Tobio masih terus memandang adik kecilnya yang tertidur pulas di tempat tidurnya. Rambutnya sedikit kusut, juga kantung hitam yang terlihat cukup jelas di matanya. Ia duduk di samping tempat tidur. Tangannya menyentuh permukaan pipi [Name] dengan lembut. Ia menatap wajah si bungsu dengan sayu.
Dadanya nyeri. Rasa penyesalan semakin merambat kala melihat wajah adiknya.
"Tobio-nii...."
Tobio terkejut, tak bereaksi. Matanya membulat. Ia hendak pergi keluar sebelum tangan [Name] menariknya cukup kencang, hingga keseimbangan tubuhnya oleng dan berakhir dengan ia yang menindih adiknya di tempat tidur.
"Hei," sapa Tobio, ingin sedikit mengusir kecanggungan.
"Melarikan diri? Kenapa?"
"Tidak apa-apa."
"Itu bukan jawaban. Aku ingin yang lebih jelas."
"Jadi apa yang harus aku katakan?"
"Aku mencarimu sejak kemarin." [Name] mengalihkan pembicaraan. Sadar bahwa kakaknya tidak ingin membahas hal tersebut.
Tobio kembali diam. Ia menatap lurus mata [Name]. Tatapannya lemah, membuat [Name] menjadi sangat khawatir.
"Tobio-nii, aku minta maaf..."
"Maaf, [Name]. For everything. Rasanya aku ingin mati saja setelah melakukan hal itu kepadamu,"
[Name] terkekeh. Rasanya ia mendapatkan kakaknya kembali. Perasaan mengganjal entah kapan langsung lenyap begitu saja. Matanya terasa panas dan berair.
"Jangan menangis. Aku tidak suka. Tenang, ya? Aku sudah disini,"
[Name] mengangguk cepat. Tobio menarik sudut bibirnya. Ia menghapus lelehan air mata tersebut dengan pelan dan lembut. Mata onyx hitamnya menatap sayu kedua mata [Name] yang sedikit memerah. "Mau membuat janji?" tanya Tobio. [Name] mengangguk setuju. "Lain kali, jika aku menyakitimu sampai membuatmu menangis, katakan pada nii-san untuk menghajarku sampai babak belur. Oke?" lanjutnya.
[Name] terdiam, ingin rasanya menolak. Tapi perkataan kakaknya yang terasa begitu bersungguh-sungguh membuatnya mengurungkan niatan tersebut. "Kalau begitu, kau juga harus berjanji kepadaku!" serunya. "Jangan menjauhiku, jangan pergi dariku, jangan menyakitiku! Itu akan membuatku menangis. Aku tidak mau Tobio-nii babak belur,"
Tobio tertawa. "Aku janji." jawabnya. "Besok mau kencan dengan Tobio-nii? Diagon Alley?"
Wajah [Name] terperangah. "Flourish and Blotts! Belikan aku buku teks Rune Kuno!"
"Apapun untukmu." jawab Tobio. Ia beralih tidur di samping [Name], memeluknya dari belakang dengan erat seakan tak ingin lepas. "Tidur dulu, ya? Selamat tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
That Slytherin Guy [Tsukishima Kei x Reader]
FanfictionHaikyuu © Haruichi Furudate Harry Potter © J.K Rowling Tsukishima Kei x Reader [Harry Potter! AU] *** Usahamu dalam mencari perhatian sang pangeran ular. ***