Time
Oleh: prince_elinaNamaku Anissa Ratna Sari biasa di panggil Sari. Aku mempunyai pacar yang bernama Andre Kusuma Wijaya. Kami berpacaran sejak masih 2 SMP dan sekarang kami akan merayakan Aniversary yang ke-6.
Tiba-tiba ia memutuskanku tanpa alasan yang jelas dan itu membuatku marah dan menangis. Aku pun pergi dari Cafe itu.
Tiba-tiba sebuah truk melitas didepanku dan tubuhku terpental kemudian semuanya menjadi gelap.
Andre yang masih mematung ketika hendak mengejarku. Air matanya turun kepipinya tanpa ia sadari dan merutuki dirinya sendiri.
*****
Aku pun tersadar di sebuah tempat asing dengan pakaian jawa dan seseorang pun datang menghampiriku.
"Syukurlah, Raden Ayu tidak apa-apa." ucap orang itu.
"Kau siapa? Aku ada dimana?" tanya Sari kepada orang itu.
"Nama saya Fatih, Raden. Raden saat ini ada di rumah Reden sendiri." ucap Fatih.
"Anakku, kau sudah sadar." ucap Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, sang ayah.
"An-anda siapa?" tanya Sari bingung.
"Cepat panggilkan, Sukma." teriak Ario. Sukma adalah seorang perawat yang merawat Raden Ayu sejak kecil.
"Ba-baik, Raden." ucap salah satu pelayan.
Sukma pun datang dengan tergesa-gesa lalu memeriksa keadaan Raden Adjeng Kartini.
"Begini, Raden. Raden Ayu mengalami lupa ingatan karena saat berkuda, kudanya mengamuk dan menjatuhkan Raden Ayu sehingga kepalanya terbentur saat terjatuh dari kuda." ucap panjang lebar Sukma.
*****
Andre langsung membawa Sari ke rumah sakit dengan mobilnya ia tidak peduli dengan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya yang saat ini tengah berlangsung di sebuah hotel. Saat ini ia hanya memperdulikan kekasihnya.
Sesampainya di rumah sakit. Andre berteriak seperti orang gila.
"Suster, cepat tolong dia." teriak Andre.
Dengan cepat mereka menanganinya karena mereka tahu bahwa Andre adalah anak pemilik rumah sakit itu.
****
"Apa? Anakku mengalami lupa ingatan. Bagaimana ini bisa terjadi? Ya Gusti. Cobaan apa yang engkau berikan." ucap lirih Ario.
"Ini tahun berapa?" tanya Sari kepada Fatih.
"Sekarang Tahun 1899, Raden." ucap Fatih.
"Bisa diulangi lagi. Sekarang tahun berapa?" tanya Sari.
"Tahun 1899, Raden." ulang Fatih.
"Apa? Ini tidak mungkin." teriak Raden Adjeng Kartini sesaat kemudian pandangannya mengabur dan seketika semua menjadi gelap.
Teriakan Raden Ayu terdengar oleh Ayahnya. Ario langsung masuk ke kamar putrinya dengan tergesa-gesa. Ario terlihat sangat Khawatir dengan keadaan putrinya.
2 jam kemudian.
Sari pun terbangun dan disebelahnya ada seorang pria yang berumur 40-an memegang tangannya dengan sangat erat.
"Nak, kau sudah sadar. Apa yang kau rasakan." tanya pria itu.
"Ba-baik." ucap Sari pelan.
Tiba-tiba seorang pria masuk ke kamarnya dan langsung memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Nasionalisme di PPJI
Short StoryDirgahayu Republik Indonesia ke-72 dari segenap Alien PPJI