

“Kalo lo suka kenapa gak lo kejar?” tanya Zafa. Andre menghela nafas lagi. “Gue gak mau mengejar orang yang selalu menganggap gue gak nyata,”

“Lo emang dianggap gak nyata sama kak Ravel? Lo kan manusia, bukan jin,” ucap Zafa sambil mengangkat alisnya. “Giliran diajak serius, malah bercanda,” Andre kembali menghela nafas.

Sorry, hehe. Hm, emang lo dianggap gak nyata sama kak Ravel?” tanya Zafa lagi. ‘Liat aja dari sikapnya. Menurut gue dia masih terjebak dengan si masa lalu dan gak bisa menghilangkan perasaan itu,” ucap Andre mengusap mukanya dengan tangan kanannya. Zafa menyenderkan badannya ke sofa sambil menopang dagu.

“Sikap gak menentukan perasaan, Kak. Bisa jadi sikap kak Ravel kayak begitu, tapi ternyata gak begitu,” ujar Zafa lalu menyengir kuda. “Haha, lo lucu banget sih, Dek,” Saking gemasnya dengan adiknya, Andre mengacak rambut Zafa sesuka hatinya.

“Udahlah, let it flow aja, Kak. Gak usah pake galau-galau gitu. Kayak anak alay tau gak,” ujar Zafa sambil menggerak-gerikan tangannya dengan semangat. Andre langsung menaikkan satu alisnya. “Secara gak langsung, lo ngatain gue alay, iya 'kan?”

“Gak kok, kakakku yang gantengnya gak ketolongan, sampe kalo kucing yang liat langsung tutup mata,” gurau Zafa dan menyenderkan bahu kecilnya ke badan Andre. “Gak lucu. Lo berat tau gak, Zaf,” ucap Andre datar dan langsung menggeser badan Zafa.

“Kak, kok gue merasa gak enak ya. Gue kayak punya firasat kalau nanti pas kita udah gede, bakal terjadi suatu hal yang gak enak,” ungkap Zafa sambil menerawang. “Gausah ngarang gitu deh, sekarang bukan pelajaran B. Indo,” sanggah Andre sambil mencubit hidung kecil milik Zafa.

“Bukan ngarang, tapi firasat. Firasat beda kak sama ngarang,” elak Zafa lalu mengelus hidungnya. “Apa bedanya? Kita punya firasat buruk berarti kita punya sugesti negatif dan itu sama hal-nya dengan ngarang. Nah bedanya sama analisa. Kalau analisa pake pemikiran dan perhitungan bukan–”

Countless [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang