First plan

84 2 0
                                    

Untuk menjadi anggota kelompok mafia ini memang cukup sulit, walaupun kita sudah diterima, kita belum sepenuhnya dipercaya oleh pimpinan, jika mereka curiga sedikit, EKSEKUSI bisa menjadi ketakutan tersendiri.

Aku adalah Agent dengan pangkat yang lumayan tinggi, jadi aku memiliki beberapa bawahan yang setia untuk membantu menyelesaikan tugas, untuk bergabung ke kelompok mafia ini, aku dan Andy membuat rencana sederhana.

Kami tahu kalau beberapa anggota mafia ini sering berkumpul pada sebuah kafe yang lumayan besar dan terkenal mahalnya, kami berencana untuk membuat kejutan kepada pelanggan disana.

" Kita mau rencana gimana bos? " Tanya Andy kepada ku

" Seperti biasa aja hehehe " jawabku

Ku bawa mobil ku ke sebuah kafe dimana mereka berkumpul, aku mengerti kafe ini adalah sebuah kafe yang mahal dan tidak semua orang mampu berkunjung kesini, Aroma wangi kopi yang sangat khas sudah dapat tercium dari jauh, suasana hangat kafe ini membuat nyaman pengunjung nya

Tetapi...

Entah kenapa kali ini terlihat berbeda, suara musik jazz kafe ini tidak terdengar, para pengunjung kafe ini tidak terlihat seperti biasa, mereka terlihat lebih serius, bahkan... Setiap orang yang masuk harus diperiksa seluruh bajunya.

"Gimana bos ? Kita sulit untuk masuk, keamanannya ketat" tanya Andy dengan heran

"Gw pasang peledak di dekat mobil mereka, ketika ledakan dimulai lu langsung tembak pakai senjata mesin kearah kafe, Paham!" Jawabku dengan memberikan solusi

Ketika aku berjalan mengarah parkiran, diriku merasakan keanehan suasana diluar tidak seperti biasanya dan terasa sepi, hawa dingin membuat perasaan ini berbeda, setiap mobil yang kupasang peledak selalu ada foto gadis seperti dalam berkas tugasku, entah wanita itu dia atau bukan, aku tidak menghiraukan nya.

Diriku kembali ke mobil, kuberi kode kepada Andy kalau semuanya sudah siap, seketika...

BANG!!!

"LARI!!!" Teriak panik salah seorang pengunjung kesana

Peluru yang ditembakkan Andy mengenai dinding dan kaca kafe tersebut, aku memerhatikan mereka, mereka berlari berhamburan dengan ekspresi panik, kulihat dua orang mengarah ke parkiran yang telah ku ledakkan, mereka panik karena kendaraan mereka telah dilahap api, dan disinilah rencana dimulai

"Pak!, Masuk kita lari, sepertinya ada serangan teror disini"

Mereka langsung masuk ke mobilku, dan minta diarahkan ke sebuah alamat, namun alamat yang diberikan terlihat tidak asing.

Kunikmati perjalanan dengan udara dingin yang menyengat dan alunan musik jazz dari radio, suara sirine polisi mengganggu pikiran ku, yah... Mungkin ini efek rencana ekstrim tersebut, seketika aku dikejutkan dengan pertanyaan mereka

" Dek, kok tiba-tiba mau memberi saya tumpangan ? "

Ketika ku ingin menjawab pertanyaannya, ada suara ringtone yang berdering dari telepon mereka, diriku tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan karena suara berisik dari polisi yang berlalu-lalang.

"Kami aman nona, baik... Saya bersama seseorang, oke-oke... Saya paham, baik nanti akan saya tanyakan, terima kasih" apa yang diucapkannya

Setelah lama perjalanan yang menegangkan kami sampai di sebuah rumah, rumah yang sangat besar dan memiliki air mancur didepannya, membuat terlihat indah dari malam ditambah dengan cahaya warna warni yang bersinar.

"Dek, makasih banget lhoo, saya berhutang sama kamu, kamu udah bantu saya kabur dari kafe itu, oiya kalau kmu blm ada pekerjaan kamu bisa kesini"

Ku berikan tanda kepadanya sebagai simbol kalau aku setuju dengan ucapannya.

Ditengah perjalanan ke kantor kutelpon Andy untuk mengetahui keadaannya

"Gimana aman ?" Tanyaku

"Iya, aman seorang udah di markas" jawabnya dengan nafas seperti orang lelah

Selama perjalanan kupandangi foto gadis itu, entah kenapa aku menyukainya, walau dia target operasi ini, aku merasa tidak ingin melakukan pekerjaan ini.

Love AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang