Nicole's Pov
Drrtt .. Drrtt .. Drrtt.Mendengar getaran dari arah ponselku, aku langsung mengambilnya dan ternyata itu panggilan dari Hazel. Segera aku menggeser tombol hijau dan menghimpitnya di antara telinga dan bahuku.
"Ly, apa kau sudah siap?" Tanyanya langsung di seberang sana.
Aku memandang diriku di cermin dan sedikit tersenyum, "iya," Jawabku.
"Baiklah, aku akan menjemputmu. Tunggu aku 10 menit dari sekarang, oke?"
"Ok, bye," mengakhiri panggilan, lalu aku memakai tas selempang dan menaruh ponselku di dalamnya.
Harry's Pov
"Hi, mate!" Teriak Niall sambil melambaikan tangannya padaku begitu aku memasuki rumahnya.Aku berjalan ke arahnya dan menepuk bahunya, "Hi, ternyata kau memang benar-benar merayakannya," ucapku.
Niall terkekeh, "this just a little party,"
"Siapa saja yang kau undang?" Tanyaku.
"Hanya beberapa teman dekat kita,"
"Kau sangat menyayangi adikmu itu ternyata," ucapku.
"Tentu saja. Ini pertama kalinya aku tinggal bersamanya, dan pesta ini aku adakan hanya karena dirinya."
Aku mengangguk. "Dimana teman kita yang lain?"
Niall mengindikkan bahunya, "aku belum melihat mereka dari tadi,"
"Apa mungkin mereka belum datang?" tanyaku
"Maybe,"
Tidak lama, aku melihat Zayn, Louis, dan Liam datang dan berjalan menghampiri kami.
"Itu mereka."
Terlihat Louis terengah-engah sambil mengeluarkan keringat. "Ambilkan aku minum, cepatlah!"
Niall kebingungan, "kau ken--"
"Minum!" Teriaknya.
Segera Niall berlari mencarikan minuman untuk Louis. Kenapa dia jadi seperti ini?
Aku menatap ke arah Zayn dengan pandangan seakan aku bertanya 'apa yang telah terjadi?'
Zayn menggeleng sambil memutar matanya seakan berkata 'hanya sesuatu yang tidak penting.'
"Ini," ucap Niall seraya menyerahkan segelas air kepada Louis.
Louis mengambil gelas tersebut secara cepat. Gelas tersebut hampir lepas dari tangan Niall saat Louis mengambilnya.
'Tidak sabaran!' Celetuk Niall dalam benaknya.
Louis menghembuskan nafas lega, "terima kasih, Niall." Ucapnya seraya mengembalikan gelas tadi.
Liam hanya menggelengkan kepalanya. Sama hal nya yang dilakukan Zayn.
"Apa yang sudah terjadi?" Tanya Niall.
"Ini salahmu, Tommo! Jika saja kau tidak mengambil tongkat kayu anak kecil tadi, kau tidak akan dikejar seperti ini." Ucap Liam.
"Mereka melakukan hal yang bodoh, kalian tau?"
Liam berdecak. "Iya, aku tau. Tapi caramu yang salah,"
"Aku hanya mematahkannya,"
Aku dan Niall hanya diam sambil menyimak pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionWhere a destiny is the most beautiful thing for both of them. ▪BEBERAPA CHAPTER DIPRIVASI !