Chapter 7

82 15 3
                                    

"Good morning!"  Seru Louis pada dua orang yang baru saja datang.

"Ciee, yang pergi ke kampus berduaan," celetuk Niall.

"Sini, kau tidak boleh memegang Coly lama ya," Val langsung mengambil alih Nicole dari Harry.

Louis yang melihat itu memutar bola matanya malas, begitu juga dengan Harry. "Heh cengeng! Kau merusak kebahagiaan orang saja,"

"Apa masalahmu Tommo!" Dengan begitu dirinya dan Nicole beranjak menuju kelas mereka.

Yang ditinggalkan hanya menatap kedua gadis itu berjalan sampai sosok mereka tidak terlihat lagi.

Sedangkan dalam perjalanan, "Val, aku minta maaf karena tidak ada saat kau pulang dari rumah sakit,"

Valerie memberhentikan langkahnya, dengan begitu Nicole juga ikut berhenti. Memegang kedua bahu Nicole dengan tangannya, lalu berkata "Justru aku yang harus minta maaf, Ly. Aku tidak menjengukmu saat kau sakit beberapa hari lalu, dan aku terlihat seperti teman yang tidak tahu diri."

Nicole menggeleng, "tidak Val. Aku-" Nicole mendesis sesaat. "Sudahlah, tidak usah dipermasalahkan lagi. Yang penting sekarang kita sudah bertemu."

"Benar. Sekarang, ayo kita ke kelas. Kau tau betapa aku sangat merindukanmu Ly,"

"Aku juga," mereka berdua terkekeh sambil berjalan menuju kelas mereka berdua.

* * *

Istirahat sudah tiba. Valerie dan Nicole sedang berada di kafetaria sambil menyesap kopi pesanan mereka. Saat Val mengangkat cangkir, Nicole tidak sengaja melihat goresan kecil di tangan kanan Valerie. Sebuah pertanyaan pun mulai mengelilingi kepalanya.

Nicole's Pov

Goresan itu pasti ada hubungannya dengan kejadian itu. Pikirku. "Val?"

Val menatapku sambil mengangkat alisnya.

Aku menggigit bibir bawahku. Takut, kalau pertanyaanku akan membuatnya ingat dengan kejadian itu lagi.

"Ada apa?"

Aku sedikit meneguk air yang ada dihadapanku. Lalu setelahnya bertanya. "Hm, boleh aku bertanya padamu?"

"Tentu,"

"Maaf, tapi boleh aku mengetahui penyebab goresan itu?"

"Ini?" Dia menyentuh goresan itu. Aku mengangguk.

Menghembuskan nafas berat, seketika wajahnya terlihat murung. Astaga, aku menanyakan pada waktu yang salah. Dasar bodoh! Rutukku pada diriku sendiri.

"Lupakan saja. Anggap saja tadi aku tid-"

"Aku akan menceritakannya nanti," Ucapnya sambil tersenyum.

Aku mengangguk. Seketika aku menyadari sesuatu, "dimana Hazel? Kurasa aku tidak melihatnya dari pagi."

"Hazel di New york. Kau tidak tau?"

Aku membelalakan mataku. Hazel tidak memberi tahuku tentang kepergiannya itu. Lagipula, Harry juga tidak mengatakan sesuatu padaku tentang adiknya itu. Sedangkan dia tahu kalau aku dan Hazel sangat dekat.

"Dia tidak memberitahuku,"

"Yang benar saja?"

Aku menatap Val malas, "kapan dirinya pergi?"

"Kemarin."

Aku mengangguk mengiyakan, "untuk apa dia pergi kesana? Setahuku, dia tidak memiliki kerabat di New york,"

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang