I Can Smile

20.5K 849 16
                                    

~Ale POV ~

Dia membulatkan matanya ketika aku meminta bantuan untuk membuka bajuku aku tahu dia terkejut tapi bagaimana lagi anggap saja ini imbalan.

"Sudahlah Brendy aku tidak akan macam-macam" ucapku meyakinkan nya.

Dia sejenak berfikir dan menatap ke arah ku kurasa dia menyetujui nya.

"Baiklah " dia berkata dengan berjalan menuju arahku tentu dengan  celingak-celinguk.

Dia mendekati ku aku merasa sedikit kaku ditambah kaos yang tadi aku belikan cukup tipis sehingga bra yang ia kenakan mencetak dan terawang dari luar.

"Oh shit aku tidak ereksi kan?" Batinku.

"Ehem cepatlah " ucapku karena dia terlalu lama.

Dia membuka kancing bajuku satu persatu tangan nya yang lembut itu menyentuh ku seakan mengerayangi tubuhku membuat tubuh semakin geli dengan sentuhan itu .

"Awas kau macam-macam " ucap nya ketika menyentuh kancing bajuku.

Astaga bra nya mengecap membuatku ingin melahap nya saja sebagai pria normal jangan ditanya bagaimana adikku sekarang ini tentu sudah berdiri karena melihat wanita di depan ku ini.

"Aaahh" desis ku tak terasa karena tangannya menyentuh pusarku apakah dia sengaja menggodaku?

"Kau kenapa?" Tanya nya dengan wajah judes.

"Tidak lukaku sungguh perih" ucapku berbohong.

Dengan pelan dia membuka kancing bajuku dan sekarang aku benar-benar bertelanjang dada di hadapannya.

"Tidak Ale buang fikiranmu yang kotor itu" dalam batinku aku berperang dalam diriku sendiri menahan nafsu ini.

Sesudah melepas pakaian ku dia memakaikan baju yang kubeli ya aku seperti anak kecil saja dan kami makan makanan box untuk menahan lapar.

"Sudah larut tidurlah" ucapku.

Aku naik di atas kasur guna melampiaskan lelah ku tapi ada sebuah tangan mendorong diriku hingga terjatuh.

"What are you doing?" Dengan mengelus pinggang ku yang terjatuh.

"Aku tidak ingin kita 1 ranjang dirimu tidur dibawah dan aku tidur di atas" ketus nya dengan tatapan menantang.

Astaga apa yang dia lakukan bahkan aku yang membayar hotel ini seharusnya ...ah sudahlah biar saja aku juga tidak keberatan.

"In untukmu awas jika kau macam-macam " dia melemparkan 1 bantal dan 1 selimut.

"Kau ini sadis sekali" umpatku dengan menata selimut dan bantal yang dia lempar.

~~~

~Author Pov~

Sorotan sinar matahari menandakan bahwa hari telah berganti menjadi pagi, saat alarm berbunyi membuat mereka berdua bangun dari alam mimpinya.

"Bangunlah Brendy kita akan pulang" ucap lelaki yang sudah berdiri mengamati gadis yang berada di kasur.

Ale dan Brendy pun bersiap untuk kembali pulang dengan menaiki taksi yang sudah siap di depannya.

"Sampai Brendy"ucap Ale ketika taksi itu tepat di hadapan rumah gadis itu.

"Baiklah terimakasih Ale" kata Brendy langsung keluar dari taksi itu.

"Tunggu Brendy apa kau tidak ingin membuatkan aku minuman? Setidaknya ajak aku masuk karena sudah mengantar mu" teriaknya namun Brendy tak memperdulikan nya.

"Astaga jahat sekali dia " kata Ale karena merasa kesal.

Dengan mata yang masih ngantuk dan tubuh terasa pegal mau tidak mau Ale harus pergi ke kantor karena ada urusan tentang bisnis nya itu namun sebelum ia ke kantor mungkin lebih baik pulang terlebih dahulu segera sopir taksi menuju rumah Ale.

~

"Katakan dimana kau membawanya kemarin?" Suara Adra mengagetkanya yang hendak menuju anak tangga.

"Di hotel" Ale dengan santai menoleh dan menjawabnya.

Adra menghampiri adiknya dan mendorong nya sehingga tubuhnya benar-benar menempel tembok.

"Apa yang kau lakukan ?" Dengan tangan yang mencekram baju Ale.

"Kakak jangan terbawa emosi kemarin  ada sedikit kecelakaan tidak kah kau lihat tangan ku?" Dengan wajah sedikit meringis.

"Sebaiknya kau jauhi dia Ale aku sudah memperingatkan dirimu" dengan tatapan tajam.

"Tidak kakak aku sudah berjanji untuk berusaha mendapat maaf darinya" pergi melangkah menuju kamar.

"Dengar Ale tugasmu hanya meminta maaf darinya kan? Kuharap kau tidak lupa dengan kata-kata mu" kata Adra kini mampu menahan kaki yang hendak ke kamar.

"Kakak bagaimana jika aku menyukai gadis itu?" Ale berhenti sejenak menatap kakaknya.

"Bodoh apa maksudmu bicara seperti itu" entah kenapa Adra sungguh emosi dengan hari ini.

"Sudahlah kakak sebaiknya aku bersiap bergegas ke kantor" Ale meninggalkan kakaknya begitu saja.

"Sial aku keceplosan" dalam batin Ale.

Adra sedikit curiga melihat perilaku yang di berikan Ale kepada Brendy mungkinkah adiknya menyukai nya ? Bukankah misi pertamanya hanya untuk meminta maaf tapi jika itu benar terjadi maka keduanya akan saling berebutan.

"Tidak Brendy malam ini aku akan ungkapkan perasaan ku padamu kuharap dirimu menerimaku" batin Adra.

~Brendy POV~

Aku meminum teh hangat yang baru saja aku buat di sampingku sudah ada beberapa koran untuk kubaca di senggang waktu.

Walaupun aku mengalihkan mataku membaca koran tetapi kenapa otakku  selalu memikirkan lelaki bajingan itu bahkan kemarin aku berada dalam satu kamar hotel dan lebih parahnya aku membuka kancing bajunya dengan tanganku sendiri, apakah aku gila ?

Ya benar dia baik jika aku lihat dari sifat nya namun semua kebaikan nya juga takkan mampu mengobati rasa sakit ini.

Astaga dimana ponselku? Pasti di si Bajingan itu, ah bagaimana aku mengambil nya, Kenapa ada saja waktu memaksaku untuk bertemu dengannya ucapku sedikit mendecik kesal.

Tapi jujur saja Ale caramu menyelamatkan diriku dari kecelakaan motor kemarin membuatku 1 persen kebencian ku hilang terhadapmu, Aku tertawa kecil.

_______________________________________

Next .........

18 September 2017

😘😘😘😍😍😍😍💃💃💃💃

Part selanjutnya Adra mengungkap kan perasaan nya sama Brendy kira-kira di terima ga ya? 😏😏

Because I'm Not Virgin | Sudah DiterbitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang