"Yu, kantin yuk! Gue laper nih." Ajak Manda saat bel istirahat telah berbunyi.
"Ih ntar dulu! Bentar Man, bentar!" Ucap Ayu yang masih sibuk menulis.
"Hah akhirnyaa!"
Ayu melemparkan pulpen ke atas meja lalu meregangkan otot tangannya yang terasa pegal. Dengan segera, ia menutup buku catatannya dan mengajak Manda untuk segera ke kantin.
"Gila ya tuh guru ngasih catetan banyak banget. Tangan gue ampe mau copot ini." Keluh Ayu sembari berjalan.
"Ngeluh mulu lo enggak ada abisnya!" Manda menepuk pelan pipi Ayu.
"Ih lagian enggak kira-kira ngasih catetan ampe dua lembar. Itu catetan apa curhat?" Ucap Ayu dongkol.
"Apaan si Yu enggak lucu tau." Manda terkekeh.
"Yeh siapa juga yang ngelawak?" Ayu memutar bola matanya.
Manda terdiam saat melihat objek yang tengah berjalan dengan arah berlawanan darinya.
"Woy, Dam!"
Sapaan Ayu membuat Manda mengalihkan pandangannya ke arah Ayu.
"Apaan sih Yu?" Balas seorang cowok yang Ayu sapa.
Cowok tersebut tak berhenti melangkah walaupun disapa oleh Ayu, bukan karena tak ramah atau sombong. Karena yang Manda lihat cowok tersebut tersenyum saat membalas sapaan Ayu walau kalimat yang dilontarkan hanya begitu saja.
"Si Dama emang bener-bener dah ah, unch banget." Ayu terkekeh geli.
"Apaan sih? Anch unch anch unch segala, sok kekinian lo!" Sahut Manda.
"Halah, salting kan lo?" Ayu menatap jahil Manda.
"Kok salting?" Tanya Manda heran.
"Gue tau kok tadi pagi lo liatin Dama kan?" Ayu menyipitkan matanya sambil menunjuk hidung Manda.
Manda menepis tangan Ayu.
"Apaan sih Yu? Sok tau banget sih lo!"
"Gue bukannya sok tau Manda ku sayang. Tapi gue emang perhatiin kalo lo dari tadi pagi sampe tadi dia lewat tuh mata lo fokusnya ke dia!" Ayu menunjuk mata Manda.
"Apaan sih? Enggak jelas kan! Udah ah gue mau beli makan sama minum dulu, lo tunggu meja itu ya nanti." Ucap Manda sambil menunjuk meja yang dimaksud.
Ayu hanya menganggukkan kepalanya sambil terkekeh.
"Lama lo Man!" Ucap Ayu saat melihat Manda duduk di hadapannya.
"Iya tadi rame banget." Ucap Manda sambil menyendokkan bakso ke mulutnya.
"Man?" Panggil Ayu yang dibalas deheman oleh Manda.
"Lo mau gue kenalin ke Dama?"
Kalimat yang diucapkan Ayu membuat Manda tersedak sendiri. Ayu pun langsung menyodorkan minuman ke hadapan Manda.
"Ih pelan-pelan dong Man makannya." Ucap Ayu.
Lagi-lagi Manda hanya berdeham dan kembali melanjutkan makannya.
"Gimana Man?" Tanya Ayu.
"Gimana apanya?" Tanya Manda heran.
"Lo mau gak?"
"Mau apaan sih?"
"Gue kenalin ke Dama."
Manda menatap Ayu dengan alis yang tertaut.
"Gue enggak kenal dia." Ucap Manda.
"Ya makanya gue kenalin Manda sayang." Ayu gemas sendiri dengan sahabatnya satu ini.
"Enggak usah, ngapain!" Balas Manda.
Ayu memutar bola matanya dan berdecak.
"Man dengerin gue. Dama tuh baik banget cuma ya dia emang agak tertutup gitu sih orangnya." Ucap Ayu.
"Kok lo tau?" Tanya Manda.
"Ya gimana gue enggak tau sih Man? Orang dia aja tuh temen satu kelas gue waktu SMP." Jawab Ayu.
Manda menganggukkan kepalanya sambil membulatkan mulutnya.
"Dia anak baru?" Tanya Manda yang mulai penasaran.
"Apaan anak baru sih? Orang dari awal masuk SMA dia juga udah ada kok." Ucap Ayu.
"Tapi udah setahun gue sekolah disini, gue sama sekali belum pernah liat dia." Ucap Manda.
"Yeh lo mah emang enggak kenal siapa-siapa Man di sekolah ini!" Sahut Ayu.
"Sialan lo!" Ucap Manda yang hanya dibalas kekehan oleh Ayu.
"Ya seperti yang udah gue bilang tadi Man, dia itu orangnya tertutup banget. Jadi wajar aja kalo banyak yang enggak kenal sama dia." Ucap Ayu.
Manda hanya mengganggukkan kepalanya sembari meminum minumannya.
"Makanya kenapa gue mau ngenalin lo ke dia, karena gue pikir kalian itu klop banget. Pasti cocok!" Ucap Ayu dengan semangat.
Manda kembali tersedak air dan hal itu membuat Ayu tertawa.
"Temennya lagi keselek malah diketawain lagi. Emang dasar jahat ya lo!" Kesal Manda sambil membersihkan bibirnya yang belepotan air.
"Lagian lo lucu banget sih Man! Tiap gue ngomongin soal Dama lo pasti keselek." Ucap Ayu.
"Apaan sih? Enggak jelas banget lo Yu! Enggak ada hubungannya kali." Ucap Manda kesal.
Ayu masih saja menyemburkan tawanya melihat tingkah kesal Manda akibat ulah jahilnya.
"Jadi gimana?" Ayu menaik turunkan kedua alisnya sambil menatap Manda jahil.
"Au ah gelap!" Manda bangkit dari duduk dan berjalan meninggalkan Ayu.
Ayu semakin menyemburkan tawanya saat melihat Manda yang pergi meninggalkannya dengan raut kesal.
"Man tungguin atuh!"
•••
Manda memasukan semua alat tulisnya yang tergeletak di atas meja ke dalam tas nya. Bel pulang telah berbunyi lima menit yang lalu, namun pak Bambang baru saja keluar dari kelasnya.
"Man hari ini kemana?" Tanya Ayu.
"Pulang." Jawab Manda sembari menggendong tas nya.
"Ya gue tau Man. Maksud gue, lo enggak mau kemana dulu gitu?" Tanya Ayu.
Manda terlihat berpikir sambil mengetukkan telunjuknya di dagunya.
"Enggak kemana-mana." Jawabnya.
Ayu tersenyum lalu berdiri sambil menepuk tangannya. Hal itu tentu saja membuat Manda menaikkan sebelah alisnya.
"Temenin gue kalo gitu."
"Kemana?" Tanya Manda.
"Ketemuan sama temen gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Damanda
Teen FictionCinta pandangan pertama? Menurut Manda hal ini sangat tidak lazim baginya. Karena menurutnya jatuh cinta itu harus didasarkan dari hati bukan dari mata. Sampai ia bertemu dengan seorang Dama, perasaan aneh terus saja bermunculan dalam hatinya.