Alan terus memperhatikan alea yang kini sedang melamun sambil memotong sayuran apa dia tidak sadar tangannya bisa terpotong alan pun mendekati alea dan memegang bahunya, alea menghentikan gerakan pisau yang sedang dia pegang dan menoleh kebelakang melihat alan sedang menatap dirinya
"Apa kau lagi memikirkan soal ledakan itu" tanya alan membuat alea diam beberapa saat aku malah lebih memikirkan setelah kejadian itu kalimat itulah yang ingin alea utaran dan alea malah kembali mengingat pelukan Adrian yang membuat pipinya kembali merona
"Ahh i-iya aku memikirkan soal itu, maaf hari ini aku kurang konsentrasi" alan tau bukan soal ledakan itu membuat alea menjadi melamun, karna setelah mengenal alea beberapa tahun alan bisa sedikit tau sifat alea yang tidak akan memikir masalah yang baru selesai dia tanganinya
"no problem, kau harus merasakan kue buatan ku" alan memberikan sepotong kue kehadapan alea membuat alea membuka mulutnya sedikit dan merasakan kue yang sangat lumer di mulutnya
"Aku sangat iri dengan keahlian mu yang satu ini" puji alea dengan mengambil potongan besar kue alan yang berada di piring dihadapannya
"Baguslah kau suka, kue ini emang khusus untukmu sweety" alan mengedipka sebelah matanya, membuat alea tersenyum dan menghilangkan rasa gusar dihatinya
°°°°°°°°°°
Alea berjalan di trotoar jalan menuju halte terdekat untuk pulang ke flat miliknya, alan menyuruhnya untuk pulang cepat hari ini karna alan meminta alea untuk beristirahat, dan selama berjalan alea terus berfikir kenapa bahaya kembali datang menghampirinya?, kenapa dia tidak bisa hidup tenang seperti wanita-wanita lainnya?, kenapa garis takdirnya kembali membawa dia menuju jurang kematian yang tertunda dulu?.
Tiba-tiba Sebuah mobil menerobos pembatas jalan dan bejalan kearah trotoar jalan tempat alea berada, merasa ada mobil yang menuju kearahnya membuat alea langsung meloncot kesebalah kanan dan membuatnya tidak jadi ketabrak
Sial mereka mengikuti ku alea membatin setelah menyadari kalau dialah target mobil itu, alea langsung mengambil langkah berlari dan mobil itu memutar arah mengikutinya.Adrian baru saja memarkir mobilnya dihalaman rumah alex, dia mau membahas soal ledakan yang terjadi tadi siang di kampus, saat Adrian baru turun dari mobilnya dia melihat kedua kakak beradik itu baru keluar dari rumah
"Adrian kenapa kau tidak menghubungiku mau kesini?" tanya alex yang terlebih dulu menyadari kehadiran adrian
"Aku kebetulan lewat sini, apa kalian mau pergi?" tanya adrian sambil memperhatikan penampilan kedua orang dihadapannya sudah rapi,
tapi Adrian merasa tatapan joshua kepadanya sekarang berbeda buktinya joshua tidak menyapanya seperti biasa."Ya, kami mau makan ke cafe tempat alea bekerja, apa kau mau ikut?"
Tentu saja ini kesempatan Bagus buat adrian, jadi dia punya alasan untuk bertemu dengan alea"Kalau tidak keberatan, bagaimana kalau pakai mobil ku saja" tawar Adrian dan di anggukkan oleh alex
"Kak tadi janjinya kan berdua" joshua mencekal bahu alex yang mau berjalan kearah mobil Adrian
"Lebih ramaikan lebih enak, dah jangan kayak wanita labil" joshua mengendus mendengar ucapan alex dengan berat hati dia masuk ke pintu belakang mobil adrian.
Selama perjalanan adrian dan alex lebih banyak menghabiskan waktu bicara soal pekerjaan, membuat joshua diam karna dia tidak tahu soal apa-apa, "kak stop" teriak joshua tiba-tiba membuat Adrian merem mendadak mobil-nya.
"Jo kenapa kau berteriak tiba-tiba" alex yang ikut kagetpun langsung marah dengan tindakan joshua barusan
"Itu.... Itu bukannya alea" mereka berdua mengikuti arah tunjuk joshua yang dimana alea sedang berlari di seberang jalan
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS BLIND
Random18± tidak ada sinopsis langsung baca aja ya. note: tolong tinggalkan jejak jangan jadi pembaca gelap. oke :)