Kedua kali

54 4 0
                                        

"Ma, pa.. aku pergi dulu. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab kedua orang tuanya.

Fara kemudian berjalan ke rak sepatu, dekat pintu garasi.

Fara melihat jam tangan merah maroon kesayangannya yang selalu melingkar di pergelangan tangan kanannya. Masih sangat pagi, pukul 06:25

Sambil menunggu abangnya Arsenio. Ia mengambil earphone di dalam saku seragam putihnya. Lalu menyetel musik kesukaanny.

***

15 menit berlalu abangnya sudah siap dengan kemeja putih serta jeans hitam tak lupa jam tangan berwarna hitamnya.

Arsenio juga merupakan mahasiswa di salah satu universitas terbaik luar negeri.

Kali ini ia memang berada di indonesia. Karena kampusnya sedang libur sebulan.

Arsenio menepuk pelan pundak Fara.

"Ayo" ajak Arsenio.

"Ay ay capten" Fara hormat, dan tersenyum lebar

Arsenio tertawa "Falling in love yah adek abang" sambil mencolek hidung Fara.

"Ihh bang nio! Emang aku nggak boleh senyum?. Kata pak guru ku senyum itu ibadah, senyum juga baik buat kesehatan kok"

"Alasannya Ara senyum apa?. Setau abang nih yah senyum kalau nggak ada sebab berarti gila"

"Ngeledek? Aku lapor loh. Maa paa--hmmptt" Arsenio cepat-cepat mendorong Fara ke dalam mobil sebelum ia teriak-teriak layaknya orang frustasi.

Arsenio segera menjalankan mobil papanya keluar halaman rumah. Fara membuang muka ke arah jendela, tidak ingin melihat wajah Arsenio.

Sekitar 5 menit meninggalkan halaman rumah. Mobil yang di kendarai oleh Arsenio mogok.

"Aku ke sekolah gimana? 20 menit lagi masuk" Fara keluar dari mobil. Ia mondar mandir, berharap ada malaikat ganteng yang menolongnya saat ini seperti di film-film yang telah di nontonnya.

Ia terus menghubungi Nabila. Mungkin saja Nabila bisa menjemputnya.

Fara bukannya tidak ingin naik angkutan umum tetapi jalan dimana ia berada sangat tidak memungkinkan ada angkutan umum.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar aktif area" Beberapa kali ia mencoba terus menelpon Nabila tetapi operator yang menjawab.

"Gue cari montir, lo tunggu di sini" Fara hanya menggangguk pelan.

***

"Huh bang nio lama banget, udah jam 7 lewat"

"Anjay bosan gue"

"Mana si abang coba. Nyari montir aja kek nyari pangeran berkuda"

"Mampus gue nih"

Fara menggurutu tidak jelas. Sembari menunggu Arsenio yang tak kunjung datang-datang

Tutt tutt..

Bunyi klakson mobil membuyarkan lamunannya.

"Butuh tumpangan?" Ucap orang tersebut.

"Tidak, terima kasih. gue bakal jalan kaki"

"Sekolah cukup jauh, lo yakin bakalan jalan?"

Oke. Kali ini Fara diam, ia tidak tau harus menjawab apa

"Ba-baiklah." Ucap Fara terbata-bata.

Fara hendak berdiri sendiri tetapi sebuah tangan sudah berada di depannya.

Namun Fara tidak menerima uluran tangan itu. Ia justru berdiri sendiri lalu berjalan ke arah mobil yang di pake kakaknya untuk mengatarnya untuk mengambil tas.

Pintu telah terbuka, Azka terlebih dahulu membukakan pintu untuk Fara dan menutupnya kembali setelah Fara masuk.

Sepanjang perjalanan Fara hanya diam, tidak mengeluarkan sepatah kata.

"Astaga bang nio gue lupa" Batin Fara

Ia cepat-cepat mengirimkan sms kepada Arsenio.

To babang Nio

Aku udah di jalan, numpang sama temen tadi.

Send.

***

Tidak hanya di situ saja, Fara dan Azka harus menghadapi satpam.

Bagaimana tidak keduanya terlambat cukup lama yaitu 45 menit. Jika 5-10 menit sekolah masih memaklumi dan mendapatkan izin masuk. Tapi ini sudah begitu lama.

"Pak, tolong bukain kita gerbang dong" mohon Fara

"Maaf nona, saya tidak bisa"

"Kan baru kali ini pak saya telat, nggak ulang deh?"

"Ayo lah pak"

Fara terus membujuk pak satpam.

"Lo tau peraturan sekolah ini, kita nggak akan di kasih toleransi." Ucap Azka dingin

"Belum perang aja udah kalah" Seolah Fara menyindir Azka.

Setelah berpikir cukup lama pak satpam akhirnya membuka gerbang.

"Dia nggak ikutan, nggak ada niat juga buat masuk pak." Fara masuk sendiri ke dalam sekolah, membiarkan Azka diam seperti patung di luar.

"Cihh.. dasar patung es kutub utara!" Gumam Fara.

Fara berhenti kemudian berbalik. Melambaikan tangannya, "Thanks lagi buat bantuan kedua kalinya"

***

Next part!

Don't forget to add my story, follow me. And vote coment yaa guys.

See you
Salam dari penulis gaje

Come and LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang