Chapter 4

2.9K 441 25
                                        

Aturan yang harus kau patuhi saat bertemu pria tampan yang membuatmu berdebar-debar adalah bersikap tak peduli. Bersikaplah sedingin mungkin dan tunjukkan bahwa artikel receh yang membahas komentar netizen di foto Instagram Nikita Mirzani lebih penting dibanding keberadaan dirinya di hadapanmu. Jangan pernah menunjukkan kekaguman dan ketertarikanmu satu persen pun. Pria tampan yang sadar dirinya sedang dikagumi akan memperlakukanmu seperti mainan. Aturan ini hanya berlaku bagi wanita dengan harga diri yang tinggi.

"Hai, guys." Suara Dias terdengar berat dan tegas di antara dentuman EDM. Dia menyapa semua orang yang duduk di sofa panjang yang dipesan atas nama Zaky.

"Dasar tukang telat!" omel Zaky.

"Sori, Bro. Tadi ada urusan." Dias lantas tertawa saat melihat lilin di atas black forest dinyalakan dan Zaky memejamkan mata sebentar sebelum meniup lilin berbentuk angka 32 itu. "Gue perlu nyanyiin lagu Selamat Ulang Tahun, nggak?"

"Boleh, tapi sambil striptease di atas meja," jawab Zaky enteng, membuat Dias tertawa lebih lepas. Kemudian Zaky membuka tutup botol dan menuang minuman ke beberapa gelas di dekatnya. Diikuti seorang temannya di meja sebelah sana.

"Untuk Zaky dan hidup barunya!" seru temannya yang lain sambil mengangkat gelas.

"Cheers!"

"Cheers!"

"Oh iya, Di. Kenalin, ini Lara, dan yang di sebelahnya, Nana," ujar Zaky seusai kami bersulang. Dia agak berteriak sebab musik yang diputar terdengar lebih kencang.

"Oh, hai. Gue Dias." Lelaki itu mengulurkan tangan sembari tersenyum ramah kepadaku dan Nana. Selain ramah, senyumnya juga manis. Lampu laser berwarna pink dan biru yang bergerak-gerak sesuai irama lagu menerpa wajahnya.

Nana membalas uluran tangan Dias, sementara aku berpura-pura sibuk dengan ponselku. Setelah itu, kujabat telapak tangannya yang besar dan kurasakan teksturnya agak kasar. Cengkeramannya kuat tapi terasa nyaman. Dari jarak sedekat ini, aroma musk yang menguar dari tubuhnya tercium lebih menyengat.

"Si Dias ini anaknya Tante Muti, juragan EO paling hit di Bandung," imbuh Zaky. Informasi itu tentu sudah kudengar jauh-jauh hari sebelumnya dari Nana. Namun, aku bersikap seolah baru mendengarnya.

"Apaan sih, Zak!"

"Selow, Bro," Zaky tertawa. "Lara sama Nana harus tahu kalau pemilik Mustika Enterprise yang mereka kagumi itu punya anak seganteng elo."

Dias mengerutkan dahi, lalu bertanya kepadaku dan Nana, "Kalian kerja di WO-nya Zaky?"

"Enggak," jawab Zaky. "Lara punya WO sendiri. Kalau Nana buka butik dan bridal."

"Oh ya?" Dias menatapku. "Nama WO-nya apa?"

"Cher—" Sebelum Zaky menyelesaikan jawabannya, dua orang lelaki menarik tubuhnya secara tiba-tiba. Kehebohan pun terjadi. Zaky diikat dan ditelanjangi. Hanya boxer hitam yang tersisa di tubuhnya saat seorang perempuan berpakaian sexy bunny datang dengan gerakan yang menggoda iman. Meja kami menjadi pusat perhatian. Zaky dan si sexy bunny menjadi tontonan. Beberapa orang mengabadikan momen itu dan mengunggahnya ke media sosial. Zaky pun mendapat ucapan spesial dari DJ yang sedang bertugas.

Teman-teman Zaky tampak puas melihat si sexy bunny menyiksa Zaky. Sepertinya, hanya aku dan Nana yang tidak tahu-menahu soal kejutan ini. Oh, mungkin Dias juga tidak tahu. Dia bahkan tidak terlibat dalam penyiksaan itu. Dias duduk di ujung sofa sambil memainkan ponselnya dan sesekali tertawa melihat Zaky dipermalukan teman-temannya.

"Harusnya yang diundang itu go go boy, bukannya cewek seksi kayak gitu," komentar Dias, saat aku duduk di dekatnya untuk menghindari kericuhan yang terjadi.

Sweetly BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang