"Tapi aku tidak suka bacon untuk sarapanku."
Malam telah tiba dan aku tahu hari ini dia kan datang. Dia mengatakan padaku sebelumnya jika dia merasa bosan di apartemennya sendiri dan memutuskan untuk menginap di apartemenku sambil melakukan hobi marathon movie kami. Dan ia juga mengatakan bahwa akan membawa banyak film terbaru yang ia dapatkan dari rekannya di kampus.
Aku bergegas menuju pintu apartemenku ketika kudengar seseorang membunyikan bel beberapa kali. Dia pasti telah tiba. Ketika kubuka pintu apartemenku, aku tak terkejut melihat perawakan tinggi sahabatku itu.Ia mengeratkan mantel hitamnya itu sambil berusaha memeluk tubuhnya sendiri. Seperti orang yang sedang kedinginan.
"Kenapa kau lama sekali? Di luar sini sangat dingin." Sambil mengusap kedua telapak tangannya, pria itu masuk kedalam apartemenku dan setengah berlari menuju ke mesin penghangat ruangan yang telah kuhidupkan sejak sore tadi. "Hah, hari ini dingin sekali. Sepertinya akan segera turun salju."
"Kurasa begitu. Jika tak salah, tadi pagi aku membaca bahwa suhu kota London turun sekitar 7 derajat celcius. Dan mereka juga mengatakan bahwa kemungkinan malam ini atau esok pagi akan turun salju."
"Pantas saja jika begitu." Sahabatku kini sibuk melepas mantel, syal dan sarung tangan yang ia kenakan kemudian mencari posisi yang nyaman di hadapan televisi yang memang letaknya berdekatan dengan mesin penghangat ruangan. "Hei, Ten memberikanku banyak film tadi siang. Sepertinya kita akan begadang lagi malam ini. Apa kau sudah siap?"
"Kapan aku pernah tak siap?" Aku terkekeh menanggapi perkataannya karena sejatinya, pria itulah yang tak pernah bertahan jika kami melakukan movie marathon hingga dini hari. Ia pasti berakhir tertidur di sofa entah itu di apartemenku atau apartemennya dan aku akan selalu sedia menyiapkan selimut untuknya karena sahabatku itu tak pernah merasa nyaman jika harus tertidur tanpa selimut. Lagipula jika aku harus memindahkannya ke kamar pasti akan sangat sulit. Selain memiliki kaki yang panjang, sahabatku itu juga memiliki bobot tubuh yang lumayan merepotkan jika harus dipapah oleh seorang perempuan sepertiku. "Bukannya kau yang selalu berakhir tertidur, hm?"
"Kali ini aku pasti terjaga hingga seluruh film habis. Film-film ini semua favoritku." Ia, memasukan sebuah CD ke dalam CD playerku. Katakan kami ketinggalan jaman karena kami masih menggunakan CD untuk menonton disaat orang lain hanya perlu mendownload film yang mereka sukai di internet atau menonton melalui Netflix, tapi ini yang kami sukai. Menonton dengan CD itu lebih menyenangkan. Paling tidak bagi kami berdua. "Hei, kau sudah menyiapkan makanan ringankan?"
"Hm... tunggu biar aku ambilkan."
Aku berjalan kearah dapur dan mengambil makanan ringan yang sudah aku siapkan. Makanan yang wajib ada di setiap sesi menonton kami. Semangkuk besar popcorn dan dua gelas jumbo coklat panas dengan beberapa potong marshmallow didalamnya. Terdengar lezat.
"Ini." Aku menyerahkan bagian coklat panasnya dan meletakan coklat panasku sendiri serta popcorn itu di tengah-tengah posisi kami duduk. Kami memilih duduk dibawah sofa karena lebih nyaman. Lagipula karpet tebal sudah cukup melindungi kami dari dinginnya lantai yang bisa menusuk kulit. Dan jangan lupa sebuah bedcover panjang dan tebal yang juga bisa membantu kami melewati dinginnya malam. Kami memang selalu menggunakannya satu berdua. "Film apa yang akan kita tonton pertama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT Oneshoot Series
FanfictionSekumpulan oneshoot romance dengan anak-anak NCT sebagai pemeran utamanya.