Chapter 10🐴

297 33 7
                                    

Bolehkah aku mengeluh lelah? Dan ingin bahagia bolehkah?

.
.
.
.
.
.

Siang itus seperti biasa saat inavia pulang tidak ada yang menyambutnya tidak ada senyuman senang saat dia pulang. Sepi itulah rasa yang tak pernah jauh dari dia, mengehela napas entah untuk yang keberapa kali ia lakukan ,setelah kejadian menjadi pelayan revan keseharianya jadi mengerikan dengan setiap saat kemanapun dia terasa diintai.

Diapun segera ke belakang rumah mewah itu dimna kamarnya berada yah di gudang dulu, sekarang dia sudah merubahnya menjadi kamar yang sangat nyaman. Biarlah dia diasingkan yang terpenting dia bisa sedikit tentram tanpa terusik semoga.

Setelah berganti pakaian menjadi T-shirt hitam polos dan celana panjang viapun memutuskan untuk berbaring sejenak meluruskan tulang-tulang yang rasanya akan patah . Entah kenapa setiap hari sebelum ini dia sangat sibuk tapi baru ini dia meresakan kelelahan, entahlah mungkin karna kali ini rohani nyapun ikut lelah.

Tok tok tok

"Nona sudahkah kau makan?"

Via yang mendengar suara lembut ibu asuhnya segera membukakan pintu . Tersenyum setidaknya masih ada yang peduli

"Sudah kok di kantin tadi, via masih kenyang" katanya sambil tersenyum menutup kebohongan

"Yasudah bobo dulu aja yah, hari ini sampe besok nyonya tidak ada dirumah hmm!" katanya lagi seolah tau bahwa dimna sang penguasa tak ada disitu kebahagiaan nonanya datang

" yasudah bibi kembalilah, via baik2 saja" kata tersenyum menenangkan via dan mengakhiri percakapan. Diapun segera kembali ke dalam kamar

Hisk

Satu tetes

Hisk

Dua tetes

Tetesan2 lainpun mulai ikut berjatuhan . Membekap mulut viapun sesegukakan sambil mencengkram kuat pakaian yang dia kenakan di bagian dada atas seolah meremas kuat hatinya yg merasakan sesak. Hancur sudah, hancur semua topeng baik-baik saja yang selama ini kenakan untuk menutupi hal yang sebenarnya

"Mahh via lelah sangat" lirihnya tersungkur tak kuasa menahan beban tubuh dan hidupnya . Biarlah untuk saat ini dia menangis lagi

Hisk

"Sakit hisk"

"Sesak sungguh"

Mencoba bangkit dan menghapus air mata viapun berjalan dengan terseok-seok menuju ranjang . Membuka jendela besar itu hingga terlihat hamparan taman dan tembok tinggi menjulang.

Tempat inilah tempat kesukaannya di rumah ini tempat inilah saksi dimna dia melepas semua topeng bahagianya. Menghapus air mata diapun mencoba kuat duduk dihamparan rumput dengan naungan pohon mangga yang daunya berguguran , pohon yang dulu mamahnya tanam untuk hobinya yang bercocok tanam, tersenyum diapun tersadar kapanpun dia sedih cukup mengingat kedua orang tuanya dia akan bahagia, berjalan diapun membuka semak-semak  dan terlihatlah pintu yg rahasia . Dulu dia pernah berniat kabur dari neraka berjeruji emas ini

Tersenyum mengingatnya mungkin lain kali dia dapatkan kesempatan itu. Viapun kembali ke dalam memutuskan untuk tidur mengistirahatkan tubuh nya dengan nyamanya udara yang memang sedang mendung berangin sepoi

ReVia The Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang