TerunTuk Kamu:
Kamu yang sedang tertawa dengan lepas di hadapanku. tepatnya di hadapan keluarga besar kita, iya keluarga kamu dan keluarga ku.
Aku ikut tersenyum untuk kesekian kalinya, tersenyum miris. melihatmu bahagia dengan orang lain, dan itu sudah cukup menyadarkanku bahwa kamu dan aku tidak akan pernah menjadi kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
TerunTuk Kamu(picisan)
Historia CortaTeruntuk kamu siapa pun kamu, kamu harus tau aku disini dengan sejuta angan-angan tentang mu, tentang kita. bersabarlah tuhan sedang membuka pintu untuk kita.