"Eh? M-Mark s-sunbae?" Jaemin kembali menunduk tak berani menatapnya setelah tahu siapa orang yang ditabraknya.
"M-maaf Mark sunbae a-aku tak s-sengaja." Entah kenapa Jaemin jadi gugup, lidahnya menjadi sulit hanya untuk mengucapkan sebuah kata.
"Tak apa, eh? Kau mengenalku?" Kata Mark, orang yang ditabrak Jaemin.
"Eh? Itu...eung...siapa sih yang tidak mengenal sunbae." Jawab Jaemin menundukkan kepalanya sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.
Mark hanya terkekeh mendengar ucapan namja manis di depannya itu. Manis? Mark menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha kembali ke akal sehatnya.
"Angkat kepalamu! Tidak sopan berbicara tanpa menatap lawan bicaramu." Ucap Mark yang melihat Jaemin sedari tadi menundukkan kepalanya.
Mendengar itu Jaemin langsung mengangkat kepalanya. Oh, sial matanya langsung bertemu dengan manik mata Mark membuatnya tak bisa menahan degup jantungnya yang sudah akan meledak itu.
"Nah begitu lebih baik." Mark berkata sambil tersenyum kepada Jaemin. Sedangkan Jaemin, reflek mengalihkan pandangannya menutupi rona merah pipinya yang sudah seperti kepiting rebus.
"Kau mau kemana?" Tanya Mark ramah masih dengan senyuman yang terpampang di bibirnya. Oh, Tuhan kuatkanlah jantung Jaemin.
"K-ke perpus sunbae." Jawab Jaemin asal, sebenarnya ia juga tidak tau ingin kemana.
"Aku juga mau ke perpus. Kalau begitu ayo!" Mark jalan mendahului Jaemin. Jaemin hanya mengikuti di belakangnya.
Entah keberuntungan atau kesialan bagi Jaemin. Beruntung karena bisa berdua dengan Mark. Oh, bahkan membayangkannya saja Jaemin tidak pernah. Dan sial karena mungkin setelah ini ia akan terkena penyakit jantung.
Hening. Keduanya berjalan menyusuri lorong sekolah dalam. Tidak ada yang memulai percakapan diantara keduanya. Sampai akhirnya Mark bertanya.
"Oh iya ngomong-ngomong aku belum tau namamu. Siapa namamu?" Tanya Mark memecah keheningan.
"Namaku...."
"MARK!" Ucapan Jaemin terpotong. Sontak keduanya menoleh ke belakang ke arah sumber suara yang ternyata-
"Yeri, ada apa?"
-Yeri, pacar Mark.
"Kau darimana saja dari tadi aku mencarimu." Ucap Yeri dengan nada yang dibuat semelas mungkin.
"Aku dari lapangan basket." Jawab Mark asal.
"Ish, aku merindukanmu kau tau." Yeri memeluk lengan Mark posesif sambil memgerucutkan bibirnya-merajuk.
"Iya, aku juga." Ucap Mark, mengacak surai caramel Yeri. Yeri hanya mendengus dan semakin memeluk lengan Mark erat. Keduanya saling tersenyum mengabaikan sesosok orang yang sedari tadi hanya melihat adegan itu dengan kepala berapi-api.
Jaemin hanya memandang malas keduanya. Sesekali mendengus kesal. Mencibir saat Yeri memeluk lengan Mark. Mukanya sudah merah padam, tangannya mengepal saat melihat adegan di depannya itu.
"Ehem" Jaemin berdehem keras, menyadarkan keduanya bahwa ada sosok selain mereka.
"Maaf sunbae sepertinya aku tidak jadi ke perpus. Kalau begitu aku duluan." Ucap Jaemin menundukkan kepalanya sopan sebelum pergi meninggalkan keduanya.
Jaemin berjalan sambil mengucapkan sumpah serapah untuk Yeri.
'Ish, dasar nenek sihir datang datang disaat yang tidak tepat'
'Apa-apaan dia tadi sok imut, meluk-meluk Mark ku lagi'
Itulah beberapa sumpah serapah yang sedari tadi dikeluarkan Jaemin.
TBC
DOUBLE UPDATE!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer [MARKMIN]
FanfictionKarena setiap orang punya caranya masing-masing untuk mencintai. WARNING! BXB! YAOI! MarkMin