Jesus and Chocolate

1.3K 238 23
                                    











Ini merupakan hari berikutnya, beberapa menit setelah bel berbunyi; menyerukan euforia seorang Kageyama [Name], dimana pelajaran yang ia benciㅡSejarah Sihir, selesai tanpa tambahan pekerjaan essai.



Maka, ia langsung berlari sedikit bersenandung, menuju asrama merah emasㅡGryffindor, mencari sesosok kakaknya Tobio; masih dengan seragam Quidditch, mendudukan dirinya yang cukup terlihat kelelahan setelah latihan persiapan babak penyisihan minggu depan.



"Lelah?" tanyanya, memposisikan diri duduk di samping Tobio. "Aku punya Custards! It's amazing!" merogoh dua buah kotak berwarna merah maroon di dalam tasnya. Memilah satu, lalu diberikan kepada Tobio.

"Sedikit." jawabnya. "Kepalaku pening. Salah satu keeper kami, Sawamura-san terkena pukulan bludgers. Istirahat total selama 2 bulan, dan kami kepayahan mencari pengganti." curhatnya, tangan bergerak mengambil sesendok krim kejuㅡCustards pemberian adiknya.

"Cadangan masih banyak, bukan?"

"Tidak semahir Sawamura-san. Ia ibarat pondasi tim, kau tahu." Menghela nafas cukup panjang. "Sialnya, babak penyisihan pertama lawan harus Ravenclaw. Mereka memiliki chaser yang handal. Ia seperti ditakdirkan lahir sebagai bintang Quidditch. Aku membencinya."

"Oh, finally. Mengaku kalah?"

"Jangan bercanda. Aku dewa Quidditch," candanya. "Mau lihat latihanku besok? Jam 3 sore."



Menampakkan wajah berpikir sejenak; mengingat jadwal di hari sabtuㅡsial, sendirinya jadwal penuh. Bukan karena ada kelas, tapi lupa kalau besok jadwal bersih-bersih gudang si kerdil; Levi.



"Nyusul, lupa besok masih ada hukuman." jawab [Name] sedikit malas.

"Berkali-kali dibilang jangan nyalahi aturan. Puas dapat hukuman sekarang?" Tobio tersenyum mengejek. "Apa? Mengadu ke Seijuuro-nii? Masih bantu dad di Ministry of Magic, jangan coba-coba, adik kecil."

[Name] mendengus, melahap habis custards miliknya, tangan mengampit tiga tumpuk buku lalu pergi menuju pintu keluar. "Kalau besok gigimu tumbuh besar, itu Densaugeo, hadiah sayang dariku! Dasar menyebalkan!"



Disana Tobio tertawa, kala si adik kecil menjulurkan lidah mengejek, namun ekspresi masih ketara sumringah.


.
.
.
.



Kalau yang ini, [Name] total penasaran. Selesainya tata gudang, tanpa ada waktu ambil jubah dan syal ㅡmengingat hawa masih dingin di pertengahan februari, berlari kecil menuju tenda Quidditch, namun langkah dihentikan ketika di depannya kerumunan.....betina?



ㅡbukan,  sekumpulan gadis membentuk lingkaran, mengerubung seseorangㅡsepenangkap mata, mungkin seorang lelaki dengan tangan menggenggam sapu terbang nimbus 2002 keluaran terbaru; memakai seragam bronze corak silver, tinggi tegap dan bentuk rambut seperti tidak disisir setahun.



Demi burung hantu tolol milik Sugawara, dejavu total terasa.



Lalu seperkian detik berikutnya sebab dari dejavu terjawab, saat si lelaki menghadap ke arahnya. Wajah jelas terpampang.

That Slytherin Guy [Tsukishima Kei x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang