Azka berlari dalam kerumunan banyak orang menabrak siapa saja yang menghalanginya, ia penasaran apa penyebab keramaian seperti ini. Dia bukan tipe cowok kepo tapi hatinya seolah menyuruh untuk ikut melihat.
Hari ini bisa saja ia tidak masuk sekolah tetapi Azka menyukai berada di sekolah dari pada berdiam diri dalam rumah. Mendapat izin dari sekolah karena sudah memenangkan pertandingan basket. Hitung-hitung untuk waktu beristirahat.
Ia berusaha menembus beberapa kerumunan orang-orang. Firasatnya memang mengatakan ada hal buruk yang akan terjadi. Benar saja matanya tertuju pada satu orang.
"Fara!!!" Teriaknya ketika melihat gadis itu tersandar di ujung meja dengan kening berdarah.
"Sa- sakit" ucap Fara kepada Azka. Setelah itu pandangannya.
Gelap!
***
"Dia pingsan sudah cukup lama, saya akan telpon rumah sakit untuk mengirim ambulance" Ucap dokter itu tidak melihat pergerakan apa pun dari Fara.
"Nggak usah dok. Takut lama. Saya bawa aja dengan mobil"
Dokter tersebut mengangguk.
Segera mungkin Azka menggendong Fara ala bridal style menuju parkiran.
***
Azka membuka pintu mobil, dan kembali menggendong Fara.
Dengan cepat dua orang suster datang membawa brankar.
Azka mendorong brankar sampai depan UGD. Ia juga tidak pernah melepaskan tangan Fara dari genggamannya. Memberikan kekuatan untuk gadis yang tidak kunjung sadar.
"Ada apa ini Azka?" Tanya Daniel yang notabenya adalah kakak kandung Azka.
"Nggak tau, tadi dia pingsan bang. Tolongin dia, lakukan yang terbaik. Gue mohon" Terdengar jelas suara lesuh khas seorang Azka.
Fara gadis yang terus membayangi hidupnya. Gadis yang membuatnya bisa bertahan di kondisi apa pun. Gadis yang tidak pernah mengecewakannya meski Azka lah yang mengecewakannya terus menerus.
Daniel mengangguk paham apa perkataan Azka. Ia menyuruh Azka menelpon keluarga Fara. Lalu Daniel berlalu masuk ke dalam ruang UGD untuk melakukan tindakan.
Azka beberapa kali menghubungi Kevan. Kevan teman atau lebih pantas di sebut sepupu Azka. Ia meminta tolong kepada Kevan untuk menghubungi keluarga Fara. tentu dengan bantuan Nabila.
Azka juga tidak henti-hentinya mendoakan segala macam ayat suci untuk mendo'akan keselamatan Fara.
Azka pergi menuju mushola, memohon kepada Allah Swt. Untuk melindungi orang-orang yang di sayanginya.
Selesai berdoa Azka kembali berjalan menuju UGD. Ia melihat 2 pria dan 1 wanita, yang ia perkirakan wanita itu berumur 40 an juga salah satu pria, dan pria yang sedang tunduk berumur tak jauh darinya. Mungkin 22 tahun ke atas.
"Tante dan om keluarga Fara?" Azka menghampiri ketiga orang tersebut. Menanyakan siapa mereka.
"Gue kakaknya" jawab seorang pria perawakan 22 tahunan. "Apa yang terjadi dengan adik saya?" Arsenio bertanya kembali.
Azka menggeleng ia juga tidak tau bagaimana asalnya masalah itu terjadi. Yang ia tau hanya lah melihat Fara dalam keadaan sedang tidak baik.
Arsenio mengusap kasar wajahnya. Kenapa bisa hal seperti ini terjadi pada adiknya? Arsenio mengetahui sifat sikap dalam atau luar Fara. Gadis itu tidak suka berurusan dengan masalah, apa lagi mencari-cari masalah.
Semua orang kini tengah terduduk. Menunggu dokter Daniel.
Tak lama kemudian Daniel muncul.
"Bagaimana anak saya dok?" Tanya Sella ibu Fara.
"Dia baik-baik saja. Dan ada hal yang perlu saya bicarakan. Bapak dan ibu bisa ikut saya ke ruangan" Daniel melewati Azka, dan menepuk pundak Azka pelan sambil tersenyum kecil.
Azka mengerti pasti sesuatu yang benar-benar tidak baik sedang terjadi.
***
Fara tersenyum melihat kedatangan Azka. Laki-laki itu sungguh malaikat penolong baginya.
Laki-laki yang di bencinya bertahun-tahun.
"Gimana?" Azka membalas senyum Fara dan menarik kursi untuk ia duduki.
"Baik. Makasih Ka"
Azka mengangguk.
"Gue nggak suka lihat lo kayak gitu" ucap Azka to the point.
Fara mengerutkan alisnya ia tidak mengerti apa sebenarnya yang ingin Azka katakan.
"I love you Ra"
***
Akhirnya update. Seneng nggak? Langsung 2 part loh.
Ohiya lupa. Jangan lupa vote and coment.

KAMU SEDANG MEMBACA
Come and Leave
Ficção Adolescente"Gue cinta sama lo!" Teriak Azka. Fara berbalik, ia menatap dalam mata Azka. Ia masih tak percaya apa yang baru saja di katakan oleh pria di hadapannya saat ini. Ia ingin mencari ketidakseriusan perkataan Azka. Tapi percuma Fara hanya melihat kejuj...