prolog

304 52 40
                                    

Sorakan terdengar di penjuru ruangan yang ditempati tiga spesies manusia. Sorakan yang melukiskan kegembiraan atas gol di televisi hasil dari gerakan tangan di atas stik ps itu. Dua orang laki laki yang sepantaran duduk melantai tak bisa diam sambil melanjutkan main psnya. Sedangkan seorang perempuan cantik duduk di atas sofa sambil memainkan hpnya dan senyum senyum sendiri. Hingga ia sadar saat tidak ada lagi sorak sorai dan sumpah serapah lagi terdengar di depannya ini, ternyata sudah selsai bermain dan sedang memperhatikannya sejak tadi.

"Ngapain?"

"Liatin orang bego yang mandangin hp senyum senyum sendiri. Gak sadar, duo lelaki tampan lebih mengundang senyum disini?" Jawab salah satu diantara mereka yaitu Alfin yang tingkat kepercayaan dirinya melampaui langit ke tujuh.

"Sirik dasar. Gue mah punya pacar buat disenyumin. Emang elo bedua jomblo," gadis itu membalas sengit.

"Pacar? Apa itu? Jenis mikrobakteria mana?" Jawab Dehan kembaran tak sama rupa gadis itu yang duduk di samping alfin sambil terkekeh.

"Pacar gue jenis tumbuhan monokotil," jawab gadis itu jutek.

"Gak kokoh dong kayak akarnya yang berserabut. Terus akarnya nancep kemana mana. Emang yakin cintanya nancep di situ aja?" Jawab Alfin sambil menunjuk dada gadis itu. Ia yang merasa dadanya ditujuk melepas hpnya dan menutup dadanya. "Kayak gue dong dikotil akarnya kokoh cuman nancep di satu tempat aja," lanjut Alfin sambil memukul mukul bangga dada kirinya.

"Dasar mesum lo" gadis itu membalas dengan masih menutup dadanya dengan kedua tangannya. "setidaknya pacar gue cuman punya satu cinta dan cintanya gak bercabang kayak lo." Ia lalu mengambil hpnya dan pergi meninggalkan kedua lelaki yg bengong akan perkataannya barusan.

"Diana ! gue bisa buktiin, cinta pacar lo yg gak bercabang bakalan kalah sama cinta gue yang kokoh!!" Alfin berteriak sekeras mungkin agar bisa di dengar Diana yang sudah memasuki kamarnya. Suaranya yang memenuhi rumah membuat Diana gusar.

"Berisik! Pulang lo berdua!" Diana mengakhiri percakapan teriak teriak mereka dengan menyetel lagu sekeras mungkin dikamarnya.

"Kok gue disuruh pulang juga sih? Rumah gue mah disini." Dehan bingung dengan saudara kembarnya itu.

"Iya gue juga, inikan bakalan jadi rumah mertua gue juga ntar." Jawab Alfin sama bingungnya dengan Dehan. Dehan yang mendengarnya mengambil bantal sofa dan memukul Alfin sekeras mungkin.

"Pulang lo, gak sudi gue punya jodoh kayak elo." Jawab Dehan dengan sedikit kemayu.

"Najis! Amit amit gue sama elo. Sama Diana lah." Alfin lantas kabur dan pulang kerumahnya yang berada tepat disebelah rumah Diana atau yang disebut Alfin rumah calon mertua.

***

Saat senja pergi meninggalkanmu, aku sebagai rembulan datang menyambutmu.

***

😂😂😂😂 Calon mertua ya fin?

That Should Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang