2. Ketua Osis

162 16 0
                                    

Bayangan yang datang, mengurai misteri

***

Fay nyaris terlambat sekolah pagi ini. Dia bangun kesiangan. Sebenarnya Fay tidak punya masalah dengan bangun pagi. Tapi semalam, dia baru saja begadang menonton film. Dan baru tidur satu jam sebelum azan subuh berkumandang. Mbak Nah, asisten rumah tangga di rumahnya, yang berkali bolak-balik membangunkannya pun sampai putus asa, dan akhirnya menyerah dan membiarkan Fay bangun tidur sesuka hatinya.   

Begitu sampai di sekolah, sebelum menuju kelasnya, Fay mampir ke toilet untuk menyegarkan mata. Masih ada waktu dua menit sebelum bel masuk berbunyi. Sesampainya di toilet dia langsung mencuci muka, berharap cara itu bisa menghilangkan kantuknya.

Fay melirik sekilas ke arah pintu saat dua murid cewek masuk ke dalam toilet. Kedua cewek masuk ke dua bilik toilet yang berbeda. Fay mengembalikan tatapannya pada cermin di depannya dan kembali mencuci muka dengan air yang banyak.

Tak lama cewek yang satu keluar dari dalam bilik toilet, dan berdiri di samping Fay. Tanpa sadar Fay mengamati cewek di sebelahnya.  Aroma parfum menguar dengan bau yang menyengat, membuat Fay mendengus tanpa kentara. Cewek itu mengeluarkan benda berbentuk stick dari saku dan memulaskan benda itu ke bibir.

"Eh, denger-denger, kemaren ada kakak kelas yang berantem, ya?" cewek di sebelah Fay bicara, dengan suara yang setengah berteriak karena lawan bicaranya  masih berada di dalam bilik toilet.

"Iya tuh! Heboh banget katanya." Cewek yang di dalam bilik toilet menyahut.

"Katanya yang berantem itu kakak kelas yang kemaren ngospek kita itu lho. Salah satunya yang gayanya tengil abis, yang suka ngunyah tusuk gigi."

Hening sesaat.

"Oh, ituuuu!" cewek di dalam bilik toilet akhirnya bersuara. "Emang kenapa sih sampe berantem?"

"Ada yang bilang sih gara-gara futsalan."

"Yailah, dasar cowok!" cewek di dalam bilik toilet berseru.

"Terus, yang gue denger juga, yang berantem sama si cowok tengil itu, Ketua Osis, inget nggak lo mukanya?"

Tanpa bermaksud untuk menguping, Fay mendengarkan pembicaraan itu dengan leluasa. Mau pura-pura tuli juga nggak mungkin banget, secara dia masih punya telinga yang sehat.

"Inget, si muka misterius itu, kan?" cewek di dalam bilik toilet kemudian keluar.

Cewek di sebelah Fay mengangguk. "Cakep ya, tapi sayang kayaknya sombong."

"Itu bukan sombong, tapi cool."

"Cool? Kulkas kaliiiii..."

Kedua cewek itu lalu tertawa sembari menuju ke arah pintu dan menghilang di balik pintu.

Fay mengentakkan napas.

Ketua Osis? Berantem?

Ck, parah amat! 

***

Fay jadi murid terakhir yang mengumpulkan tugas Matematika di meja guru. Bu Gina langsung menyuruh Fay membantunya membawa buku-buku itu ke ruang guru. Fay mengikuti langkah Bu Gina.

"Siapa nama kamu?" tanya Bu Gina sambil menatap Fay saksama.

"Fay, Bu."

"Lengkapnya."

"Nafaya Treasy."

Bu Gina mengulang nama lengkap Fay lalu mengangguk. Perempuan itu hendak kembali bicara, tapi tiba-tiba pandangannya fokus ke lapangan. 

Back to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang