Kesungguhan Hati

34.5K 1.1K 7
                                    

Dingin...kaku....tegang semua dirasakan di tubuh Ale semua pandangan kabur kecuali wanita itu langkah demi langkah menuntut nya ke kursi dimana perempuan itu duduk bersama kakaknya.

"Kakak... maaf...ku mohon maafkan aku" kini lelaki itu tepat di hadapan dua orang tersebut.

Adra emosi bagaimana ia tahu keberadaan nya disini sedangkan Brendy menjadi lemas semua nya menjadi teringat dengan kejadian itu ia hanya memegang kepala teriak  dan teriak dengan ekspresi ketakutan.

"Bug....bug..bug.." hantaman keras dari kakak teruntuk adiknya hingga lelaki itu terjatuh.

Brendy menepi di kursi itu dengan memegangi kepala

"Apa kau gila?" Kata kakaknya.

"Kakak aku ingin bicara pada wanita itu" sedak Ale karena terbatuk-batuk.

"Jangan harap" Adra berdiri dari hadapan adiknya ia tahu bahwa rusuh di tempat umum tidaklah baik.

Adra mulai cemas dengan kondisi wanita itu baru saja ia melihatnya tertawa dan kini harus melihatnya ketakutan seperti itu.

Adra lagi-lagi mengendong wanita itu dengan pelan membuka kedua tangan itu yang ditutupi di kepalanya kini mencoba di kalungkan di leher nya.

"Tenanglah aku disini" menarik tubuh itu kedalam dekapannya.

Ale menyaksikan semua itu di depan matanya wanita yang ketakutan saat melihatnya kakaknya yang mengendong nya bahkan ia melihat betapa lembutnya kakak nya memperlakukan nya.

Gadis itu menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Adra yang sedang menggendongnya.

Tidak perduli orang di taman memandang nya apa bagaimana mengapa dan seperti apa wanita yang ia gendong lebih penting daripada orang yang ada di taman ini.

"Ar(Adra)... jangan pergi " ketika Adra menurunkan gendongan nya dan mendudukan di kursi mobil.

"Tidak aku akan selalu bersamamu" memegang kedua pipi itu.

Brendy hanya mengangguk pelan menatap lelaki itu.

Tanpa menunggu lama Adra menancap gas nya dan pergi dari taman ini lebih tepatnya pergi dari adiknya itu.

Ale menjadi sorotan di Taman Mawar semua menatap nya dengan aneh tapi Ale berdiri dan berjalan menuju mobil nya mengejar kakaknya.

"Sial kemana mobil nya" menggebrak setir mobil.

Ale mengambil tisu membersihkan wajahnya dan membenturkan kepala nya di dudukan mobilnya tidak keras hanya pelampiasan saja.

"Aku akan gila karena ini" 

Ale tidak yakin menemukan wanita itu tapi tujuan utamanya sekarang adalah menuju rumah .

"Ibu apa kakak sudah pulang" sesampai di rumah

"Astaga ulah siapa ini? Memperhatikan wajah sembab itu.

Ale melewati ibunya begitu saja dan menuju kamar.

Ia mandi dan menghempaskan tubuh nya di kasur berfikir bagaimana ia bisa bertemu dengan wanita itu hingga ia tertidur.

~

"Ar terimakasih" ucap wanita yang turun dari mobil.

"Aku sudah bilang bahwa aku akan menjagamu" diikuti langkah Adra.

"Baiklah kurasa ini sudah cukup " ucap Brendy.

"Ya sudah aku sudah mengantarmu di rumah baiklah sepertinya waktu sudah petang kamu istirahat saja " mengelus pucuk rambut itu.

Brendy hanya mengangguk.

"Dadah" melambaikan tangan ke Adra.

Adra tersenyum dan menaiki mobilnya dan di dalam mobil pun ia masih tersenyum-senyum sendiri.

Di perjalanan Adra berniat memberikan sesuatu untuk Brendy maka ia segera menuju ke toko terdekat.

"Tolong bungkus yang ini" menunjuk ke arah dress merah.

"Baik pak" pelayan dengan ramah membalas senyuman.

Adra ingin pulang tapi yang ia khawatirkan adalah bertemu dengan adik nya bukan takut melainkan enggan saja bertemu dengannya tapi bagaimana lagi kenyataan nya mereka juga 1 rumah.

"Ibu aku pulang" teriak Adra.

"Tadi adikmu mencari mu" sambil membaca majalah.

"Ada apa ibu? Ku harap ibu tidak ikut campur lagi dengan masalah ku" nada lesu.

"Tidak akan sekarang kalian sudah dewasa ibu tidak akan ikut campur" masih posisi membaca majalah.

Sebenarnya membaca majalah bukan  hobby tapi hanya sasaran semata.

Adra menuju kamar dan meletakan HP nya dia sembarang tempat segera ia mandi.

Tanpa ia tahu ternyata Ale sudah bangun dari tidur nya Ale menyelinap diam" di kamar kakaknya mengambil HP itu dan membuka nya karena memang tidak di password.

Segera mencari nomer wanita itu ternyata tidak sulit karena di situ terdapat foto wanita itu dan nama kontak yang ia beri nama MY Brendy.

Ale dengan cepat menghafal nomer 12 digit itu karena ia tidak mungkin turun ke bawah mengambil pensil ya karena terlalu lama.

Drt....drt.... Dering Brendy berbunyi.

"Datanglah besok ke El Pueblo" aku tunggu  jam 7 malam aku Adra karena tadi ada gangguan di ponsel jadi aku membeli baru, kumohon datanglah ini penting. Adra"

Ale memalsukan identitas nya karena hanya itu cara satu-satunya.

Brendy membaca dan lalu menutup hp nya dan kini sudah sangat larut segera ia tidur karena ia harus berfikir bagaimana pekerjaan nya selanjutnya.

_______________________________________

Hai moga suka ya 😆

Because I'm Not Virgin | Sudah DiterbitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang