Bagian 3

1.2K 139 21
                                        

Zuan tampak menghela nafas sebelum kemudian melajutkan ucapannya. “Tapi kasim Sutan beserta keluarganya ditemukan tak bernyawa di ujung kota, keadaan nya benar-benar mengenaskan dengan beberapa luka tusuk pada bagian perut dan dadanya dan sayatan pedang yang dalam di punggungnya”

“Apa maksudmu?”

“Kasim Sutan beserta keluarganya telah meninggal dan luka sayatan yang berada dipunggung nya mirip seperti hasil dari tangan para Gladiator Sparta”

“Bajingan!” dan thabit pun segera pergi diikuti Zuan yang mengekor dibelakangnya.

.......................................

Siang hari di ujung kota Susa memang benar-benar dalam keadaan kacau, banyak masyarakat yang mulai mengerumuni empat orang mayat yang tidak bisa dibilang dalam keadaan layak. Beberapa luka yang sudah mulai membusuk tampak menganga beserta bau menyengat yang mampu mengocok perut.

Thabit beserta rombongannya terlihat telah tiba dengan kuda-kuda gagah mereka saat keadaan sekitar mulai tidak kondusif bahkan banyak masyarakat yang terang-terangan menyerukan keresahan mereka, Thabit menghela nafas sebelum kemudian dirinya melangkah menuju kerumunan orang yang mengelilingi mayat.

Apa yang dikatakan Zuan benar, luka-luka pada tubuh Kasim Sutan beserta keluarganya bukan luka yang biasa dilakukan orang-orang biasa.
Luka-luka ini lebih mirip berasal dari tangan-tangan ahli yang memang mahir dalam memainkan pedang, luka yang terdapat pada Kasim Sutan beserta keluarganya lebih mendominasi pada bagian-bagian vital tubuh dan juga sayatan yang terdapat pada masing-masing tubuh korban memang mirip dengan hasil dari tangan para Doria.

Thabit berdecak kesal, rupanya para Doria dan sekutunya sudah benar-benar mengibarkan bendera perang pada Persia. Doria memang licik dan itu adalah fakta sejak ras mereka berdiri, Thabit mendengus kasar dirinya benar-benar harus merombak habis-habisan strategi yang telah ia susun bersama Altan sejak setahun yang lalu.

Tanpa sengaja pandagannya mengarah pada mayat remaja laki-laki yang merupakan anak bungsu dari Kasim Sutan, di tangan kirinya telihat seperti tengah mengengam gulungan merah dan Thabit dengan segera meraih gulungan itu kemudian membukanya

'Arah matahari Terbit'

Matanya segera menyorot pada arah yang dimaksud, ternyata benar tampak dua orang yang ia duga salah satunya adalah perempuan tengah menyeringai licik padanya. Dengan memakai jubah hitam yang tampak mencolok di tengah kerumunan masyarakat Thabit dapat dengan mudah menemukannya.

“Panglima?”

“Ya Zuan? Kau menemukan sesuatu?”

Nay, hanya saja tadi Yang Mulia Raja mengirim utusan bahwa ada diharuskan segera pergi ke Istana”

“Baik ayo kita segera berangkat. Dan perintahkan pada Than untuk mengurus mayat Kasim Sutan dengan layak”

...............................

Isatana Persia tampak berdiri megah seperti biasa. Tampak seorang pria berdiri angkuh dengan pakaian mewahnya, pria itu – Altan tampak mendegus kasar saat para bawahan yang diperintahkannya untuk berjaga sudah di temukan tewas dengan beebrapa luka menganga di leher.

Sudah dapat dipastikan bahwa serangkaian kejadian yang menimpa Persia belakangan ini merupakan taktik dari para Doria dan sekutunya – Yunani, Altan berdecak kesal rupanya para Doria ingin lebih dulu menyerang bagian internal Istana sebelum kemudian mengibarkan bendera perang.

Bagaimanapun mereka kaum licik yang harus dimusnahkan keberadaannya. “Yang Mulia Panglima Thabit telah tiba di istana”

“Ya, suruh dia segera keruangannku”

The General's [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang