Part-5 ~ ini apa sih?

31 1 0
                                    

"nona mau aku gendong atau aku papah? " tanya Nathan kemudian setelah menuntaskan urusan kompres-mengompresnya dengan kakiku

"aku bisa sendiri! " jawabku ketus sambil masih berusaha berdiri , namun tetap saja gagal dan aku kembali terduduk di lantai belum sampai berdiri padahal,

"ayo! " dia memukul pelan pundak kirinya dengan tangannya dan sekarang dia sudah membelakangi ku,

Dengan berat hati aku menjulurkan kedua tangan ku ke lehernya, rasanya aku ingin mati saja digendong dengan model belakang begini,padahal aku memakai rok pendek

"nona masih tetap ingin ke kantor atau mau istirahat tapi singgah ke rumah sakit dahulu? " dia kembali bersuara setelah berhasil menempatkan ku di jok depan samping supir, aku sendiri tak sempat berpikir kenapa ia menempatkanku di bagian jok ini,

"aku mau kekantor saja, nanti juga nyerinya mereda. Ayo cepat! Aku ada meeting penting!" ujarku masih dengan suara ketus

"baiklah,saya memang tidak berhak memberi suara " dia menutup pintu dan memutari mobil kemudian masuk ke jok pengemudi .

Sepanjang jalan menuju kantor,banyak pemikiran berseliweran di kepalaku baik tentang materi rapat hari ini, keadaan kakak ku, si bodyguard tengil ini, ahhh rasanya aku ingin pergi ke salon untuk melaksanakan treatment khusus atau sekedar pijat saja rasanya badanku hampir remuk setelah melalui kemarin malam dan pagi ini.

Tanpa kusadari ternyata Nathan telah membawa mobil memasuki daerah kantor dan sudah menuju lobi kantorku, aku masih sibuk dengan pemikiranku sampai tak sadar dia menepuk pundakku perlahan

"Non, kita sudah sampai, non mau saya gendong lagi keruangan non? "

"gausah!"aku masih enggan bercengkerama lama dengannya,aku berusaha membuka pintu mobil tanpa menunggunya,berusaha menurunkan kaki ku perlahan,saat baru hendak menginjakkan kaki ku ke tanah, ternyata rasa sakitnya belum hilang juga dan berakhirlah aku yang kembali meringis kesakitan

"uhhh, kok rasa sakitnya gak hilang hilang sih?" tanyaku lebih kepada diriku sendiri

" nona terlalu memaksakannya itu penyebabnya" si Nathan itu menyahuti ku, kemudian beranjak turun dari balik kemudi, memutari mobil dan membantuku berdiri, saat dia sudah bersiap ingin mengambil posisi jongkok dihadapanku aku refleks menarik lengannya.

"gausah digendong saya sudah cukup malu jalan pincang,jangan ditambah dengan acara kamu gendong segala" aku pun meraih lengannya menjadikan tumpuan dan si Nathan ini hanya diam saja.

"yaudah ayo jalan dong" aku mulai sedikit menarik lengannya,tanpa menjawab dia juga mulai memajukan langkahnya perlahan sangat perlahan saat melewati petugas valley dia pun menyerahkan kunci mobil yang di pegangnya.

Perjalanan menuju ruanganku yang terletak di lantai 18 dan paling sudut itu pun memakan waktu hampir 20 menit karna langkah kakiku yang benar benar pendek,aku melewati meja sekertaris ku matanya mengarah ke kakiku yang hanya memakai sendal bulu

     Perjalanan menuju ruanganku yang terletak di lantai 18 dan paling sudut itu pun memakan waktu hampir 20 menit karna langkah kakiku yang benar benar pendek,aku melewati meja sekertaris ku matanya mengarah ke kakiku yang hanya memakai sendal bulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu gakpapa? " tanya nya dengan suara prihatin

"aman kok May,nanti juga sembuh, cuman jatuh dikit kok"jawabku kepada Maya
Maya membantu membukakan pintu ruanganku, setelah kami berdua melewati pintu Maya kembali menutupnya

Nathan masih terus memajukan langkahnya menuju tempat duduk ku di tengah ruangan ini,setelah berhasil mendudukkan ku dengan sedikit hempasan Nathan kembali menegakkan badannya dan membetulkan area lengannya yang sudah kusut karna ku pegang sejak tadi,

"Terimakasih,kamu bisa keluar dari ruangan saya sekarang" kataku masih sambil membenarkan posisi dudukku

Nathan mundur secara perlahan tapi belum sampai 2 langkah ia tiba tiba jongkok di hadapanku, mengangkat kaki ku ke pahanya dan mulai mengurutnya kembali perlahan namun masih lumayan sakit terasa.

"selesai rapat Nona bisa panggil saya lagi untuk membantu nona turun,lebih baik kaki nona ini tidak didiamkan terlalu lama,bisakah kita kerumah sakit sepulang nona kerja? " si Nathan ini berbicara tanpa menatapku, tangannya masih fokus mengurut kaki ku

"yyy... aa baiklah" aku tak tau kenapa suaraku jadi tercekat begini mendapat perhatiannya duhh.

"saya pamit nona, kalau ada apa apa bisa hubungi saya segera, saya ada di bawah" ia bangkit berdiri dan menepuk pahanya perlahan,

Ia berjalan menuju pintu, dan saat tangannya menggapai kenop pintu ia tiba tiba berbalik " lain kali hati hati" ujarnya,dan ia pun keluar dari ruanganku.

Sedangkan aku di tempat dudukku hanya terdiam sambil mengerutkan dahiku
"dasar aneh" desis ku pada angin.

••to be continued••

Maaf ya aku baru bisa update sekarang, hope you enjoy this short part guys 😘
Authornya masih di asrama dan sibuk persiapan ujian nasional doainyaaa

Jangan lupa vote!
God Bless You!

THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang