[15] Jalan-Jalan (2)

373 23 9
                                    

“Dufaaannnn!” teriak anak-anak saat sudah sampai di Dufan. Sebenarnya belum sampai juga, karena mereka masih ada di tempat parkir dan belum menuju ke dalamnya.

Name-tag jangan lupa dipake ya!” teriak Reno memakai megaphone.

“Siappp!” jawab semuanya serempak. Andre dan Ravelia pun langsung mengikuti perintah Reno.

“Abis masuk ke arena Dufan nanti, kalian jangan berpencar dulu, ngumpul dulu kayak sekarang,” ucap Reno lagi dan disambut helaan napas kesal dari semua.

“Emang kita mau ngapain deh, Ndre?” tanya Ravelia.

Andre mengendikkan bahunya. “Gak tau, kayaknya awal-awal harus bareng, nanti baru pertengahan baru boleh mencar.”

Ravelia manggut-manggut tanda mengerti.

***

Setelah semuanya sudah sampai di dalam arena Dufan, mereka kembali berkumpul dan langsung naik ke salah satu permainan paling disukai, roller coaster.

“Wow,” ucap Ravelia pelan seraya melihat tampak rupa roller coaster dengan mata membulat, "ini terlalu tinggi."

“Lo gak pernah naik?” tanya Andre yang berada di sampingnya.

“Gak, dulu naiknya bukan roller coaster yang tinggi begini, tapi yang kecil. Apa sih namanya? Alap-Alap ya? Nah iya itu.”

“Yah, cemen,” balas Andre sambil memainkan alisnya.

“Namanya juga masih kecil, ya wajar kali kalo gak berani naik yang tinggi,” balas Ravelia memutar kedua bola matanya.

Andre tertawa, ia ingin membalas perkataan Ravelia, tetapi sudah dipotong oleh pengumuman dari Pak Beta.

“Sebelum kalian berpencar untuk bermain yang lain, bapak mau kita bareng-bareng naik roller coaster, biar seru,” ucap Pak Beta memakai megaphone andalannya.

Anak-anak langsung bersorak-sorai senang mendengar pengumuman Pak Beta, mereka pun langsung bergerumul memasuki antrean roller coaster.

“Ya Allah....” lirih Ravelia dan membuat Andre melirik ke arahnya.

“Kenapa? Takut?” tanyanya.

Ravelia mengangguk pelan. Andre tersenyum dan langsung meraih tangan Ravelia kemudian digenggamnya.

“Gak usah takut, ada gue disini kok,” ucapnya menenangkan Ravelia.

Andre memang berusaha untuk menenangkan Ravelia, tapi perbuatan yang ia lakukan kepada Ravelia malah membuat Ravelia semakin tak karuan. Antara perasaan takut dan deg-degan.

Akhirnya, setelah mengantri sekitar 7 menit, mereka pun sudah bisa menaiki roller coaster. Pak Beta mengambil tempat duduk di paling depan. Sedangkan Andre mengambil tempat duduk di baris tengah. Baru saja Ravelia ingin duduk, ia sudah diserobot oleh anak cewek yang merupakan teman sekelas Andre.

“Ndre, gue duduk disini ya?” tanyanya dengan tampang genit dan sukses membuat Ravelia ingin muntah.

Andre mengangguk pelan tanpa tersenyum, mengiyakan permintaan anak cewek tersebut. Kemudian Andre berpaling ke arah Ravelia.

Sorry ya, Rav,” ucapnya tanpa suara.

Ravelia hanya tersenyum dan kemudian mencari tempat duduk lagi. Beruntung, ternyata tempat duduk di depan Andre ada yang kosong satu. Langsung saja, tanpa basa-basi Ravelia duduk disitu.

Countless [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang