Hari ini, kota London di penuhi dengan sosok benda berwarna putih lembut yang berserakan. Ya, musim salju. Musim yang dimana saat itu para penduduk kota bermalas malas an untuk pergi ke luar rumah. Sama hal nya dengan seorang gadis yang sedang menatap atap kamar nya sambil melamun. Pikirannya kosong, seolah jiwa nya tidak berada di tubuhnya saat ini.
"Andai aku memiliki apa yang aku inginkan." Dia memejamkan mata. Entah apa yang di pikirkan nya sekarang.
"Kebahagiaan yang lengkap," lanjutnya.
Author's Pov
Hari ini, Harry dan Louis sedang bersantai di sebuah kafe. Libur panjang membuat mereka malas untuk melakukan apapun. Namun, untuk hari ini mereka memutuskan untuk pergi bersama.
Awalnya Harry mengajak keempat temannya itu. Tapi, hanya Louis yang bisa datang. Yang lainnya di karenakan malas untuk keluar rumah, dan ada juga yang sedang berkumpul besama keluarga besar.
Tidak masalah bagi harry dan Louis jika hanya berdua. Masih ada seseorang yang bisa mereka ajak untuk bersantai bersama. Dengan itu, Harry langsung menghubungi seseorang dan tidak lama terdengar nada sambung.
"Ya, Harry? Ada apa?" Tanya seseorang disana to the point.
"Kau sibuk?" Tanya Harry. Louis yang melihat temannya itu hanya menggelengkan kepala seraya berdecak.
"Tidak juga,"
Louis dengan cepat mengambil alih ponsel Harry seraya berkata, "bisa kau ke kafe Q sekarang? Kami berada disini, hanya saja jika kau bosan dirumah, kau bisa kesini. Aku merasa tidak enak jika hanya berdua bersama Harry." Setelah itu, Harry menberikan tatapan mengintimidasi nya ke arah Louis. Louis hanya acuh terhadap Harry.
Terdengar kekehan dari arah telpon. "Hm, bagaimana ya,"
"Tidak perlu bingung, datang saja."
"Baiklah, 15 menit lagi aku datang,"
"Oke." Dengan itu, sambungan telpon terputus.
"Bagaimana?" Tanya Harry.
"Dia akan datang,"
15 menit kemudian...
Seorang gadis dengan mantel abu-abu menggunakan beanie pink berjalan menuju meja tempat Harry dan Louis berada. Tak lama, di belakangnya ada gadis yang mengikutinya. Gadis itu menggunakan kaca mata hitam dan juga masker.
Tepukan tangan di bahu Louis membuat lelaki itu memutar badannya 360 derajat. "Akhirnya kau datang juga." Serunya.
Nicole tersenyum, "tentu saja. Mana mungkin aku membiarkan kalian kesepian disini,"
"Kenapa lama sekali?" Tanya Harry.
Nicole melihat jam yang melingkar di tangannya, "kurasa ini lebih cepat daripada biasanya."
Louis menggangguk meng-inya kan ucapan Nicole, "Tumben sekali kau tepat waktu."
Nicole duduk di antara Louis dan Harry. "Jalanan sepi. Makanya aku bisa mengemudi lebih cepat."
"Bagaimana dengan salju nya?" Tanya Louis lagi.
"Tidak masalah. Saljunya baik-baik saja," respon Nicole. Louis hanya memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionWhere a destiny is the most beautiful thing for both of them. ▪BEBERAPA CHAPTER DIPRIVASI !