I'm Promise -PuanTarigan

63 7 2
                                    

I'm Promise
Oleh: PuanTarigan

Namaku Nency Rianti. Aku anak keempat dari empat bersaudara. Aku anak yang sangat disayangi dan dimanja karena kata mereka aku itu istimewa. Mereka itu adalah keluargaku. Aku sangat menyayangi mereka begitu juga dengan mereka. Bagiku tidak ada seorang pun yang bisa membuatku bahagia bagai putri selain keluargaku.

"Dek kamu udah makan? " tanya kakak pertamaku yang bernama Dhea.

"Udah kak"

"Prnya udah siap belum? Perlu kakak kerjain? " tanya kakak keduaku yang bernama Angela.

"Udah kak. Kalau semua prku kakak yang kerjain aku kapan pintarnya? "

"Kamu terlalu rendah hati dek. Kamu tahu enggak? Kamu tuh udah pintar dari lahir tau" sahut kakak ketigaku yang bernama Ezra.

Aku hanya tersenyum manis kepada ketiga kakakku. Aku sangat bersyukur memiliki mereka Tuhan terlalu baik kepdapaku.
Ya, ketiga kakakku adalah cewek sama sepertiku. Hanya satu cowok dikeluarga kami yang kami panggil papa.

"Kak dhe lusa aku kan ada lomba tujuh belasan disekolah. Nah aku ikut lomba basket bolehkan? "

"Apa?! Basket? Enggak! Enggak boleh!"

"Iya kakak setuju sama kak Dhea! Kamu enggak boleh ikut. Kamu bisa kecapean nanti dek"

"Terus kalau sakit kamu kambuh gimana? Kalau kamu kenapa-napa gimana? Enggak pokoknya enggak boleh! "

Tuh kan sudah kutebak jawaban mereka!! Pasti enggak boleh.

"Iya udah aku enggak jadi ikut kak" kataku dengan sebuah senyuman terpaksa.

"Nah gitu dong kalau kamu nurut gini kan kakak jadi tenang. Kita kayak gini kan juga untuk kebaikan kamu"

"Iya kak aku ngerti kok"

"Good girl"

Kalian tau kenapa kakak dan orang tuaku tidak pernah mengijinkanku ikut lomba tujuh belasan Agustus dan kegiatan lain yang berhubungan dengan fisik? Itu karena penyakit yang aku derita sejak lahir yaitu penyakit jantung bocor.
Terkadang aku juga merasa takut dengan penyakit yang kuderita. Aku takut penyakitku ini selalu kambuh dan aku takut penyakitku ini sampai merenggut nyawaku. Tapi keluargaku bilang aku lebih kuat dari mereka jadi aku pasti bisa melawan penyakitku walaupun aku sendiri tidak yakin.

Pagi ini adalah hari senin dimana upacara bendera sedang berlangsung. Sama seperti yang aku jalani setiap hari senin yaitu hanya duduk manis dikelas. Lebay? Ya itulah ulah kedua orang tuaku yang selalu membatasi kegiatanku dan juga pergaulanku. Walaupun begitu aku tetap menyayangi mereka.

"NENCY?! "

"Zio?! Ih ngagetin aku aja sih" kesalku.
"Makanya jangan melamun. Masih pagi juga udah melamun entar kesambet gimana?"

"Kesambet? Kesambet setan? Mana mungkin 'mereka' mau masuki tubuh orang yang berpenyakitan kayak aku. Menyusahkan! " candaku yang dibalas tatapan tajam dari Azio.

"Nency!! Jangan pernah ngomong gitu. Kamu itu ya selalu aja kayak gini, gimana coba orang enggak marah sama kamu kalau ngomongnya yang enggak-enggak"

"Ini kan emang kenyataannya Zio"

"Au ah bikin mood aku yang tadinya mau ngejailin kamu hilang gitu aja" kesalnya.

"Hehe sori akukan cuma bercanda"

"Bercandanya jelek! "

"Dih lebay masa gitu aja ngambek"

"Makanya lain kali jangan ngomong gitu lagi"

Perjuangan Nasionalisme di PPJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang