Kageyama Seijuuro. Tahun kelima. Sekarang lagi gencar-gencarnya belajar untuk persiapan tes O.W.L yang akan diadakan beberapa bulan lagi.
Sejak awal masuk ke sekolah ini, ia sudah menjadi seorang bintang. Jangan tanya berapa jumlah penggemarnya, hampir seluruh gadis di Hogwarts mendambakannya.
Tak hanya gadis, para lelaki pun terang-terangan menyukainyaㅡmenyukai dalam arti menjadikannya sebagai seorang role model.
Ia adalah definisi dari kesempurnaan.
Memiliki wajah yang terlampau tampan, hiasan mata heterochrome yang tajam, juga bentuk rahang yang begitu lancip nan tegasㅡmembuat gadis manapun yang menatapnya pasti menjerit tak kuasa.
Apalagi jika membicarakan tentang bakat dan kemampuannya, rasanya seperti tak akan habis.
Karena seluruh nilai rapornya selalu bertuliskan O (Outstanding).
Tak pernah sekalipun ia mendapat E, ataupun Aㅡapalagi P, D dan T.
Ia lebih memilih untuk mati daripada mendapat nilai selain O. Ia seorang perfeksionis. Apapun harus sesuai dengan prediksi dan rencananya.
Pembawaannya selalu tenang. Iya, selalu tenang.
Kecuali akhir-akhir ini.
Seminggu terakhir ini, ia dilanda kegelisahan yang hebat.
Rasa galaunya tentu saja bukan tanpa alasan.
Tujuh hari yang laluㅡlebih tepatnya saat sore hari setelah ia merampungkan kelas ramalannya, tiba-tiba saja adik bungsunya yang sialnya luar biasa manis, datang ke kamarnya sambil menangis sesenggukan ala drama queen.
Sebelum ia bertanya 'mengapa', adiknya sudah merancau tak jelas sambil memukuli dadanya.
Dan dari rancauan tersebut, ia menangkap beberapa hal.
Bahwa lelaki yang akhir-akhir ini digoda adiknya, terlihat kembali 'mesra' dengan mantan kekasihnya.
Seijuuro terkejut bukan main. Selama ini ia pikir adiknya hanya bermain-main saja, mengingat sifatnya yang sangatlah dinamis itu.
Alih-alih menenangkan adiknya, Seijuuro malah terjebak dalam emosinya sendiri. Bagaimana ia tak marah, jika adik bungsu yang ia jaga mati-matian layaknya berlian mahal yang mudah rapuh dibuat menangis oleh lelaki asing yang bahkan tak dikenalnya. Tak dikenal dalam arti hanya sekedar tahu saja, mengingat ia adalah seorang Prefekㅡotomatis ia hampir hafal seluruh penghuni Slytherin.
Orang ini cari mati rupanya.
Saat ia melontarkan inisiatifnya untuk menghajar lelaki itu, tangisan adiknya malah semakin mengeras.
Membuat Seijuuro kelimpungan.
"Jadi, kau mau nii-chan bagaimana, hm?"
"Aku mauㅡhiks, nii-chanㅡhiks menjauhkan gadis bernama Hanabi itu dari Kei-senpai!"
Damn, bung.
Ia memang pernah berkata akan mengabulkan segala permintaan si bungsu, tapi rasanya tidak yang satu ini.
Ia bahkan tak ada hubungannya sama sekali dengan masalah ini.
Saat hendak menolak dengan cara halus, adiknya malah semakin marah dan pergi meninggalkan kamarnya.
Dan sejak itu, adiknya benar-benar tidak mau berbicara padanya, bahkan untuk melihat wajahnya saja si bungsu rasanya begitu enggan.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Slytherin Guy [Tsukishima Kei x Reader]
FanfictionHaikyuu © Haruichi Furudate Harry Potter © J.K Rowling Tsukishima Kei x Reader [Harry Potter! AU] *** Usahamu dalam mencari perhatian sang pangeran ular. ***