Pernyataan (2)

45 7 2
                                    

"Gue sayang, Ra, sama lo" ucap Fano sambil mengangkat tangan Rara. Rara menengok kearah Fano, ia terkejut mendengar pernyataan Fano barusan. Hatinya seperti hancur, berantakan. Ia tak mau Fano yang baru, ia mau Fano yang lama. Rara menahan tangisnya sekuat mungkin.

"Maaf, No. Gue harus istirahat" ketus Rara. Fano melihat wajah Rara beberapa saat, dan akhirnya Fano menangguk mengerti dan meninggalkan Rara sendirian. Tangis Rara pecah seketika, hatinya berantakan, ia hanya ingin Fano lamanya, Fano yang ia tunggu dari kecil hingga sekarang.

_•_•_•_•

Genta F : Woy, bro. Lo dimana? Guru pada nyariin lo, tuh.

Fano D : Gue jenguk Rara.

Genta F : Ya udah gue susulin kesana ya?

*read*

Fano memasukkan handphone nya. Ia mengacak rambutnya frustasi.

Salah apa lagi, sih, gue? Gue cuma nyatain perasaan gue aja. Karna lo tuh beda, Ra. Lo selalu muncul di pikiran gue, lo selalu muncul di mimpi gue. Lo seperti bukan orang asing yang masuk ke kehidupan gue. Lo beda.

Batin Fano sambil mengacak rambutnya frustasi.

_•_•_•_

"Terus dia gimana? Dia bilang apa?" Tanya Genta sambil menyesap rokok ditangannya.

"Dia ga bilang apa-apa. Dia cuma nyuruh gue keluar" ucap Fano sambil menatap langit-langit malam. Mereka sekarang ada di rooftop. Mereka melakukan hal seperti ini setiap kali Fano mempunyai masalah. Biasanya hanya Fano yang termenung melihat langit-langit. Sekarang ia sudah mempunyai teman, jadi ia bisa menceritakan semua masalahnya pada sahabat barunya.

"Mungkin dia lagi butuh waktu buat jawab" ucap Genta sambil membuang puntung rokok yang tinggal sedikit. 

_•_•_•_

Genta F : Ra, lo tidur ga? Gue mau kerumah lo, nih

Rara A : Bawain ketoprak buat gue, ya. Yang puueedeeesss, ya.

Genta F : Siap bu bos

(Read)

Genta memasukkan ponselnya kedalam saku celana dan segera melaju ke tukang ketoprak favorit Rara.

_•_•_•_

TOK…TOK…TOK

Genta membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan akibat terkena angin dijalan.

"Eh, Genta. Sini masuk. Raranya lagi tidur" ucap wanita paruh baya itu, wanita tersebut ialah Mama Rara. Mama Rara segera mempersilahkan Genta untuk masuk ke dalam kamar Rara.

"Makasih, Tante" ucap Genta sambil menganggukan sedikit kepalanya.

"Sama-sama, yaudah Tante tinggal dulu, ya" ucap Mama Rara sambil pergi meninggalkan Genta.

Genta duduk di ujung kasur milik Rara.
Kasian banget lo, Ra. Gue bingung pake cara apa lagi bantuin lo nemuin Fano. Tapi gue ga bakal diem aja, gue bakal cari cara lain biar lo bisa nemuin Fano. Gue emang sempet sayang sama lo, melebihi teman, gue emang sempet sayang sama lo, cinta sama lo. Tapi menurut gue, persahabatan jauh lebih baik daripada pacaran. Gue ga mau kalo kita pacaran, terus putus, nanti kita musuhan, bahkan jauhan. Maka dari itu, gue bakal buang jauh-jauh rasa yang kemaren ke lo, dan gue mau tanam lagi rasa sayang gue sebagai sahabat lo.

"Mau sampe kapan lo liatin gue kayak gitu?" Ucap Rara dengan suara serak habis bangun tidur. Genta sedikit terkejut dan sadar dari lamunannya.

"Ah? A-anu e-engga.. Gue- gue-"

"Haha terciduk lo. Gue udah bangun dari waktu lo duduk disamping kasur gue" ucap Rara sambil menyibakkan selimutnya dan segera duduk.

"Hehe. Gue bawa ketoprak kesukaan lo, tuh" ujar Genta yang langsung dapat pelukan dari Rara.

