6. Gone

39 18 15
                                    




Darren menggeliat, sinar matahari menembus matanya. Ia tidak tahu jam berapa sekarang, namun ia tidak ingin bangun dari tidurnya.

Terdiam beberapa lama, akhirnya Darren merasa kamarnya sepi. Ia bangun, mendudukan badannya, menggosok matanya pelan. Ia melihat kasur sudah kosong didepannya, kemana Aeris? Batinnya bertanya-tanya.

Matanya mencari ke seluruh penjuru ruangan, tidak ada tanda-tanda keberadaan Aeris, kopernya pun tidak ada.

Pandangan matanya terjatuh pada secarik kertas diatas kasur yang ditiduri Aeris semalam. Ia berjalan, dan mengambil kertas tersebut.

Hai Darren,

Kalau kau membaca surat ini, artinya kamu bangun terlambat. Dasar pemalas, ckckck.. (Aku bercanda hehehe..)

Maaf aku tidak dapat menjadi tour guide kamu lagi mulai hari ini, aku harus pulang karena berapa urusan mendadak.

Tapi aku tidak akan lepas tangan begitu saja.

Aku menaruh maps diatas nakas kasur, kamus bahasa jerman karena disini tidak semua bisa berbahasa inggris. Kalau saranku, hari ini berpetualanglah ke Zurisee, tempatnya sangat bagus! Kalau karena bukan urusan ini, aku ingin sekali kesana.

Selamat bersenang-senang!

-Aeris-

(P.s: nikmati perjalananmu tanpa direcoki olehku, hehehe)

Darren berjalan ke nakas disebelah kasurnya, melihat maps dan kamus berukuran kecil. Diatasnya terdapat sticky notes kecil.

Things that will help you:) -A-

Ia membuka maps itu, dan melihat lokasi Zurisee yang sudah dilingkari Aeris dan diberi pesan.

I swear, ini keren banget! Gak akan nyesel!! (Jadi pengen:(( )

Darren tersenyum akan tingkah Aeris walaupun Aeris tidak ada disini. Ia tidak disini, senyuman Darren pudar mengingat Aeris tidak menemaninya hari ini.

Darren merasa kosong, sepi. Ia pun berbalik memutuskan untuk membersihkan diri. Namun langkahnya terhenti saat ia sadar menendang sesuatu.

Ia menunduk dan mengambilnya. Gelang? Tapi punya siapa? Batin Darren sambil memegang gelang hitam berbandul siluet burung terbang itu dengan kebingungan.

----------

Kalau bukan karena dosen mempercepat tanggal pengumpulan tugas akhirnya, Aeris tidak sudi meninggalkan liburannya. Untungnya, ia masih sempat mendapatkan tiket pulang sehabis mendengar berita yang tidak diharapkannya itu.

Ia sudah berada dipesawat menuju London. Ia menyelesaikan beberapa paragraf dari draft tugas yang sudah ditundanya dari berminggu-minggu yang lalu.

Sesaat kemudian, ia menghentikan ketikannya. Aeris merasa kejanggalan dihatinya, hanya menatap langit dengan tatapan kosong.

Aku sudah biasa pergi sendiri, tapi kenapa rasanya kali ini sangat membosankan? Batin Aeris bertanya.

Ia menutup laptop, dan plmemasukannya kedalam tas ranselnya. Memasang headset, dan memejamkan matanya.

Ada apa denganku hari ini? Gumamnya sendiri dan memutuskan untuk tertidur sejenak.

--------

Darren berjalan sendirian. Ia awalnya pergi menuju Zurisee seperti yang disarankan Aeris dalam suratnya. Tapi saat sudah ditempat, minat Darren sudah hilang begitu saja.

Tidak seru tanpa manusia ajaib itu, batin Darren sambil memandang Zurisee didepannya.

Darren pun melangkah pergi menuju bangku taman disisi jalan. Ia duduk, dan menyalakan kameranya.

Ia mengamati hasil foto-fotonya kemarin, lebih tepatnya foto Aeris yang difotonya kemarin. Ia tersenyum, terkekeh melihat tingkah Aeris yang terfoto.

"Nice bracelet, sir!" Darren sedikit kaget mendengar suara anak perempuan duduk disebelahnya.

"This one?" Ujarnya sambil menunjuk gelang miliknya.

"No!" Kata anak tersebut sambil menggeleng, dan menunjuk gelang hitam yang ditemukannya tadi pagi.

"Ah, thank you!" Ujar Darren dengan senyuman.

Anak tadi berlari pergi meninggalkan Darren sendirian. Ia kembali memperhatikan tiap foto Aeris.

Satu per-satu dilihatnya, namun tiba-tiba mata Darren tertuju pada tangan Aeris yang sedang memegang bendera. Ia mengarahkan ke tangan Aeris, dan memperbesarnya.

Sudah saya duga, batin Darren sambil tersenyum tipis melihat hal itu.

---------

Aeris sudah sampai di bandara London. Ia mengambil kopernya dan keluar dari gerbang domestik. Ia menaiki eskalator turun, menuju gate utama.

Saat turun, senyum Aeris mengembang melihat orang didepannya. Seorang laki-laki berperawakan tinggi, tegap, bersama beberapa temannya.

Sesampainya di lantai tersebut ia langsung berlari dan memeluk orang didepannya itu.

"How's your trip, babe?" Tanya laki-laki tersebut sambil mengelus rambut Aeris.

Aeris mendongak, menatap laki-laki tersebut dengan senyuman lebar.

"Dua hari namanya bukan trip dong, Aries! But it still fun.." Ujar Aeris dan kembali menenggelamkan kepalanya di dada bidang laki-laki bernama Aries itu.

Aries hanya terkekeh, dan mengecup puncak kepala Aeris. Hal yang mereka lakukan ini untuk menyalurkan rasa rindu yang tertahan selama beberapa waktu terakhir.

********

Im back!!!!
Miss me? Yuhuuu
Itu siapa hayo?? Mulai greget tidak?
Jangan lupa vote, comment, dan share ya!
Lopyu❤️

-hyippp-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Walk on MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang