Chapter 3

153 29 10
                                    

"Bye Mom, Dad," Ucapku lalu menaiki mobil Zayn.

Hari ini, aku memang pergi bersama Zayn. Bukan aku yang memintanya, tentu saja. Zayn yang menyuruh- lebih tepatnya, memaksaku untuk berangkat dan pulang sekolah bersamanya. Katanya sih sebagai permintaan maaf. Kau tau kenapa Zayn minta maaf? Jadi, kemarin malam ...

Flashback

Setelah Lexa bertanya, apa tujuan Zayn ke sini, Zayn menoleh ke arahku dan berkata, "Nicole, kita perlu bicara," ucapnya dengan wajah yang sulit untuk di jelaskan.

Aku mengangguk, dan kami berjalan menuju tepi kolam dan duduk di pinggirannya sambil menenggelamkan sebagian kaki kami.

Zayn menggaruk tengkuknya yang ku pastikan tidak gatal, "hm, jadi begini. Aku minta maaf padamu, Ly," ucapnya.

Aku mengenyitkan dahi, "Untuk apa?"

"Kau janji, kau tidak akan marah?"

"Untuk apa aku marah padamu?" Tanyaku balik.

"Jadi begini, yang mengirim pesan padamu tadi bukanlah aku. Tapi, Louis dan Niall." apa? Pantas saja Zayn hanya memakai baju casual.

"Lalu?"

"Apa, kau marah padaku?" Tanyanya.

"Tidak," dustaku.

"Aku tau kau tidak bersungguh-sungguh mengatakannya. Jadi, sebagai permintaan maaf, aku ingin menjemputmu besok pagi untuk berangkat ke kampus bersamaku." Jelasnya.

"Ta... tapi-"

"Tidak ada penolakan, nona Nicole,"

Ugh, "Baiklah, tuan."

Flashback off

"Kau ingin tetap di sini, huh?" Lamunanku terbuyar begitu Zayn memandangku dengan alis yang terangkat.

"Sudah sampai?" Tanyaku.

Zayn bergumam, "hm,"

"Ma- maafkan aku," ucapku yang hampir bergumam.

"Tak apa. Kau melamun, ly. Ada sesuatu?"

"Tidak ada. Hm, apa kita ada kelas yg sama hari ini?" Tanyaku seraya turun dari mobil begitupun dengan Zayn.

"Hm, kuras-"

"Hey!" Teriak seseorang yang suaranya sangat familiar ditelinga ku.

Saat menoleh, mataku langsung berhadapan dengan Hazel. Oh, dia tidak sendiri melainkan bersama seorang gadis. Namun, sepertinya aku pernah melihat gadis ini. Ah, mungkin hanya perasaanku saja.

"Hey," aku menatap gadis itu, mencoba mengingat barang kali aku memang pernah melihatnya.

"Ly, kenapa kau menatapnya seperti itu?" Ucap Hazel heran.

"Tidak apa. Siapa dia?" Ucapku berusaha terlihat biasa saja.

"Kau lupa?"

Aku mengernyitkan dahi, "lupa? Aku memang belum mengenalnya 'kan?"

Terlihat Hazel menyenggol lengan gadis itu, lalu gadis itu mengulurkan tangannya padaku. "Perkenalkan, namaku Valerie Thomas. Kau bisa memanggilku Val."

Aku membalas jabatan tangan gadis ini -maksudku Valerie, "Nicole Peterson. Panggil saja Ally. Nice to meet you, Val."

"Nice to meet you to,"

"Ekhmm," astaga, aku sampai lupa kalau Zayn masih disini.

"Ugh, kau masih disini?" Bodoh.

"Jangan bertanya kalau kau sudah tau apa jawabannya." Kata Zayn, "aku ada kelas. Hubungi jika kau mau pulang. Kau akan pulang bersamaku." Setelahnya, Zayn menuju kelasnya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang