Late

1.6K 211 19
                                    

"Hey Bodoh!"

Jimin hanya menggeliat pelan sambil menggeram sebal kala tubuhnya terguncang dengan cara yang tidak manusiawi. Tangannya mencoba mengelak dan mendorong pelaku, walaupun sebenarnya guncangan pada tubuhnya tidak juga berakhir

"Kamu sudah terlambat jimin! bangunlah!"

Jimin berputar hingga akhirnya dalam posisi tengkurap, membiarkan perutnya menjadi titik tumpu tubuh, menggerutu pelan. Kepalanya berdenyut-denyut hingga terasa sampai ke tulang dahi, Membuat jimin merasa ingin melepas kepalanya dan membuangnya keluar jendela. Mengesampingkan kondisi buruk pada tubuhnya, jimin mendesis pelan selagi mencoba membuka kedua kelopak matanya yang terasa lengket dan berat. Kemudian netranya menangkap jam weker yang terletak di meja nakas sisi ranjang, saat itu juga jimin berharap ia telah salah melihat

"Astaga! jangan jangan jangan!" Gerutu jimin sebelum melompat dari ranjang. Menyesalinya sedetik kemudian begitu merasa semua berputar, dan cairan asing terasa memaksa keluar dan menyakiti kerongkongannya. Bergegas berlari menuju toilet dan memuntahkan segalanya tepat pada lubang jamban, sungguh memuakkan. Beberapa saat ia habiskan untuk mengeluarkan seluruh isi perutnya, disahuti sebuah senandung dari bibir teman sekamarnya. Setelah selesai dengan acara muntah paginya, tubuh jimin terasa lemas, beberapa saat kepalanya terasa semakin berat dan berakhir tergeletak pada dudukan toilet, matanya terasa panas dan berair, tentu saja rasa terbakar pada ujung kerngkongan yang menyiksa.

"Apa saja yang kamu lakukan, hem?"

"Diam..." Jimin menggerutu. Dengan sisa tenaga terakhir diraihnya tuas penyiram dengan lengannya yang terasa kebas. "Aku tidak ingat apapun dan kepalaku terasa ingin meledak."

"Aku akan menjawabnya kawan. Kau mabuk dan pergi begitu saja dengan seorang pria. Berterima kasihlah karena aku menemukanmu tepat waktu. Aku melihatmu sedang bercumbu disisi mobil yang luar biasa hebat, dan hebatnya aku harus memisahkanmu dengan 'milikmu' yang menggantung keluar. Sebenarnya jorok, tetapi aku tetap memasukkannya kembali ke dalam celanamu." Jin seketika merinding mengingat kilasan kejadian yang seketika terasa berputar dalam ingatannya, sungguh itu sebuah paksaan yang buruk "Kau berhutang banyak padaku, yang terpenting sekarang adalah cepatlah bersiap karena kau sebenarnya sudah terlambat untuk wawancara pekerjaanmu."

Tubuh jimin menegang seketika. Matanya membulat lebar seaakan hendak mencuat dari tempatnya. Kepalanya sepersekian detik terasa mendadak penuh dengan ide ajaib, dan mungkin nantinya ide itu akan membantunya sekedar memiliki alasan yang baik mengapa ia datang terlambat. Dengan terburu jimin mempersiapkan segalanya dan berlari keluar pintu, bahkan lupa untuk sekedar menutupnya kembali.

Selama perjalanan jimin terus mengabaikan rentetan klakson dan seruan kasar pengguna jalan yang lain. Dirinya terasa kosong dan tidak menangkap apa yang barusaja terjadi pada dirinya, apalagi untuk sekedar mempercayai apa yang baru saja dialaminya. Tepat saat dirinya selesai memarkirkan kendaraannya, jimin menelan sebuah pil, kue pastry, dan secangkir kopi yang bahkan sudah tidak beruap lagi. Ia bersyukur jin masih cukup baik hati menyiapkan semuanya tepat sebelum jimin berangkat. Diraihnya map berisi kertas , dan bergegas masuk menuju pintu masuk gedung bertingkat tersebut. Begitu masuk, semua yang terasa hanya dingin, tenang dan datar.

Menyisakan kegiatan menelusur seisi gedung di esok hari, jimin segera berlari menuju meja resepsionis. Wanita berambut hitam yang tampak tidak lebih muda dari jimin duduk dibaliknya.

"Selamat datang di Min Co. bisa tolong sebutkan nama ada dan ada yang anda perlukan?"

"Em.. nama saya Park jimin, saya kemari untuk perihal lowongan pekerjaan sebagai sekretaris Tuan Min."

Jimin sudah kehabisan nafas berlari sepanjang ia menuju meja depan. Beberapa kali dirinya seperti akan jatuh karna lengannya meleset untuk sekedar menyangga tubuhnya pada sisi meja depan, membuat wanita meja depan sedikit mengulum tawa karena tingkah jimin.

Min Co. Indo Vers (Yoonmin)Where stories live. Discover now