Aneh

75 11 5
                                    

Genta menoleh kearah Fano "Yaa dia gitu. Gue ga bisa ceritain itu ke lo. Karna gue ga mau buka aib Rara"

"Oh iyaudah deh" sahut Fano sambil menyumpal telinganya dengan headset.

Pukul 07.00. Bel pelajaran sudah berbunyi, dan para guru pun memasuki kelas yg ingin ia ajar.

"Selamat pagi, anak-anak" sapa seorang guru cantik. Vivi namanya.

"Pagi, bu" sahut murid-murid kelas X IPA 2.

"Wah, cantik ya gurunya"
"Masih muda bro"
"Wih body-nya mantaps lah"
Begitulah bisikan para murid mengenai Bu Vivi, dan sebagian muridnya bersiul begitu melihat Bu Vivi.

"Sudah, jangan ramai. Nama saya Vivi. Saya mengajar bahasa Indonesia disini" ujar Bu Vivi.

"Nama ibu, Vivi kan? Kalau saya panggil sayang boleh ga?" Ucap Fano sambil mengedipkan matanya sebelah yang langsung disambut dengan tepuk tangan yang riuh dan mendapat siulan dari para murid.

"Sudah-sudah, jangan ramai. Saya absen sekarang, ya?" Ucap Bu Vivi.

"Yaah. Kita langsung belajar, nih, bu?" Balas Genta.

"Iya" sahut Bu Vivi.

"Saya ga boleh, nih, minta nomor telepon Ibu? Barangkali saya bisa chatting-an sama Ibu, gitu" Ucap Fano dengan nada lebay.

"Kamu mau keluar atau mau belajar?" Balas Bu Vivi dengan geram.

"Mau saya mencintai Ibu tanpa syarat" sahut Fano yang langsung mendapat pelototan tajam dari Bu Vivi.

"Anjir, Bu Vivi galak ah. Ga jadi suka, deh, kalau gitu" ujar Genta sambil memasang wajah pura-pura takut.

………………………………………………

Bel istirahat sudah berbunyi. Fano dan Genta sekarang sudah berada di kantin. Fano membawa 2 buah gelas berisi es teh manis. Dan Genta membawa 2 mangkuk bakso milik Genta dan Fano.

Bugh...

"Duh, lo, kalo jalan liat-liat. Tuh, liat jus gue, jadi tumpah, kan" ucap laki-laki saat menabrak seseorang perempuan dihadapannya. Ya, perempuan itu Rara.

"Lho, kok, gue yang disalahin? Harusnya, kan, lo yang minta maaf sama gue" dan Rara langsung membersihkan bajunya yang terkena jus mangga.

"Lagian lo jalan ga liat-liat" sahut laki-laki itu dengan menaikkan satu oktafnya.

Murid-murid pun langsung riuh bergerombol untuk menonton pertengkaran dengan laki-laki yang menabrak Rara.

"Bodo amat. Gue ga mau minta maaf, gue ga salah" balas Rara dengan ketus sambil membersihkan bajunya.

Fano pun yang dibelakang laki-laki tadi, yang menabrak Rara dengan jus-nya langsung menaruh nampan 2 gelas yang ia bawa ke meja tempat ia makan. "Lo kalau jalan liat-liat anjir, lo udah numpahin jus lo ke baju dia. Cepet lo minta maaf, terus cabut dari sini. Atau lo gue habisin sekarang" ucap Fano dengan nada marah.

"Apaan, sih, lo. Dateng-dateng ngancem gue. Lo mau jadi pahlawan kesiangan, ha?" ucap laki-laki itu dengan nada tinggi.

"Lo ga tau? Gue anak wakil kepsek disini?" Ucap Fano dengan santai. Padahal, ia 100% berbohong.

"Kenapa? Ga mau minta maaf? Gampang, nanti gue suruh aja nyokap gue buat ngeluarin lo dari sekolahan ini" Ucap Fano lagi sambil menyilangkan kedua tangannya dibawah dada.

"Iya-iya. Gue-" kata laki-laki itu sambil menggantungkan kalimatnya.

"Gue apa? Oh, lo mau gue keluarin? Bentar" ucap Fano sambil mengeluarkan handphone nya.

After You GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang