Seperti langit dan bumi yang saling berjauhan
Terpisah dan tak dapat bersatu
Seperti matahari di siang dan bulan di malam
Tidak dapat bertemu
Seperti air dan minyak yang dicampur
Tetapi tidak dapat menyatuKitapun begitu
Hatimu dan hatiku
Hatimu yang jauh dan sangat sulit ku jangkau
Matamu dan mataku memandang ke arah yang berbeda
Tidak pernah bertemu
Kau dan aku
Kau yang berada di duniamu dan aku yang berada di duniaku tidak pernah menyatuNamun ada hal yang tak kau ketahui bahwa
Langit yang selalu melindungi bumi dengan atmosfernya
Matahari selalu menemani bulan dengan sinarnya pada bintang
Air dan minyak yang selalu berdampingan walaupun tidak bersatuAkupun begitu
Hatiku selalu melindungi namamu yang terukir disana
Walau matamu memandang ke arahnya
Mataku selalu memandang ke arahmu
Dan aku selalu ada di belakangmu
Menjagamu dari sini
Menunggu keajaiban saat tiba-tiba kau menolehkan kepalamu
Berharap kau berjalan menghampiriku
Memelukku dan berkata bahwa aku telah berhasilNamun kau sangat sulit
Hatimu sangat jauh untuk ku sentuh
Bahkan menyentuh bayanganmu saja aku tidak bisa¤
¤
¤
¤
¤
¤
¤Jaemin termenung di meja belajarnya. Kepalanya ia letakkan di atas lengan kirinya yang ditekuk di meja.
Tangan kanannya sibuk menulis sesuatu yang kemudian dihapusnya lagi. Terus saja seperti itu. Sesekali menjedot-jedotkan kepalanya ke meja.
"Aishh..."
Tangannya menggebrak meja belajar. Kepala yang sedari tadi diletakkan kini ia tegakkan.
Pandangannya tertuju pada kertas dihadapannya. Kertas biru tua yang sudah tergores oleh tinta miliknya.
Mulutnya komat kamit membaca ulang rangkaian kata yang telah ia tulis. Meneliti setiap kata yang akan ia gunakan agar dapat menyentuh hatinya.
"Kenapa sulit sekali..." gumam Jaemin mengacak rambutnya frustasi.
"Kenapa sulit sekali menyentuh hatimu. Apa yang harus aku lakukan agar matamu hanya memandang ke arah ku..."
Jaemin menghela nafas kasar. Bibir bawahnya ia gigit menahan isak yang keluar. Kepalanya ia dongakkan agar air di pelupuk matanya tidak mengalir jatuh.
"Apa aku harus menyerah?"
Kalimat itu yang terlintas di kepala Jaemin. Kalimat yang sulit dilakukan dan membuat hatinya semakin sesak walaupun hanya memikirkan itu.
¤¤¤
"Jangan...jangan menyerah..."
Hanya itu yang dapat Mark katakan setelah membaca surat dari admirernya.
____________________________________
Hai Mark!
Ini adalah surat terakhir yang aku tulis. Dan disurat terakhir ini aku hanya akan mengatakan bahwa aku menyerah.
Sulit memang untuk melakukannya. Namun aku akan berusaha.
Aku akan memikirkannya sekali lagi jika kau datang padaku dan mengatakan 'jangan menyerah karena kau sudah berhasil'
Haha terlalu berharap sekali ya diriku ini. Haha.
Intinya aku akan berusaha melupakanmu. Annyeong Mark :)
(ps : jika kau penasaran denganku kumpulkan surat dariku -jika masih ada. Lihat dibelakang surat di pojok kiri bawah terdapat sebuah huruf pada setiap surat. Urutkanlah huruf-huruf tersebut sesuai urutan surat yang aku berikan dan kau akan tahu siapa aku.)
____________________________________
Mark segera membuka kotak yang ada di bawah kasurnya. Ternyata isinya adalah kumpulan surat berwarna biru tua.
Tanpa banyak berpikir Mark langsung membalik surat-surat itu dan di bacanya huruf-huruf yang terdapat pada surat itu.
'ㅣ ㄴ ㅈ ㅐ ㄴ ㅏ ㅁ'
Adalah huruf yang terdapat pada setiap surat.
"Bagaimana aku mengurutkannya?" Mark berpikir. Ia tak ingat urutan surat itu.
Matanya menyipit, kerutan di dahinya menandakan bahwa ia sedang berpikir keras. Jari telunjuknya ia ketuk-ketukan di dagunya.
Tapi sudah beberapa menit berlalu Mark tetap tak dapat memikirkan apapun.
Jadi mau tidak mau ia harus mengurutkannya satu persatu hingga menjadi sebuah nama.
"Oke coba lihat huruf konsonannya dulu ㄴ ㅈ ㄴ ㅁ lalu huruf vokal ㅣ ㅐ ㅏ"
"Aishh...." Mark mengusak rambutnya kasar. Sudah berjam-jam/? ia mengurutkan namun belum ada hasilnya.
Saat Mark ingin menyerah tiba-tiba ada yang terlintas di kepalanya.
"N-J-M? I-AE-A? J-M?" Ia terus mengulanginya.
"J M? JAEM? JAEMIN? JAEMIN!??"
Hingga ia menemukan sebuah nama. Nama yang bisa dibilang tidak asing untuknya.
"NA JAEMIN!!??"
TBC
Mian kalo gak ngefeel. Dan ini alurnya aku cepetin dikit.
Next or na?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer [MARKMIN]
FanfictionKarena setiap orang punya caranya masing-masing untuk mencintai. WARNING! BXB! YAOI! MarkMin