Jimin meletakkan map ke atas meja dan meyakinkan bahwa seluruh hal yang diperlukan telah tersedia disana. Ketika dirinya hendak berlalu keluar ruangan, pintu terbuka menampakkan lelaki berambut abu melangkah masuk. Jimin mundur penuh ragu ketika pria abu itu masuk.
"Siapa kamu?"
"Sekretaris tuan min." Jawanbnya, lawan bicaranya hendak merespon namun tubuhnya sudah terdorong keluar jalur dimana tuan min melangkah masuk tepat dari arah punggung tubuhnya, mengambil duduk di tengah, tanpa menghiraukan apalagi sekedar berbicara sesuatu.
"Pergilah jim."
"Baiklah tuan, dan koreksi, nama saya jimin." Jimin berujar singkat dan pergi sesuati perintah. Dilaluinya may selagi wanita itu menyapa tamu karyawan penuh santun. Jimin beridir disisi taehyung yang juga melakukan hal yang sama meski berdiri diseberang may.
"Jadi, bagaimana cara menyingkirkan wanita itu?" jimin berbisik selagi dirinya mengulas senyum pada may.
"Tidak yakin, tapi jungkook mungkin akan datang dengan sesuatu. Sekarang, mari kia pergi sebelum yoongi berteriak pada kita."
Hari itu berlalu dengan tenang hampir seluruhnya. Jimin tidak memiliki permasalahan serius bagaimanapun bossnya bertindak. Pria itu tidak tertahankan setelah meeting berlangsung hingga sore menyergap. Setelah itu, jimin benar-benar tidak memiliki waktu untuk rehat. Dia bahkan dipaksa untuk menggunakan toilet meski sebenarnya ia tidak butuh, namun itu satu-satunya waktu tenang yang ia miliki setelahnya. Teriakan taehyung dan deru suara -klik- mouse may membuat jimin semakin gila.
"AKU BUTUH KAU SEKARANG!" jimin mengeran sesaat ia mendengar panggilan kesekian ratus kalinya menembus indra pendengarannya, Diraihnya beberapa lembar kertas dan mengambil langkah seribu dalam sepersekian detik menuju ruangan bossnya. Dalam satu poin, dirinya tidak sekerang acuh untuk mengetuk pintu, padahal dirinya baru bekerja selama tiga minggu dan ia sudah merasa mengetuk adalah hal yang sia-sia.
"Ya, tuan?"
"Lihat ini!" ujar tuan min dengan nada tegas selagi mempertontonkan beberapa lembar kertas pada jimin.
Jimin seketika bingung, tetapi tetap diraihnya kertas tersebut dengan hati-hati. Dalam fikirannya ia menjerit takjub begitu dirinya menelaah apa maksud dari kertas tersebut "S-se-semua ini? Besok? Tapi... ini butuh beberapa jam untuk diselesaikan."
"Tepat sekali, dengan begitu kau harus bekerja lembur, pergilah makan dan kembali satu jam yang akan datang. Aku akan mengirimkan pesan padamu apa yang ingin kumakan untuk makan malam. Sekarang pergi."
Jimin melaju malas dan kembali ke mejanya. Dirinya hampir saja terjungkal kala indranya menangkap keberadaan lelaki berambut blonde ada di kantor. "J-jin, apa yang kau lakukan disini?!"
Pemilik nama menghentikan kegiatannya berbincang dengan taehyung dan beralih pada jimin. Mempersilahkan taehyung untuk kembali beraktivitas, kemudian melompat ringan menuju sahabatnya. "Jiminnue!"
"Kau tidak mengangkat telfonku, jadi aku memutuskan untuk menjemputmu. Ayo pulang dan pesan makan malam."
"Oh aku tidak bisa, aku harus bekerja lembur." Jimin menyimpan keberanian selagi menunggu kemarahan jin yang akan meledak, meski pada akhirnya tidak meledak juga.
"Baiklah kalau begitu, ayo makan di luar."
Jimin hanya mengangkat bahu santai, mungkin itu menjadi pilihan terbaik dari kejadian terbaik yang terjadi hari itu. Makan malam bersama jin adalah keseharian, tetapi hari itu jimin begit bersemangat. Keduanya memasuki lift, jemarinya terulur menekan tombol berlogo B, namun terhenti begitu sahutan lantang mengalihkan atensinya. Tuan kim sedang berlari mendekati mereka. Jin terus menatapi kukunya untuk sekedar melihat ke arah lain.
YOU ARE READING
Min Co. Indo Vers (Yoonmin)
FanfictionTempat Bekerja jimin terasa seperti neraka, bagaimana boss sialannya bertindak dan rekan kerja yang sungguh aneh? Hal gila mungkin akan terjadi di saat dirinya dipaksa untuk bekerja dengan jam yang menggila bersama sang boss yang luar biasa. All Cre...