"Makasih, ya, Ta. Lo emang sahabat gue paling ter-ter-anu lah" Ucap Rara dan langsung mendapat balasan peluk dari Genta. Mereka saling mengeratkan pelukannya.
Gue juga sayang, Ra sama lo. Gue sadar, cinta emang ga bisa dipaksain. Lo anggap gue sahabat aja gue udah bersyukur banget, Ra. Apapun yang terjadi, gue bakal ada disamping lo. Mereka saling melepas pelukannya. Genta langsung mengambil piring berisi ketoprak kesukaan Rara, lalu Rara memakannya dengan semangat. Cinta memang tidak bisa dipaksakan. Rasa cemburu akan timbul dengan sendirinya. Rasa sakit dan sesak akibat melihat orang yang kita sayang ternyata menyayangi orang lain itu wajar. Sebab, kita memiliki rasa sayang yang tulus. Tapi, kita tidak berhak menahannya seolah-olah itu milik kita. Kita tidak bisa memaksakan agar orang itu bersama kita. Itu bukan hak kita. Cukup pendam saja. Tidak perlu menjadikan orang lain sebagai pelampiasannya. Seperti itulah resiko orang yang sedang jatuh cinta. Kadang merasakan cemburu, sakit bila orang itu berdekatan dengan orang lain.

"Udah kan? Gue mau pulang dulu. Ada urusan dikit sama Fano" ucap Genta sambil mengambil tasnya disamping kasur Rara.

"Iya. Makasih, ya. Besok bawain lagi hehe" ucap Rara diselingi cengiran kudanya.

"Cepet sembuh lo. Jangan nyusahin orang terus" ujar Genta sambil mengacak rambut Rara. Rara hanya mencebikkan bibirnya saja. Genta segera keluar dari rumah Rara dan segera melaju ke rumah Fano.

•_•_•_•

Genta berada didepan rumah Fano, dan segera masuk kerumah Fano. Genta melihat Fano sedang kewalahan mencari barang diatas lemarinya.

"Nyari apaan lo?" Ucap Genta membuat Fano terkejut.

"Anjir, orang tuh kalo masuk salam dulu, kek. Ini langsung masuk aja, untung gue ga jantungan. Coba kalo jantungan, bisa ga dapet warisan gue gara-gara uang orang tua gue abis buat biaya rumah sakit gue" ucap Fano dengan wajah kesal. Genta hanya tertawa geli melihat wajah Fano.

"Buruan bantuin gue, gue pegel nyari barang diatas sini" ucap Fano sambil turun dari tangga kecil.

"Emang lo nyari apaan, sih?" Tanya Genta dengan wajah penuh penasaran.

"Ga nyari apa-apa, sih. Gue cuma penasaran aja. Waktu itu kan gue iseng liat kotak gede warna abu-abu biru. Terus pas gue ambil, ketauan sama nyokap gue, terus nyokap gue bilang jangan buka-buka kotak itu. Mama ga suka, ya. Gitu. Nah sekarang kebetulan nyokap gue lagi pergi selama tiga hari, jadi, gue ada kesempatan buat nyari tau isi didalem kotak itu, tapi masalahnya kotak itu udah ga ada disini" jelas Fano. Genta hanya mengangguk-anggukan kepalanya sebagai tanda bahwa ia paham dengan apa yang Fano jelaskan.

"Awas, coba gue cariin" Genta langsung naik ke tangga kecil.

"Yaudah, gue ke dapur dulu ambil minuman sama makanan" ucap Fano langsung meninggalkan Genta.

Genta terus mencari cari dimana kotak tersebut. Ia meraba-raba atas lemari itu.

Brukk

Sebuah kotak abu-abu biru jatuh. Genta segera turun dari tangga kecilnya dan langsung melihat isi kotak tersebut. Kotak itu berisikan figura yang ada foto dua anak-anak, 1 laki-laki, 1 perempuan. Mereka bergaya membelakangi punggung dan tangan dilipat dibawah dada. Genta membalik foto itu, dan menemuka sebuah tulisan tangan anak TK "Ara dan Nano. Sahabat selamanya :)" lalu ia menemukan sebuah buku diary, ia membuka lembar pertama.

TBC. Hai🙋 aku kembali hehe :v aku lagi UTS kemarin-kemarin, jadi aku ga sempet buka WP hehe :) jangan lupa seperti biasa. Vomment ya :)

After You GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang