"Jadi, kau lebih menyukai anak baru itu ketimbang Saguru Hakuba?"
Kerumunan disekitar lapangan basket amat mudah terlihat oleh mataku. Akhir-akhir ini para siswi sangat senang merelakan waktu pulang sekolah mereka hanya untuk menonton latihan para atlit basket sekolah kami. Bukan pemandangan langka sebenarnya. Hal itu sudah terjadi sejak lama. Namun beberapa bulan ini, kerumunan disana tampak lebih padat. Itu karena sekolah kami kedatangan seorang siswa pertukaran pelajar dari China. Dan dia tiba sejak 5 bulan yang lalu.
Awal kedatangannya memang sudah menjadi bahan pembicaraan satu sekolah. Itu karena desas-desus yang mengatakan jika laki-laki itu sangat tampan. Satu sekolah luar biasa gempar ketika hari pertama ia menginjakan kaki disini. Karena nyatanya desas-desus itu benar. Dia amat sangat tampan. Memiliki senyum yang indah dan sikapnya juga sangat sopan. Siapa yang tidak jatuh hati?
Aku pertama melihatnya saat tak sengaja berpapasan di depan toilet. Saat itu dia berjalan melewati toilet perempuan dan kebetulan -yang sangat kusyukuri- aku baru keluar dari toilet. Dan tanpa bisa dihindari, kamipun bertabrakan. Dia membantuku berdiri karena saat itu aku terjatuh. Dan itu jujur saja memalukan. Terjatuh didepan orang tampan, yang benar saja?
Dia tersenyum. Sangat manis. Membuatku tak bisa mengalihkan pandangan darinya.
"Kau baik-baik saja?" Kala itu ia mengulurkan tangannya sambil menatapku dengan pandangan agak khawatir. "Maaf aku tak sengaja."
"Ah tidak, ini bukan salahmu. Aku yang terlalu ceroboh." Ragu-ragu kusambut uluran tangannya. Dan aku tahu, jika aku langsung jatuh hati pada anak baru itu saat itu juga.
***
"Berhenti memandanginya seperti itu. Lebih baik segera dekati dia sebelum ada perempuan lain yang mencurinya." Aku merasakan tepukan halus dipundakku. Itu Yeri. Dan dia sahabatku yang paling aku sayangi.
"Ck, jangan bercanda. Dia itu tidak mengenalku. Bagaimana mungkin dia bisa kudekati?"
"Nah karena itu. Dekati dia dan berkenalanlah. Setelah itu dia pasti mengenalimu."
"Yeri please..." Aku mengarahkan pandanganku yang semula menatap lapangan basket menjadi berbalik menatap sahabatku yang sudah tersenyum menggoda. "Aku tak seberani itu."
"Yah, jika tidak dirimu yang bergerak siapa lagi? Anak baru itu?" Yeri memandangku malas. Aku tahu sahabatku itu sangat senang ketika aku mengatakan aku menyukai anak baru itu. Dia bilang anak baru itu orang yang baik. Terpancar dari matanya, katanya. "Kau pikir mudah untuknya bergerak ketika dia sendiri dihadang oleh barisan fangirlnya di sekolah ini?"
"Hei, mana mungkin dia bergerak untuk mendekatiku. Dia saja tidak mengenalku."
"Nah itu kau tahu. Satu alasan lagi mengapa kau yang harusnya bergerak lebih awal."
Shoot. Aku sadar Yeri benar. Tapi aku terlalu pemalu untuk itu.
"Ah sudahlah. Apa yang sebenarnya sedang kita bicarakan?" Aku segera memotong percakapan ini karena kurasa arah pembicaraaannya mulai aneh. "Oh ya, kau jadikan mengantarku ke toko buku hari ini? Kudengar komik Conan volume terbaru terbit hari ini. Aku harus memilikinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT Oneshoot Series
FanficSekumpulan oneshoot romance dengan anak-anak NCT sebagai pemeran utamanya.