Mimpi aneh

26 4 0
                                    

Rara menangis melihat keadaan Fano yang masih tak kunjung sadar. Kepalanya dibalut dengan perban, tangan dan kakinya pun sama.

"Nano, bangun. Ara udah bawain coklat kesukaan Nano" Rara masih terisak melihat Fano yang tak enggan juga membuka matanya.

Rara memeluk Fano sambil menangis.

"Udah, ya. Nanti dia juga bangun, kok" timpal Tara sambil menenangkan Rara.

Rara mengabaikan ucapan kakaknya dan terus memeluk Fano sambil menangis.

"Ara janji, kalo Nano udah bangun, Ara temenin makan es krim durian, nanti bang Tara yang beliin" ucap Rara sambil menangis.

"Kamu siapa?" Tanya Fano sambil mendorong tubuh kecil Rara.

"Aku Ara. Kamu gak kenal sama aku?" Tanya Rara, tubuhnya sesekali masih sesengguk.

"Aku gak kenal kamu! Pergi kamu! Kamu pasti orang jahat, kan?! Papaa.. Ada orang jahat!!" Teriak Fano.

Hati Rara sakit. Ia sedih, orang yang ia sayang tidak ingat padanya. Rara menangis memeluk Tara.

"Bang, pasti Nano bohong kan, sama aku?" Tanya Rara sambil menangis.

"Abang gak tau, Ra"

"Ngapain kalian masih disini?! Pergi kalian pergi! Aaaarrrgggghhhh" Fano langsung memegangi kepalanya, kepalanya terasa sakit sekali.

Ayah Fano segera menghampiri Fano dan segera memanggil dokter. Tak lama kemudian dokter dengan susternya datang untuk memeriksa keadaan Fano.

"Mohon maaf, pak. Anda bisa keluar sebentar? Saya akan periksa putra Anda" perintah Dokter tersebut.

Ayah Fano, Tara dan Rara segera keluar dan duduk dibangku depan ruangan Fano. Rara masih saja enggan berhenti menangis.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Om?" Tanya Tara.

"Jadi, Fano mengalami kecelakaan, kepalanya mengalami benturan yang sangat keras hingga ia mengalami amnesia. Ia hanya ingat pada saya dan istri saya saja. Selebihnya ia tak jngat apapun. Jadi, tolong jangan paksa anak saya untuk mengingat sesuatu secara paksa" ucap Ayah Fano.

Fano bangun dengan keringat di dahinya, ia mengusap wajahnya kasar.

"Mimpi itu lagi" dengus Fano.

Ia sudah sering bermimpi seperti itu. Ia tidak mengerti, mengapa selalu ada Rara dan kakaknya didalam mimpinya.

Dan, ia tak mengerti mengapa mimpinya selalu saja mengatakan bahwa Fano amnesia.

Ia memutuskan untuk ke kamar mandi, dan melanjutkan aktivitas sekolahnya.

•_•_•_

"Ta" sapa Fano.

"Hm" dehem Genta. 

"Gue bingung"

"Kenapa?" Tanya Genta. Ia sibuk bermain game kesukaannya.

"Gue selalu aja mimpiin Rara" Genta segera menoleh ke arah Fano.

"Apa?" Tanya Fano.

"Terus? Lo mimpi apa?" Genta mendekatkan wajahnya ke wajah Fano.

"Biasa aja, kebiasaan, pasti kalo penasaran lo deketin muka lo ke muka gue. Gak usah nyuri first kiss gue" tangan Fano menutupi wajah Genta.

"Oke, serius" dehem Genta sambil membenarkan posisi duduknya.

"Jadi, gue mimpiin Rara terus, tapi disini ceritanya selalu sama. Kalo gue itu ceritanya amnesia" ucap Fano sambil menyesap rokoknya.

After You GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang