Nabila tertawa terbahak-bahak mendengarkan cerita Fara. Hingga seisi kantin menatap mereka dengan heran.
Merasa bahwa kantin adalah milik mereka berdua.
Muka Nabila sampai merah dan perutnya terasa kram.
"Dan lo perlu tau Nab, muka dia kayak orang shock gitu. Yaa gue sih peduli setan terserah dia mau marah atau apa pun lagian nggak ada usaha. Bodoh kan?. Sama kayak masa lalunya, nggak pernah berjuang!" Celoteh Fara. Secara tidak sadar membahas sedikit masa lalu Azka.
Nabila berhenti tertawa. Memproses baik-baik perkataan Fara di akhir kalimat.
"Wait deh masa lalu lo bilang? Emang lo tau masa lalu dia?" Nabila memajukan mukanya hingga jarak keduanya hanya beberapa senti.
Fara mendorong bahu Nabila agar menjauh lalu berpikir sejenak akan menjawab bagaimana pertanyaan Nabila. Ia panik, kenapa mulutnya licin seperti oli tukang bengel. Ia cepat-cepat mengontrol kembali ekspresi wajah antara bingung dan kagetnya.
"Ahh a-anu i..i..itu" Fara gugup. "Anu itu gimana? Yang jelas kali Ra"
Fara bingung kenapa Nabila sebegitu ingin taunya. Biasanya juga kalau sudah tau langsung diam atau tidak mengalihkan pembicaraan
"Jadi gini menurut gue tuh, cowok yang ngada usahanya pasti dulunya juga kayak gitu jadi yaa gitu"
"Gue laper banget jadi serahh apaan jawaban lo"
"Jadi lo mau makan apa?" Tanya Nabila yang akan memesan makanan. Namun ada satu cewek yang datang ke arah mereka.
"Gue boleh tanya?" Ujar cewek itu.
"Hm"
"Kelas XI.MIA6 dimana?"
"Lah? Lo ngapain nyasar ke sini. Emang ada gitu kelas rame? Banyak penjual makanan" heran Nabila. Kenapa juga mencari kelas malah nyasar ke kantin. Dimana-mana ke ruang kepsek terus nanya orang-orang yang ada di koridor.
"Tadi gue nanya beberapa cewek, dan nunjukin arah ke sini"
"Kita anak kelas XI.MIA6. Lo murid pindahan kan? Gabung dulu sama kita. Setelah jam istirahat selesai kita bareng ke kelasnya" Lalu Fara memegang tangan cewek tersebut untuk di suruh duduk.
"Jadi mau pesen apa nih? Pegel gueee" ucap Nabila.
"Gue cireng minumnya lemon tea"
"Dan lo?"
"Samain aja"
Nabila mengangkat bahu mengatakan oke. Lalu ia berjalan meninggalkan keduanya untuk antri memesan makanan.
"Gue Meisie" ia menyodorkan tangan untuk berjabat dengan Fara "gue Fara. Temen gue tadi Nabila" menerima jabat tangan Meisie
"Ngomong-ngomong siapa yang ngejahilin elo tadi?"
"Mereka bertiga. Rambut lurus hitam panjang, rambut sebahu warna tosca, satunya rambut panjang gelombang warna biru" jelasnya mengingat kembali ciri 3 cewek yang di temuinya tadi.
"Ohh. Mereka Nisa, Ade, dan Pingky" Fara menjelaskan kelakuan apa saja yang pernah di lakukan oleh ketiga orang tersebut. Salah satunya membully anak-anak baru atau pindahan. Membuat anak baru atau pindahan itu merasa menyesal masuk SMA Nirwana, agar posisi mereka sebagai anak hitz tidak tergantikan oleh siapa pun.
Mereka juga punya kedudukan sendiri. Misalnya di kantin, mereka punya bangku tersendiri dan tidak boleh di duduki siapa pun terkecuali mereka.
Bagi yang berani percayalah mereka tidak akan hidup tenang.Alasan kenapa sekolah tidak berani mengeluarkan ketiganya dari SMA Nirwana karena orang tua Nisa Ny.Tasanee yang memberikan banyak donatur di sekolah itu.
Serta tidak lupa peran mereka bertiga adalah sebagai model majalah remaja.
***
Teman-teman ku hayo muncul.
Nama kalian ke pake tuh😂Aku lanjutin? Please vote and comentnya
Dari zizy si penulis alay
KAMU SEDANG MEMBACA
Come and Leave
Novela Juvenil"Gue cinta sama lo!" Teriak Azka. Fara berbalik, ia menatap dalam mata Azka. Ia masih tak percaya apa yang baru saja di katakan oleh pria di hadapannya saat ini. Ia ingin mencari ketidakseriusan perkataan Azka. Tapi percuma Fara hanya melihat kejuj...