Chapter 1

351 46 37
                                    

Tok...

Tok...

Tok....

Sebuah ketukan terdengar dari dalam kamar seorang gadis. Namun, gadis itu tetap duduk di ranjangnya seraya menundukan kepalanya dan masih dengan meneteskan air mata.

"Honey, boleh Mom masuk?" Tanya Mom nya di luar sana.

Dia tetap diam.

Tidak mendengar jawaban dari dalam, tak lama terbukalah pintu kamarnya yang memang tidak di kunci gadis itu. Mom nya yang menyadari putrinya itu masih bersedih, hanya bisa tersenyum tipis melihatnya.

Mendudukan diri di samping putrinya, lalu memeluk anak kesayangannya itu dengan penuh kasih sayang sambil mengusap usapkan tangannya ke punggung putrinya itu.

"Nicole sayang, mom tau kau sangat merasa kehilangan kakakmu itu. Tapi percaya lah, dia akan kembali lagi kesini. Bukankah dia hanya berkuliah di sana?" Ucap Mom nya itu.

"Tapi, itu sangat lama, Mom," ucapnya seraya melepas pelukan Mom nya.

Nicole Elizabeth Peterson, gadis yang sangat menyayangi kakaknya. Kakaknya itu baru saja pergi ke NYC untuk melanjutkan pendidikan. Tentu saja hal tersebut membuat Nicole merasa sangat terpuruk.

Jika Nicole sedang dilanda kesedihan, biasanya dia bercerita kepada kakaknya itu. Kakaknya selalu memberi solusi untuk setiap masalah yang di hadapi Nicole. Baik itu masalah pribadi maupun masalah percintaan. Nicole selalu bisa menyelesaikannya hanya dengan melakukan solusi yang di berikan kakaknya. Betapa sayangnya dia dengan kakaknya itu.

"Jika kau merindukannya, kau bisa menghubunginya 'kan? Kau masih bisa bercerita kepada nya, sayang," ucap Mom nya masih menenangkan.

Nicole mengangguk.

"Kalau begitu, tersenyumlah. Jangan buat dirimu lemah hanya karena ini,"

Nicole menghapus air matanya dan mencoba untuk tersenyum. Mom nya yang melihat itu pun tersenyum, "inilah Nicole yang Mom kenal,"

Nicole's Pov

"HEY! PETERSON!" Suara pekikan langsung terdengar di indra pendengaranku, sontak aku menutup telingaku dan melihat ke arah belakang.

Sudah ku duga. Pasti dia.

"Bisakah kau menghilangkan kebiasaan burukmu itu, huh?!" Tanyaku marah.

"Oh, ayolah! Apakah kau sedang mengalami Red day sehingga kau jadi pemarah begini?" Jawabnya santai, lalu duduk di samping kiriku.

"Dasar tidak sopan!" Gumamku.

"Aku mendengarmu, Peterson!"

Apa peduliku.

"Oh iya, bukankah semalam kakakmu itu terbang ke NYC?"

Bisakah dia diam? Arghhh! Menyebalkan.

"Hm, ya," responku. Sungguh, aku sedang tidak ingin memikirkan hal itu sekarang.

"Hey, Kau bersedih? Ayolah Ly, dia hanya berkuliah di sana," ucapnya. Mungkin, dia menyadari raut wajahku yg menyedihkan ini.

"Jangan berbicara masalah ini, kumohon,"

"Ok, sorry,"

***

"Ly?" Aku kembali ke dunia nyata begitu Hazel melambaikan tangannya di depan wajahku.

"Apa?" Tanyaku polos.

"Berhenti memikirkan kakakmu dan jangan melamun, itu tidak sopan." Kami sedang berada di kafetaria sekarang.

"Aku tidak melamun," sergahku.

Hazel memicingkan matanya, "benarkah? Tapi yang kami lihat memang begitu adanya,"

Aku memutar bola mataku, malas.

"Sudahlah, habiskan makanan kalian semua karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi." Ucapku.

"Ly, walaupun kakakmu tidak ada, bukankah ada aku disini? Aku bisa membantumu jika kau mau," ucap Niall.

"Terima kasih, Niall. Kau sangat baik," walaupun kadang sifat dan sikap nya kekanak-kanakan, dia adalah orang yang baik.

"Tapi," ucapnya lagi, "kau harus membayar kebaikanku jika aku membantumu nanti," dia tertawa renyah.

"Dasar tidak ikhlas," desisku.

Disini ada Harry, Niall, Louis, Liam, dan Zayn. Mereka menyebalkan, sungguh. Aku bingung, Hazel selalu saja mengajak mereka ikut makan bersama kami.

Kadang, aku membenci mereka. Setiap hal yang mereka bicarakan sungguh unfaedah. Tapi ingat, ada seorang yang tidak ku benci. Kalian tau? Aku menyukai Zayn sejak pertama kali aku memasuki sekolah ini.

Waktu itu, masa perkenalan siswa baru. Waktu itu aku terjatuh saat berlari mengejar teman baruku, Hazel. Dan Zayn membantuku pada saat itu, akhirnya kami berdua berkenalan dan aku mengetahui namanya. Dan kebetulan sekali, Hazel merupakan adik dari temannya Zayn, Harry. Aku bahkan tidak menyadari kalau manik mata mereka berdua memiliki warna yang sama. Saat itulah aku mengenal mereka semua termasuk Niall, Liam, dan Louis yang juga merupakan sahabat dari Zayn dan Harry.

Harry's Pov


Gadis ini, gadis yg ada di hadapanku sekarang. Dia berhasil memikat hatiku. Padahal begitu banyak gadis yang menyatakan perasaannya padaku, namun hanya dia yang membuatku tertarik. Dia berbeda dengan gadis lainnya, wajahnya natural tanpa adanya polesan Make up, baju yang sederhana namun tetap membuat dirinya begitu cantik.

Padahal dia terlahir dari keluarga yang berada, namun tidak pernah kulihat dirinya menghamburkan uang hanya untuk kecantikan diri layaknya yang di lakukan gadis lain.

Nicole Peterson.

Gadis yang ku cintai akhir-akhir ini. Awalnya, aku begitu tidak menyukainya sebab aku mengira dia adalah gadis yang tidak bisa merawat diri. Bisa dilihat dari penampilannya yang sederhana dan polos. Namun, sekarang aku menyadari suatu hal dan aku mengenal siapa dia yang sebenarnya.

Aku merasa beruntung, sebab adikku- Hazel berteman dengannya bahkan bisa dibilang mereka bersahabat. Hal itu membuatku lebih mudah untuk mengenal kehidupan Nicole. Namun, Hazel sendiri tidak tahu bahwa aku menyukai temannya itu. Aku tidak yakin mengatakannya pada Hazel, mungkin nanti.

'Aku hanya ingin menunggu waktu yang pas'

___

Wawww! Gimana guys? Cinta segitiga:"v kek yang di alami sama gue, hikss:"(

Oiya. Kalo ada penulisan gue yg kurang jelas, bisa tanyakan di comment yaa.

Bantu gue dengan cara vote, ya. Makasiii😘😘

28 Agustus
4 Mei (revisi)

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang