Promise -DzurrotinQurrotaAyun

70 6 5
                                    

PROMISE
Oleh: DzurrotinQurrotaAyun

Rivaldo Aditama, laki-laki tampan namun perokok akut. Sehari dia dapat menghabiskan 10 bungkus rokok dengan bangganya. Dia terlahir dari keluarga yang kurang berada. Ayahnya bekerja menjadi karyawan di perusahaan kecil sedangkan Ibunya Bundanya hanya menjadi ibu rumah tangga.

Rival tak pernah memikirkan kondisi keluarganya, di pikirannya hanya merokok dan merokok. Namun, kedua orangtua Rival tak mengetahui kepribadian buruk Rival.

Pagi ini Rival akan bersiap pergi ke sekolah dengan seragam putih abu-abunya.

"Bu, minta uangnya!" seru Rival halus sambil memakan lauk telur goreng.

"Ibu, gak punya uang."

Tanpa ba-bi-bu Rival langsung menyalami tangan Ibunya. Meskipun sifat bad ada di diri Rival, Rival tetap menghormati kedua orangtuanya.

Rival berjalan di lorong sekolah dengan angkuhnya, satu batang rokok sudah melekat di sela-sela jari tangannya. Dengan angkuh Rival menghembuskan asap rokoknya.

Untung sisa rokok kemarin masih ada. Pikir Rival.

Semua orang yang berada di sekitar Rival banyak yang menutup hidung.

"Woy, ada yang di-bully di taman belakang sekolah," teriak seseorang yang berlari menuju taman belakang sekolah.

Dengan rasa penasaran, Rival berlari menuju taman belakang sekolah. Rival dapat melihat seorang gadis di siram jus jambu oleh seorang senior laki-lakinya.

Walaupun Rival memiliki sifat buruk, tetapi dia tak akan pernah bisa melihat seorang cewek direndahkan seperti halnya pem-bully-an ini. Dengan sigap, Rival melindungi cewek korban bully itu di dalam dekapannya. Rival melakukan hal itu agar cowok itu berhenti menghentikan aksinya.

"Mau jadi jagoan, lu?" tanya cowok itu yang ternyata bernama Aldi.

"Dasar banci beraninya sama cewek." Setelah mengatakan itu, Rival lalu menyeret cewek itu ke arah kamar mandi.

Setelah berada di depan kamar mandi, Rival menyuruh gadis itu berganti pakaian dengan seragam cadangannya yang berada di tas.

"Pakai ini!" seru Rival dan sang cewek mengangguk lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Selama sepuluh menit, Rival masih berdiri menunggu cewek itu keluar. Setelah cewek itu keluar kamar mandi, Rival sedikit tercengang. Gadis itu begitu cantik menawan dengan senyum manisnya.

"Makasih bajunya, kapan-kapan gue bakalan ganti baju ini," ujarnya.

Rival masih melihat gadis itu dengan tatapan kagum. "Eh eum eh, boleh kenalan?" tanya Rival.

"Hana Pradifta," balasnya.

"Cantik," tanpa sadar Rival mengatakan hal itu, setelah dia mendapat tatapan penuh tanya dari Hana, Rival lalu tersadar dan menutup mulutnya.

Setelah berterimakasih, Hana pergi meninggalkan Rival yang masih setia berdiri di depan kamar mandi wanita.

Rival mulai menuju ke arah kelasnya. Pagi ini dia hanya bisa menghabiskan satu batang rokok.

Perjuangan Nasionalisme di PPJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang