"Jadi bagaimana penampilannya? apa dia menggemaskan? lalu bagaimana dengan rekan kerjamu? ayolaaah setidaknya ucapkan beberapa patah kata." jin mengusakkan wajahnya pada bahu jimin, selagi keduanya bersandar malas pada punggung sofa
"Aku pikir dia menarik. Aku tidak tahu sebenarnya, aku bahkan hanya bertemu dengannya sesekali. Tetapi aku bertemu seorang lelaki imut."
"Ah jiminnie!" Jin menampar keras punggung lengan jimin, terbahak seketika. Jimin hanya menyungging wajah aneh begitu tawa jin meledak
"Dia masih di sekolah menengah atas, dia magang dengan salah satu boss."
Begitu beberapa patah kata pertama terlontar, atensi jin seketika terfokus, bahkan terlalu cepat ketika jimin bisa melihat jin berubah menatapnya serius "Tidak ! Tidak ! Tidak, itu terlalu muda! ganti haluan jimin! ganti!"
"Ughh.." erang jimin "Jangan bicara dengan mulut penuh kawan!"
Jimin meraih sebuah donat dan menggigitnya sekali, sebelum bangkit dan meninggalkan jin. mengabaikan layangan protes dari sang sahabat. Dirinya membiarkan tubuhnya berbaring disisi sofa yang lain, mengacuhkan seragam kerjanya yang menjadi kusut. Keduanya hanya duduk di sofa, menikmati keberadaan satu samalain, dimana keduanya membiarkan pikiran mereka rehat sejenak dari kegiatan sibuk hari itu.
Jimin mengerang dan akhirnya bangkit "Aku harus bangun awal, selamat tidur gendut!"
"Astaga permisi! aku ini seorang putri!"
"Terserah...."
.
.
.
.
"Selamat pagi jiminnie!"
Jimin hanya mengerang dan menggumam pagi sebagai balasan pada lelaki penuh semangat itu. Mengambil duduk dan melihat sekeliling, memutar ingatan bagaimana ia bisa bangun pagi itu. Tubuhnya terlalu lelah dan terlelap lebih awal, meski pagi itu dia tetap tidak terbangun dalam kondisi yang baik.
"May, aku lihat kau memutuskan untuk hadir hari ini."
Jimin menengadah, bertemu dengan pemandangan seorang wanita yang berjalan sejajar dengan meja kerjanya. Wanita itu meletakkan tas lalu mendekat ke arah jimin. Surai hitamnya tergerai bergoyang dibalik kemeja putih yang dikenakannya, ujung heelsnya menghasilkan suara khas hingga jimin merasa ia akan tahu jika wanita itu ada disekitarnya.
"Hai, namaku May, yah.. seperti nama bulan. Kau imut, aku tebak kau sekretaris tuan min yang baru? mm.. aku penasaran berapa lama kau akan bertahan?"
"Kabar buruknya kau mungkin tidak akan sempat melihatku meski saat mengucap salam perpisahan. Park jimin, senang bertemu denganmu."
"Pedas aku lihat. Kau dan aku akan sangat cocok untuk saling kenal." wanita itu tersenyum pada jimin, kemudian berlalu kembali ke meja kerjanya. Jimin hanya beradu pandang dengan lelaki lain yang ada disana, meski ia bisa lihat iris taehyung menatap tajam punggung wanita itu.
"PAGI!" begitu saja lelaki bergigi kelinci itu tiba. Pertama-tama ia menghampiri taehyung, menyerahkan sesuatu sebelum melanjutkan perjalanan mendekati jimin. "Halo hyung, aku tebak kau mendapatkan pekerjaan itu?"
"Yep, sebelumnya namaku Park jimin."
"Ah benar, aku sedang dalam perjalanan jam kopiku, pesan apapun yang kau inginkan, tulis saja dalam secarik kertas." jungkook berujar keras, cukup untuk terdengar seisi ruangan.
Taehyung seketika bangkit dari kursinya dan berteriak memerintah "Aku akan bertanya pada hobi, kookie tanyalah pada joon dan jimin kupikir kau tahu apa yang harus kau lakukan!"
YOU ARE READING
Min Co. Indo Vers (Yoonmin)
FanfictionTempat Bekerja jimin terasa seperti neraka, bagaimana boss sialannya bertindak dan rekan kerja yang sungguh aneh? Hal gila mungkin akan terjadi di saat dirinya dipaksa untuk bekerja dengan jam yang menggila bersama sang boss yang luar biasa. All Cre...