Bagian 1

1.7K 171 24
                                        

Thabit mengernyit menyadari cahaya matahari yang malu-malu masuk kedalam retinanya. Dan dirinya beranjak bangun meninggalkan peraduannya.

Sudah sejak dua tahun yang lalu dirinya mulai terjaga dalam setiap tidurnya, dirinya selalu bersikap waspada terhadap gerakan sekecil apapun semenjak Sparta dan sekutunya – Yunani mengumumkan gencatan senjata pada Persia.

Dirinya bahkan tak bisa beranjak menjauh dari majikannya meskipun Altan – Rajanya sudah melarangnya berkali-kali, dan Thabit hanya akan pergi menjauh jika Altan akan beranjak istirhat atau jika dirinya mendapat tugas kenegaraan yang mengharuskannya pergi.

Dirinya bahkan menugaskan beberapa Imortals untuk menjaga Ratunya yang kini sedang menggandung dari jarak jauh agar sang Ratu tak merasa risih.

Dirinya hanya mengantisipasi jikalau Sparta mengingkari perjanjian mereka dan tiba-tiba saja menyerang Istana inti sedangkan dirinya sedang tak berada dalam lingkungan istana.

Altan dan istrinya dalah orang yang paling sangat ia lindungi, selain karena Altan dan istrinya merupakan majikannya. Altan juga adalah orang  pertama yang mengulurkan tangan dan mengajaknya untuk berteman  setelah sekian lama dirinya terpuruk dalam kesedirian

Altan adalah orang yang paling tahu tentang sejarah hidupnya dan paling berjasa dalam hidupnya, dan Thabit cukup tau diri untuk membalas kebaikan Altan dengan kesetiaannya.

Dirinya bahkan ingat kejadian dua tahun lalu disaat Altan tengah menjalin kasih dengan perempuan dari Turki yang sampai sekarang masih dicari keberadaannya. Tanpa ia sadari bibirnya berkedut terseyum mengingat kejadian masalalu. Apalagi saat kejadian beberpaa bulan lalu disaat Ratunya dinyatakan hamil Altan bahkan langsung mengadakan pesta syukuran pada para Dewa dengan meriah dimalam harinya.

Dan dirinya cukup puas melihat Altan pahlawan hidupnya telah berbahagia.

.........................

Thabit mnegerjap dari lamunannya saat ketukan pintu kamarnya terdengar, setelah dirinya menggumankan kata masuk barulah terlihat anak buahnya memmbungkuk hormat

“Hormat kami Panglima”

“Ya, berita apa yang kau bawa?”

“Kami menemukan beberapa penyusup Doria yang menyamar sebagi pedagang kain dan poselen

Doria?”

“Ya, mereka bahkan telah menghasut beberapa penduduk untuk ikut bergabung pada Yunani”

“Baiklah aku mnegerti. Ah, tolong siapkan kudaku aku akan pergi ke Istana”

Bale” ucap mereka bersama dan kemudian pergi meninggalkan Thabit yang masih berdiri menjulang ditempatnya.

Thabit menyeringai licik, rupanya Doria memang sedang bermain-main dengan dirinya dan dirinya harus membalas dengan cara yang licik pula.

Dirinya harus segera melapor pada Altan untuk merubah beberapa rencana yang memang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari

Kali ini dirinya harus bisa menang melawan para Doria yang sudah melecehkan Persia apapun jalannya akan ia tempuh. Demi Persia dan demi mendiag ayahnya yang begitu mempercayakan segalanya padanya.

Ketukan di pintu kembali terdengar, dan muncul sosok perempuan berambut hitam legam dengan seyuman lebarnya yang memang seperti biasa selalu datang tiap pagi untuk membawakannya beberapa makanan.

“Thabit apa aku menganggu?”

Nay

“Baguslah, ah ibu membuatkan beberapa makanan untukmu dan aku di tugaskan untuk mengantarnya”

The General's [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang